“Lembur lagi, Zi?” tanya Icha, teman satu divisinya yang terlihat sudah bersiap pulang saat jam menunjukkan pukul 6 sore.
“Iya nih, biasa akhir bulan sibuk urus closingan,” balas Ziona sambil tersenyum tipis.
“Oke, gue balik duluan ya. Semangat!” ucap Icha sambil mengepalkan tangan kanannya, meski tidak berpengaruh sama sekali bagi Ziona.
“Thanks!”
Ziona Lavanya atau biasa dipanggil Zizi menatap sekeliling, divisi finance accounting dimana dirinya bekerja sudah tampak sepi, hanya tinggal segelintir orang yang bertahan di meja kerja, sibuk mengurus laporan akhir bulan perusahaan. Termasuk dirinya.
Ziona menghembuskan nafas pelan, merasa lelah namun tidak memiliki pilihan lain selain menyelesaikan pekerjaannya. Mau bagaimana lagi? Laporan akhir bulan harus segera diselesaikan, jika tidak, atasannya besok pasti akan mengomel!
‘You can do it, Zi!’ batin Ziona menyemangati dirinya sendiri, berharap pekerjaannya bisa selesai sebentar lagi.
Tiga jam kemudian…
Ziona merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal. Rasa lelah menghampiri otak serta tubuhnya karena tidak berhenti berpikir dan bekerja sejak tadi pagi. Akhirnya setelah berjam-jam berkutat dengan angka dan computer hingga matanya lelah, laporan yang dikerjakannya sejak tadi selesai juga!
‘Tinggal cetak, terus pulang, mandi, dan tidur!’ batin Ziona, tidak sabar ingin segera merebahkan diri di ranjang empuk miliknya.
Ziona bersenandung lirih, menghibur diri sendiri yang masih bertahan sampai selarut ini di kantor. Beberapa orang karyawan yang tadi lembur, satu persatu sudah pulang dan kini hanya ada Ziona seorang diri. Takut? Tentu tidak. Ziona tidak takut hantu, dirinya lebih takut pada manusia yang kelakuannya bisa lebih brutal daripada hantu!
Lagipula Ziona sudah biasa sendirian, dan dirinya tidak termasuk ke dalam kategori penakut. Bagaimana tidak? Bahkan Ziona bisa nonton film horror di bioskop sendirian, makan di café sendirian, jalan-jalan ke mall sendirian, dan masih banyak hal lain yang bisa Ziona lakukan sendiri, bahkan travelling ke luar kota pun bisa Ziona lakukan seorang diri tanpa perlu bergantung pada teman-temannya yang sebagian besar memang sudah sibuk dengan pekerjaan dan urusan pribadi masing-masing!
Terdengar menyedihkan? Mungkin, tapi itulah dirinya. Bahkan hanya dengan sendiri, Ziona tetap bisa menghibur diri dengan caranya sendiri. Setidaknya Ziona tidak perlu bergantung pada orang lain kan?
“Done!” gumam Ziona sambil mengambil kertas laporan yang sudah dicetaknya, dimasukkan ke dalam map dan meletakkannya di dalam laci meja kerja miliknya agar besok pagi bisa langsung diserahkan kepada atasannya!
“Saatnya pulang!” ucap Ziona sambil mematikan computer dan mengambil tas kerjanya.
Kakinya melangkah ke halte busway yang berada tidak jauh dari kantornya, namun langkah Ziona mendadak terhenti saat seorang pria menghadang langkahnya.
‘Damn! Kenapa gue bisa ketemu sama cowok mabuk begini?’ batin Ziona sambil menatap mata sang pria yang tampak tidak fokus, ditambah aroma alkohol yang begitu tajam langsung menusuk indera penciuman Ziona dan membuatnya mual seketika!
“Halo, Cantik! Mau kemana buru-buru? Mending temenin gue minum yuk!” ajak sang pria sambil tangannya berusaha menarik lengan Ziona.
Secepat kilat Ziona menghindar, tidak ingin berurusan dengan pria mabuk. Tidak mabuk saja sudah terlihat berbahaya, apalagi saat mabuk dimana setiap orang tidak bisa berpikir jernih karena dipengaruhi alkohol kan?
Jujur, Ziona merasa ngeri, takut terjadi hal buruk padanya, namun Ziona berusaha terlihat santai. Jika dirinya terlihat ketakutan, itu akan membuat si pria semakin berani!
“Maaf, Mas, saya harus pulang. Permisi,” balas Ziona sopan, tidak ingin memprovokasi pria yang sudah dikuasai alkohol.
Ziona baru hendak kembali melangkah saat pria itu dengan cepat mencekal pergelangan tangannya, tidak menerima penolakan membuat Ziona memekik kaget. Tidak menduga kalau pria itu akan nekat memaksanya!
Ziona menatap sekeliling yang tampak sepi. Rasa takutnya semakin menjadi-jadi. Tidak ada siapapun di sekitarnya. Tidak heran karena Ziona mengambil jalan pintas yang lebih dekat menuju halte busway, tapi siapa sangka malam ini Ziona akan bertemu dengan pria mabuk?! Damn! Kini Ziona hanya bisa menyesali keputusannya!
Jika tau akan ada kejadian seperti ini, Ziona pasti enggan melewati jalan pintas, setidaknya dengan begitu Ziona tidak dicegat oleh pria mabuk! Sekarang menyesal pun percuma, Ziona hanya bisa berdoa dan berharap agar tidak terjadi hal buruk padanya!
“Maaf, Mas. Tolong jangan seperti ini,” ucap Ziona, berusaha melepaskan diri. Berharap pria itu bersedia melepaskan cekalan tangannya pada pergelangan tangan Ziona yang sudah terasa sakit karena pria itu mencengkeramnya cukup erat!
Tapi percuma, pria itu seolah tidak mendengarnya, malah sengaja menyeret Ziona entah kemana! Ziona mencoba berteriak, tidak mungkin lagi berdiam diri. Dirinya hanya seorang gadis yang tenaganya pasti tidak akan sebanding dengan pria mabuk yang sedang menyeretnya dengan kasar ini!
Teriakan Ziona membuat pria itu murka dan menampar pipi kirinya hingga membuat Ziona langsung jatuh tersungkur! Telinga Ziona berdenging. Tamparan pria itu benar-benar menyakitkan seolah mengerahkan seluruh tenaganya! Siall!
Ziona sadar kalau dirinya harus bisa melawan, jika tidak, pria itu pasti akan melakukan hal lain yang jauh lebih buruk padanya! Tidak, Ziona tidak mau dijadikan tumbal nafsu oleh pria b***t macam ini! Ziona kembali berteriak, berdoa agar ada seseorang yang datang menolongnya. Pria itu baru hendak melayangkan tamparan kedua pada pipi Ziona saat terdengar suara seseorang berteriak di dekat mereka. Suara tegas seorang pria.
“Woi, mau ngapain lo?!”
Ziona mendesah lega saat doanya terkabul. Thanks God!