dertttt...derttt...deeertt..
" hallo sayang mas sudah di parkiran adek bisa turun sendiri kan ? "
" bisa mas wait yaah.. "
sejenak aku merapikan gaun dan riasanku yah sudah sangat tampak sempurna gaun dengan bewarna putih tulang yang melekat ditubuh indah ku, dengan belahan samping yang sangat tinggi hingga memperlihatkan paha ku yang putih dan mulus, segera aku menutup pintu dan pergi ke parkiran.
" adek.. cantik banget ? "
" masa sih ? ini terlalu seksi sayang"
" tapi pas kok ditubuh adek, emang yah mas tuh gak salah kalau milihin baju buatmu " sambil dia memelukku , aku sangat beruntung punya lelaki seperti Leon yang selalu memanjakan dan mencintaiku apa ada nya, dia bahkan selalu rela demi apapun untuk aku.
" mas "
" iya adek kenapa ? " selalu saja dia mengelus kepalaku dan menciumnya yah lelaki ini sudah ku anggap lebih sekedar pacar.
" gakpapa "
" apaan sih sayang kamu nih gemes banget mas pingin gigit rasanya "
" emangnya aku makanan apa ?? ihh . jangan gelitikin aku geli mas "
" habisnya kamu gemesin "
Sesampainya dirumah mas Leon, aku disambut oleh papa mamanya yang sudah kuanggap keluarga sendiri, keluarga mas Leon emang dari lingkungan konglomerat, tak heran acaranya sangat mewah udah kayak mau nikahan aja.
" Kirana kamu cantik sekali sayang " ucap mama yang selalu memuji ku jika bertemu dengannya, yah kita emang sudah akrab sekali bagai anak dan ibu kandung sendiri.
" mama juga cantik bingits udah kayak anak anak ABG aja "
" ah kamu bisa aja sih sayang.. udah yuk mari duduk disini Kirana kan sebentar lagi jadi istri Leon jadi duduk nya di meja keluarga inti " aku bahagia sekali diperlakukan istimewa dengan keluarga kekasihku, tapi tiba tiba aku melihat seorang pria yang tampak tak asing sepertinya aku pernah liat tapi dimana yaah, wajah yang putih dilengkapi dengan brewok yang tidak begitu lebat, badan yang kekar dengan stelan jas yang membuat lekukan tubuhnya sangat jelas, aaah iya dia pria yang ada difoto itu, tapi kok dia sedang bersama anak kecil apa itu anaknya ?
" aduh keponakannya om cantik sekali sih sayang " ujar mas Leon, apa ? keponakan ? jadi pria itu kakaknya ? aku gak pernah tau. aku pikir Leon anak tunggal.
" sayang kenalin ini kakakku " perlahan ku angakat tangaku untuk berjabat dengan dia , belum sempat mengangkat sempurna dia langsung meraih tanganku
" Lean dan ini shila" senyumnya yang sangat tipis tapi membuat jantungku berdetak tidak karuan bagaikan di sengat listrik, yah tangannya hangat, sangat hangat dan nyaman
" salam kenal mas, saya Kirana " aku berusaha untuk tenang melihat makhluk Tuhan yang paling sexy ini, haha dia emang lebih sexy dari apa yang ada di foto. oh tidak dia emang beneran ganteng melebihi mas Leon.
" adek sebelum makan kita berdansa dulu yuk "
" papa aku juga mau berdansa " ucap Shila yang merengek ke papanya
" hai anak manis.. Shila juga mau, yuk bareng Tante dan om " ajakku pada anak gadis itu
alunan musik begitu merdu, dengan hamparan pepohonan yang ikut memeriahkan pesta malam itu, angin sepoi-sepoi beberapa orang sibuk makan, berdansa atau hanya mengobrol dan bercanda.
" mas adek mau minum sebentar " bergegas aku mengambil minuman yang sudah disediakan terlihat dari kejauhan bahwa mas Leon sedang berdansa dengan Shila . kemana papanya yah tak jauh aku berdiri ternyata pria itu sedang menikmati minumannya di meja makan sambil mengobrol dengan beberapa orang, tampaknya sangat serius . aku mencoba mendekat untuk mengambil ponsel di atas meja tak ku sangka gaun yang aku gunakan terjepit sehingga aku terjatuh tepat di atas mas Lean, tapi untung saja dia segera menangkapku dan membantuku. ah tidak hampir saja aku menciumnya .
" are you okay ? " dia menatapku . yah tatapan nya sangat tajam bahkan nafasnya pun terasa di permukaan wajahku, entah mengapa tanpa ku sadari aku menahan Saliva ku.
