bc

Sungguh Cinta

book_age18+
13
IKUTI
1K
BACA
like
intro-logo
Uraian

Livia mengangkat wajahnya dengan penuh ketegaran saat hakim mengetuk putusan perceraiannya dengan Andreas pria yang kini menjadi mantan suaminya, namun Livia masih sangat mencintainya.

Livia tidak pernah menyesal mengambil keputusan menikahi duda beranak satu itu tiga tahun lalu karena Livia sudah sejak lama mencintai Andreas.

Namun Andreas masih sangat mencintai mendiang istrinya sehingga sulit menerima Livia didalam hatinya. Pernikahan ini dilakukannya tidak lain atas permintaannya terakhir mendiang istrinya dan juga untuk memberikan seorang ibu bagi putri semata wayangnya yang bernama Gemintang.

Empat tahun Livia berjuang menahan segala kesakitan dan patah hatinya hingga akhirnya dia memutuskan untuk melepaskan cintanya pada Andreas.

"Aku melepaskanmu bukan karena aku berhenti mencintaimu, hanya saja aku tidak akan pernah sanggup melihat dirimu tersiksa sepanjang waktu berada disamping orang yang sama sekali tidak kau cintai.. semoga suatu hari kau dapat membuka hati lagi untuk seseorang, walaupun itu bukan diriku tapi aku akan selalu berbahagia untukmu.."

