-Author POV- Caryn duduk dengan berderai air mata, ia sedih dan hatinya sangat sakit. Ia tidak perduli jika ia dikatakan cengeng, toh! Caryn sudah merasa selalu tersakiti, seakan-akan kebahagiaan tidak berpihak kepadanya. Semuanya begitu sulit, sulit dalam keadaan dan hati. Caryn menangis tanpa suara, dia memuaskan dirinya untuk menangis. Tatapan Caryn kosong, pikirannya kemana-mana. Tetapi yang jelas, ia memikirkan pernikahannya yang buruk. Kenapa takdir perjalanan hidupnya seperti ini? Caryn sudah mendengarkan semua yang dikatakan orang yang ia benci, orang yang pernah berbuat jahat padanya di masa lalu, dan orang itu adalah Enzo. Enzo belum pulang, bahkan tidak ada niat untuk meninggalkan Caryn, rasanya ia ingin selalu tetap bersamanya. Caryn merasa tidak percaya jika Istvan, suami