" Kirana ? " dia memanggilku kembali dan membetuli posisi kami, mungkin dia takut di sangka hal yang tidak-tidak untuk semua tamu
" adek kenapa ? " yah ku dengar suara mas Leon memanggilku
" gakpapa mas tadi kakiku tiba tiba kaku trus gak sengaja menabrak mas Lean , maaf yah mas " ku balikkan badanku tapi ternyata aku sudah tak menemukannya disana, sepertinya dia ke kamar mandi
" yasudah mas mau ngenalin calon istri nya mas ke para tamu undangan ayok ikut " ntah mengapa aku tak begitu berselera, aku masih membayangkan wajah tampannya mas Lean, ah dia begitu memikat hatiku apakah aku harus mengkhianati Leon? tidak mungkin
selepasnya acara aku bergegas pulang dan ditemani oleh mas Leon, aku mengajaknya mampir sebentar di apartemen ku untuk mengobrol tapi tak di sangka belum sempat aku membuatkan nya minuman mas Leon keburu memelukku dari belakang, yah pelukan ini ada artinya dia menginginkan yang lebih. bertubi tubi ciuman yang didaratkan dileherku hingga membuatku juga makin tidak tahan , ku balikkan tubuhku yah saat itu aku merasakan nafasnya yang sangat terburu-buru, dalam sekejap bibir kami pun sudah berbaur bersama saling bertukaran Saliva, saling melumat, saling meminta yang lebih tak kalah dengan tangannya yang meraba halus bagian dadaku. aku mengerang kesakitan kala ia meremas dadaku dengan kencangnya aah.. aah aaaah mas sakit yah jujur dia begitu kuat. tak ada ucapan yang dilontarkan Leon langsung menggendong ku atas ranjang dengan ganasnya dia membuka bajuku dengan sedikit memaksa aku tau dia tidak sabar tapi aku belum pingin cepat cepat . aku pun bangun untuk membenarkan posisiku Leon yang yang sudah dikuasai oleh nafsu pun tak kalah cepat menindihku sambil melumat bibirku yang hamoir bengkak karna ciumannya, lalu beralih ke leher dia menjilat kadang sedikit menghisap lalu turun 2 buah dadaku, perlahan dirabanya lalu diciumnya sambil tangan satunya meremas bongkahan daging yang lain, yah dia memasukan puncak p****** ku betapa sungguh menikmat aku pun menggelinjang hebat ketika dia melumat payudaraku ini, seakan dia sangat kelaparan, aku merasakan sangat basah dibawah sana , sesekali kukeluarkam desahanku yang membuat dia main bersemangat .
" adek enak ? " tanyanya
" mmpph.. aah mas " aku bener2 ingin berteriak pasalnya ini pertama kalinya kami bercinta.
" mas mau memuaskan adek malam ini, boleh yah ? " aku yang sama sekali sudah tidak ingat dengan komitmen dengan dia langsung saja mengiyakan. dia kini menciumin Bagain perut ku, di elusnya, dijilatnya bener bener aku sudah tidak tahan lagi , aku seperti ingin pipis.
" mas adek mau pipis " rengekku yang sebenarnya pun aku tidak rela ingin berhenti
" itu bukan pipis sayang, itu namanya kamu sudah sampai puncaknya, betul saja aku merasakan ada yang basah tapi bukan air kencing yang ku keluarkan, dengan desahan yang panjang , yang untungnya hanya kami yang bisa mendengar untungnya kamarku ini menggunakan alat peredam suara, ditambah suara hujan yang begitu deras . aaah aaaaaah leooon.. betul saja aku pun langsung lemas ketika mengeluarkan cairan itu sedangkan mas Leon kembali berusaha untuk membuatku b*******h kembali. di balikkannya tubuh ku hingga mengubah posisiku yang awalnya terletang berubah menjadi posisi sujud, aku merasakan ada sesuatu yang keras yang melekat di b****g ku, yah itu benda perkasanya mas, Leon yang sedang memasangkan pengaman dengan cepat berusaha memasuki , ini agak sedikit sakit karna itu aku agak merasa ngilu ketika dimasukkan " mas sakit "
" tahan yah sayang, sakitnya bentar aja kok " aku berpegangan di kasurku untuk menahan tubuhku dan tubuhnya mas Leon yang saat ini memompa ku dengan begitu lambat, yah sesekali lambat, sesekali sangat keras dan dalam .
aah.. ahh.. ahh Kirana sayang.. aaah aaaaah
aku pun tak kalah mendesah
aaah aaaaah mas aah mas lebih cepat aaah Leon pun dengan cepatnya memompa tubuhku dengan begitu dalam sampai rasanya aku melayang dan kita pun sama sama melepaskan dan berteriaah
aaaaaaaaaaahhhhhhhhh