-Livia-

chap-preview
Pratinjau gratis
Permohonan
Selamat membaca... Disalah satu sudut meja sebuah kedai kopi, terlihat dua orang wanita yang kini tengah duduk di sebuah meja saling berseberangan. Kedua wanita duduk terdiam, sambil saling menerka apa yang ada dalam pikirin satu sama lainnya. Livia menatap dalam ke arah Fina, salah satu sahabat baiknya dulu saat kuliah. Penampilan Fina sangat terlihat berbeda jauh saat terakhir Livia bertemu dengannya dua tahun lalu saat pesta pernikahannya dengan Andreas. Tubuhnya jauh lebih kurus dan terlihat ringkih, wajahnya agak pucat dan sangat tirus. Melihat Fina entah kenapa hati Livia begitu khawatir. Berbagai pertanyaaan mulai bermunculan di benaknya, apakah keadaan Fina berhubungan dengan pernikahannya dengan Andreas. Yah Andreas, Jika Livia mengingat nama itu maka hatinya akan berdenyut nyeri. Andreas adalah pria yang dia cintai hingga saat ini, dan suami dari Fina perempuan yang pernah menjadi sahabatnya. Livia mencintai Andreas meskipun saat itu Andreas menolaknya Karena mencintai Fina hingga akhirnya Fina dan Andreas menikah setelah lulus kuliah. Dan sampai detik ini Livia masih berusaha melupakan Andreas meskipun sudah bertahun tahun dia mencobanya. Kini Fina masih menguatkan hatinya untuk mengatakan sesuatu hal besar pada Livia, dia sadar akan keputusan yang sudah dia ambil ini, dia melakukan ini demi kebaikan semuanya. "Jadi sebenarnya apa yang ingin kau sampaikan padaku Fina..?!" Livia mancari tahu alasan apa yang membuat Vina yang dulu merupakan salah satu sahabatnya terdekatnya itu tiba-tiba menemuinya setelah dua tahun mereka tidak pernah bertemu. "Apa kau masih mencintai Andreas ?!" Tanya Fina dengan ragu-ragu. "Apa..?! Kenapa kau menanyakan tentang hal itu..?!" Livia terkejut mendengar pertanyaan Fina. "Tolong katakan padaku Livia, aku mohon katakan sejujurnya apa kau masih mencintai suamiku..?!" "Fin, kamu ini bicara apa ?! bukankah dulu sudah aku katakan padamu jika aku akan melupakan Andreas, aku sudah melakukan itu semua sehingga kau tidak perlu khawatir aku akan menggangu pernikahan kalian..!" "Apa kau datang kemari dan bertanya ini padaku karena kau masih meragukan apa yang dulu pernah aku katakan padamu ?!" "Demi melupakan semuanya aku bahkan telah menghilang dari kehidupan kalian selama dua tahun ini, apakah itu belum bisa membuatmu merasa tenang juga Fina ?!" Livia tidak tahu kenapa Fina harus menanyakan hal itu, berusaha melupakan Andreas adalah hal yang masih dia coba lakukan hingga saat ini, Livia mengubur dalam-dalam nama itu tapi saat ini Fina kembali mengorek apa yang sudah lama dia coba tutupi dari dalam hatinya. "Livia, maafkan aku.. bukan begitu maksudku..?!" Sesal Fina "Aku tahu kau pernah terluka karena kata-kata ku padamu saat aku akan menikah Dengan Andreas, aku memaksa mu melupakan perasaanmu pada suami ku.. dan aku minta maaf. " Fina berkaca-kaca betapa dia menyadari kesalahannya pada Livia. Membuat wanita yang merupakan sahabatnya itu terluka karenanya. "Lalu apa, katakan padaku apa yang membuat mu hari ini datang mencari ku ?!" Fina menatap lekat pada Livia, dia meraih tangan Livia dan menggenggamnya. Livia menatap arah tangan Fina menggenggam tangan nya, dia pun tidak menolaknya dan mencoba membiarkan dan penasaran apa yang akan Fina katakan padanya. Livia meraik nafas panjang sesat mengatakan maksudnya, sudah sangat lama mempersiapkan hal ini dan hari ini dia akan mengutarakan keinginannya pada Livia. "Liv, kau mau kan menikah dengan suami ku..?!" "APA !!" Livia terkejut dengan apa yang barusan Fina katakan padanya, apa maksudnya Fina berkata seperti itu. Apa Fina ingin mempermainkan nya, bagaimana mungkin hal itu bisa begitu saja terucap olehnya, menikahi suami orang. Ini gila meskipun Livia masih memiliki perasaan pada Andreas tapi dia tidak pernah memikirkan akan melakukan hal seperti itu. "Apa kau gila Fina..?! Kau pikir aku ini apa ?! Kenapa kau mengatakan hal itu pada ku ?!" Livia merasa marah, dia tidak pernah merasa setersinggung ini. Fina tersentak walaupun dia tahu jika hal ini akan terjadi, sudah pasti Livia menganggapnya gila bagaimana bisa dia meminta mantan sahabatnya itu menikahi suaminya. "Kalau kau masih meragukan kata-kata ku itu terserah padamu, tapi aku sudah tidak menginginkan Andreas, harusnya kau tidak perlu menguji kesungguhannya dengan mengatakan hal itu, apa kau sebegitu ketakutan aku akan mengambil suami mu, aku tidak perlu khawatir karena aku tidak akan pernah melakukan itu !!". "Jika kau menemuikun hanya untuk menanyakan hal konyol itu sebaiknya kau pergi saja, aku masih harus melakukan pekerjaan ku..!!" Livia berdiri dan berbalik meninggalkan Fina , namun suara tangis Fina yang pecah seketika menghentikan langkahnya. "Livia.. hiks..hikss.. aku.. aku sekarat..!!" Perkataan Fina membuat langkahnya terhenti dan kembali menoleh kearah Fina yang wajahnya sudah banjir oleh air mata. "A-apa yang kau katakan..?! Apa maksudnya ?!". "Aku sakit Liv, a-aku akan segera mati !!" Ucap Fina sambil terisak. "Fina, jangan bicara omong kosong !!" Sambil terus menangis Fina mencoba menceritakan apa yang terjadi padanya. "Dokter memvonisku menderita Leukemia saat aku masih mengandung putriku.. aku sekarat dan waktuku tidak banyak lagi !" "Apa!" Livia masih mencoba mencerna apa yang barusan didengarnya. "Fina sakit..?! Leukimia ?! "Aku tidak akan punya banyak waktu lagi untuk bisa mendampingi Andreas dan putri ku, leukimia ku sudah stadium akhir, Liv.." Livia mengamati lagi wajah Fina yang sudah sangat pucat itu. Jadi itu adalah alasannya Fina terlihat semakin kurus, tatapan matanya sudah tidak secemerlang dulu. Kini tatapan matanya hanya ada kesedihan didalamnya. Kini Livia mengerti semua yang membuat Fina berubah menjadi seperti ini karena dia sedang sakit. "Lalu, kenapa kau malah meminta hal konyol itu padaku di saat kau sedang sakit seperti ini ?!" "Hanya kau yang bisa mendampingi Andreas setelah aku tidak ada, kau yang bisa menjadi istrinya dan menjadi ibu sambung bagi putri ku..!" "Fina, apa kau dasar dengan apa yang kau katakan..?!" "Aku tahu Liv, aku tahu.. tapi aku juga sangat tahu jika kau masih mencintai Andreas, hanya kau yang bisa dan mampu menjadi pendamping nya.." "Ini gila, permintaan mu tidak masuk akal. Bagaimana bisa kau meminta wanita lain menikahi suami mu sendiri..?!" "Aku tidak punya banyak waktu Livia, sebelum aku pergi aku ingin memastikan jika Andreas memiliki pengganti ku dan ibu sambung bagi putriku. Dan hanya kau yang terlintas di benakku, kau yang mampu melakukannya karena kau masih mencintainya .." "Aku mohon menikahlah dengan Andreas, tolong dampingi dia untuk melewati semuanya..!" "Maaf Fin, aku gak bisa.. walaupun aku masih mencintainya tetap saja aku tidak akan mungkin menikahi pria yang sudah menikah, terlebih lagi dia tidak pernah mempunyai perasaan padaku.." "aku yakin kau pasti bisa sembuh jadi jangan katakan hal seperti itu karena aku yakin jika Andreas juga tidak ingin menikahi wanita lain selain dirimu.. kalaupun dia mau, kau bisa mencarikan saja wanita lain yang bisa mendampinginya, tapi maaf aku tidak bisa ..!!" Fina merasa sedih mendengar penolakkan Livia atas permintaannya. Dia tidak bisa mempercayakan suami dan anaknya pada wanita lain selain Livia, karena dia sangat yakin Livia adalah wanita yang tepat untuk Andreas. Mengingat betapa Livia sangat mencintai suaminya dulu, meskipun Andreas tidak membalas perasaan Livia karena mencintai dirinya. Fina tidak mau Livia menolaknya, dia harus bisa meyakinkan Livia karena dia sadar jika dia tidak punya banyak waktu lagi. Fina berdiri dan melangkah tertatih sebelum akhirnya bersimpuh di kaki Livia dan memohon untuk mengabulkan permintaannya. "Aku mohon Liv, tolong setidaknya pikirkan lagi, pikirkan permintaanku ini. Kau bisa memiliki Andreas, aku hanya bisa pergi dengan tenang jika kau yang memiliki nya..!" Sambil memohon dan terisak Fin mencoba meyakinkan Livia. "Apa yang kau lakukan, berdiri Fina !!" Livia mencoba menarik tubuh Fina agar berhenti bersimpuh di kakinya. Untung saat itu keadaan kafe Livia sedang sepi jadi apa yang dilakukan Fina tidak menjadi perhatian orang-orang. "Fina, suami mu bukan barang yang bisa dengan mudah kau berikan begitu saja pada orang lain, dia punya perasaan. Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaannya jika dia tahu kau memohon pada wanita lain untuk menikah dengannya..?!" Fina kini semakin merasa yakin jika Livia lah wanita yang tepat, bagaimana dia masih memikirkan perasaan Andreas walaupun dengan jelas Andreas tidak pernah memiliki perasaan padanya. Lebih tepatnya tidak menyadari perasaannya pada Livia. "Tidak aku mohon sebelum kau mau menikah dengan suamiku aku tidak akan berdiri, setidaknya tolong coba pikirkan permintaanku padamu ini Liv!!" "Aku.. aku gak bisa Fina, tolong.. tolong mengerti aku, bagaimana bisa aku melakukan hal itu ..?!" "Dan tolong pikirkanlah perasaan suami dan juga kelurga mu.. pikirkanlah mereka semua sebelum kau memtuskan semua ini !!" "Aku tahu kau merasa putus asa karena keadaan mu, tapi ini bukan cara yang tepat Fina.. kau masih bisa berjuang untuk kesembuhan mu.. yakinlah kau akan sembuh, kau harus sembuh demi keluarga kecil mu.. " Ucapan Livia menyadarkannya Fina betapa Livia adalah wanita yang sangat baik, bagaimana Livia masih tetap memikirkan dirinya padahal dulu Fina pernah sangat melukai Livia. Dulu persahabatan mereka begitu erat, hingga suatu saat Fina memilih menjadi egois, Fina tahu jika Livia mencintai Andreas tapi Fina tanpa memikirkan perasaannya memerima perasaan Andreas, sesaat setelah Andreas menolak cinta Livia. Livia yang kala hatinya sakit bak di taburi garam saat melihat jika Fina sahabatnya ternyata diam-diam mempunyai perasaan pada pria yang menjadi cinta pertamanya. Mereka menjadi pasangan kekasih tanpa memikirkan apa yang Livia rasakan. Mengingat kembali kenangan itu Fina semakin merasa buruk, dia kembali menangis sedih. Karena terlalu banyak menangis Fina mulai melemah dan dengan seketika dia jatuh pingsan tepat di hadapan Livia. "Fina !!" "Fin.. apa yang terjadi.. tolong.. tolong.. Fin sadar Fin..Ya Tuhan..Finaaa !!" Livia sangat panik dan kemudian memanggil beberapa karyawan kafe untuk membantunya mengangkat tubuh Fina. "Sepertinya ibu ini datang bersama supirnya..!!" Ucap salah satu karyawan di kafe Livia. "Tolong panggilkan supirnya, Wan !!" "Baik.." Tidak berapa lama supir pribadi yang mengantarkan Fina masuk dan mendapati nyinyanya sudah pingsan tak sadarkan diri. "Nyonya Fina !! "Pak, tolong Fina pingsan... Tolong bapak antarkan kerumah sakit..!" "Baik Mbak.." Livia kini ikut kedalam mobil untuk menemani Fina hingga ke rumah sakit. Ketika di tengah perjalanan livia samar-samar mendengar jika pak dirman yang merupakan supir Fina menghubungi Andrea dan mengabarkan keadaan Fina yang tiba-tiba tak sadarkan diri. Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju rumah sakit tempat Fina di rawat, rupanya Fina sedang di rawat di rumah sakit itu tapi dia meminta pergi dan memaksa untuk menemui Livia. Livia sedikit menyesal dengan prasangkanya terhadap Fina, jadi Fina memang sedang merasa putus asa karena penyakitnya sehingga dia bisa mengatakan agar Livia menikah dengan Andreas. "Fina.. kenapa kamu memaksakan dirimu sampai seperti ini..?!" Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit,Fina langsung dilahikan ke ICU untuk segera mendapatkan penanganan. Semangat Livia denga harap-harap cemas menungguinya di depan ruang ICU. Beberapa saat Livia terlihat mondar-mandir menunggu hingga dokter keluar dan menjelaskan keadaan Fina, Livia sangat cemas apalagi kini dia tahu jika Fina menderita kanker stadium akhir. Langkah kaki Andreas dengan lebar dan tergesa menelusuri lorong rumah sakit, begitu mendapatkan kabar jika Fina kembali drop dia langsung bwegegas meninggalkan pekerjaannya untuk segera menemui istrinya. Dari kejauhan Livia menatap Andreas yang terlihat sangat panik, Livia sempat membeku beberapa saat ketika kembali melihat pria yang masih ada di dalam harinya itu. Setelah dua tahun berlalu Andreas sudah jauh berubah banyak, dia tanoak lebih dewasa dan juga semakin tampan. Setelah Andreas benar-benar berdiri di depannya baru lah Livia tersadar dari pikirannya. Andreas terlihat benar-benar panik. Dia beberapa kali ingin membuka pintu pembatas kav itu namun dia berkali-kali mengurungkan niatnya. Andreas terlihat gwlisa dan berjalan kesana-kemari, beberapa kali dia terlihat mengusap wajahnya dengan kasar. Seolah merasa bersalah. Tiba-tiba Andreas tersadar ada sosok wanita yang dia kenal yang juga ada di dekatnya, yang sedari tadi terdiam mentap ke arahnya. "Livia !! Kenapa kau bisa ada disini ?!" Andreas sedikit terkejut menatap Livia yang berada di hadapannya. "Ahh.. Dre, aku.. aku yang membawa Fina kemari !" Ucap Livia. "Fina, jadi dia tadi bertemu dengan kamu ?!" "Terus apa yang kamu lakukan sampai dia menjadi pingsan seperti ini..?!" Andreas tiba-tiba meninggikan nada suaranya. Dia merasa pasti jika kondisi Fina yang tiba-tiba drop seperti ini karena Livia penyebabnya. Bukan tanpa alasan Andreas mencurigai Livia, dulu saat fina menjalin hubungan dengan dirinya yang jelas-jelas adalah pria yang Livia sukai. Livia sempat marah dan bertengkar hebat dengan Fina dan membuat Fina sedih Hingga jatuh sakit. Apalagi melihat sekarang kondisi Fina seperti ini setelah bertemu dengan Livia, pasti semua ini karena Livia pikir Andreas. "Apa ?! Jadi kau malah menuduh aku yang membuat keadaan Fina seperti ini !!" Livia menatap Andreas dengan tatapan terluka. "Aku tidak melakukan apapun yang melukainya, kenapa kau tega menuduhku seperti itu..?!" "Kau tidak usah bohong Liv aku tahu kau seperti apa..!!" "Lalu kalau bukan kau siapa lagi?!.. sebelumnya dia baik-baik saja saat meminta ijinku untuk keluar sebentar, ternyata dia malah keluar untuk bertemu dengan mu..!" Ucap Andreas dengan ketusnya. "Untuk apa kau ingin menemuinya ?!" Tanya Andreas lagi. "Apa?! Aku bahkan tidak pernah ingin bertikagibdengannya.. kenapa juga aku harus ingin menemuinya..?!" Ucap Livia membela dirinya. "Aku tahu kau masih marah dannkexewa pada Fina, tapi sebenarnya apa yang kau inginkan dari Fina ?! Apa kamu masih mau membuat dia terluka. Aku mohon Liv, jika aku dulu lebih memilih Fina itu karena aku memang mencintai dia dan tidak memiliki perasaan apakun padamu, jadi berhentilah untuk selalu menyalahkan Fina.." Livia merasa hatinya sangat sakit, bagaimana bisa Andreas menuduhnya seperti itu. Livia merasa marahsaat ini. "Dengar ya Dre, aku tidak pernah ada niatan untuk bertemu lagi dengannya apalagi menyakiti hati Fina, setelah kalian bersama dan menikah aku sudah pergi dari kehidupan kalian bukan ?! Apa semua itu tidak bisa membuktikan jika aku benar-benar tidak ingin berhubungan lagi dengan kalian ?!... Lalu hari ini istri mu datang sendiri padaku, mengatakan hal yang tidak masuk akal, lalu dia tiba-tiba pingsan, dan setelah semuanya dan kau datang-datang lalu menuduhku yang menyebabkan istrimu jadi seperti ini ?!" Livia berkaca-kaca. Dia sudah sangat ingin menangis saat itu juga tapi dia menahannya sekuat mungkin. "Aku tahu kau tidak menyukaiku dari dulu, tapi setidaknya tolonglah gunakan logika mu dengan baik, apa aku tega menyakiti dia terlebih dia sedang sakit parah seperti saat ini..?!" Andreas terkesiap, jadi Livia sudah mengetahui keadaan Fina yang sebenarnya. Seketika dia merasa bersalah lada Livia. Dilihatnya tatapan Livia yang sangat terluka karenanya. "Aku rasa aku tidak perlu repot-repot mengkhawatirkan keadaan Fina lagi sekarang toh kau suaminya juga sudah datang kemari, lebih baik aku pergi karena ini benar-benar konyol aku hanya ingin membantunya tapi kau malah menuduhku.!!" Livia kemudian melangkah pergi, dia sangat marah dan juga sedih apa sebegitu rendahnya dirinya di mata Andreas hingga pria itu tega menuduhnya menyakiti istri rapuhnya itu. Sementara Andreas tidak dapat mengatakan apapun dia hanya menatap punggung Livia yang semakin menjauh, dia merasa bersalah tapi lidahnya kelu untuk hanya mengucapkan maafpun terasa begitu sulit. Tapi kemudian Livia menghentikan langkah kakinya dia kemudian berbalik, dia menatap Andreas yang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. "Jika Fina sadar, tolong katakan padanya kalau aku sampai kapanpun tidak akan melakukan hal yang dia minta !!.. dan satu lagi tolong katakan padanya aku harap dia tidak akan datang lagi untuk menemui ku !!" Andreas menatapnya dengan kebingungan, sebenarnya apa yang kedua wanita itu bicarakan sebelumnya. Hingga Livia mengatakan hal itu padanya. Livia kemudian pergi dengan langkah besar meninggalka Andreas yang masih tajam menatapnya, hatinya sangat sakit. Bagaimana bisa Andreas dengan begitu tega dan juga tanpa mau mendengarkan penjelasannya menuduhnya seperti itu. Dulu Livia pernah melukai Fina dengan kata-katanya, bagaimana tidak Fina adalah orang yang paling tahu bagaimana perasaan yang dia milikinya untuk Andreas, Fina juga yang menyarankan untuk dirinya menyatakan perasaannya pada pria itu. Namun ternyata Andreas menolak perasaan Livia karena dia sudah lama menyukai seseorang tanpa tahu jika seseorang itu adalah sahabatnya sendiri yaitu Fina. Fina juga awalnya terkejut karena ternyata Andreas memiliki perasaan padanya bahkan sudah sangat lama, Fina juga yang sebenarnya mempunyai kekaguman pada Andreas tanpa memikirkan bagimana perasaan Livia langsung menerima Andreas saat pria itu menyatakan perasaannya. Hati Livia sangatlah sakit ketika pertama kali mengetahui hal itu, Livia sangat marah dan mengutarakan apa yang dia rasakan, Fina merasa bersalah tapi dia juga menyukai Andreas. Dan sejak itu persahabatan mereka berakhir. Bagaimana bisa Fina begitu tega padanya. Tanpa memikirkan perasaanya dengan tanpa beban menerima semua cinta Andreas dan membuat Livia semakin terluka melihatnya. Butuh waktu lama bagi Livia untuk melupakan sakit hatinya, meskipun sesudah itu dia bisa menerima dan memaafkan Fina tapi persahabatan mereka tidak bisa kembali terjalin kembali. Hingga suatu saat Andreas melamar Fina. Fina dengan sangat bahagia menerimanya, namun Fina masih merasakan kejanggalan dihatinya. Maka sehari sebelum pernikahannya Fina menemui Livia dan memohon pada Livia untuk melupakan Andreas. Fina ketakutan jika Livia akan mengambil Andreas suatu saat nanti darinya. Livia tidak percaya dengan apa yang dikatakan mantan sahabatnya, bagaimana wanita ini begitu tidak tahu malu mengatakan itu oadahalan dirinyalah yang terluka. Tapi Livia yang sudah bertekad melupakan andreas akhirnya mengucapkan janjinya di hadapan Fina jika dia tidak akan pernah muncul lagi di kehidupan mereka apalagi merebut Andreas darinya. Hingga dua tahun berlalu dan hari ini Fina sendiri yang datang padanya, sambil menangis Fina mengatakan permohonan yang tidak masuk akal bagi Livia, permohonan agar Livia bersedia menikah dengan suaminya. Livia merasa ini adalah omong kosong, meskipun dia masih mencintai Andreas tapi Livia tidak menginkan Andreas lagi ada didalam kehidupannya. Dia tidak menginkan Andreas dan Fina masuk lagi ke kehidupannya, tidak akan lagi.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Bad Prince

read
518.3K
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
843.3K
bc

Pengganti

read
304.0K
bc

Way Back Into Love || Indonesia

read
13.1K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
39.9K
bc

Chain Of The Past ( Indonesia )

read
4.1M
bc

Because Alana ( 21+)

read
364.3K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook