03.

838 Kata
Disinilah anara sekarang,duduk bersampingan dengan si brandal m***m givano alexander reegan dan berhadapan dengan bu nani. Fiks abis ini telingga gue konslet! Saat sang guru masih sibuk dengan hp baru nya anara melirik tajam givano yang dengan santai mengupil, lalu menjentikan nya ke segala arah. Iyughhh.... Jorok banget sih! Ganteng-ganteng jorok! Merasa di perhatikan, akhirnya givano membalas tatapan jijik anara dengan tampang sok manis miliknya. "kenapa sayang?" tanya givano manja.jari telunjuk bekas ngupil tadi sengaja ia sodorkan di area pipi anara. "iyuuuuhhhhh jijik!!! Huwaa lo jorok amat sih anjeng!" pekik anara dengan intonasi tinggi. Sontak bu nani kembali melayangkan tatapan tak bersahabat kepada anara yang sudah berdiri menjauh. "kamu duduk!" perintah bu nani dingin, anara menundukan kepala nya kemudian menarik paksa kursi nya agar sedikit berjauhan dengan si tukang ngupil givano. Sedangkan givano, cowok itu tersenyum manis sambil sedikit memiringkan kepala nya menatap sang calon istri. Haha. Anara menghembuskan nafas nya pelan dan menatap ke arah lain saat givano menatap nya meledek. "kalian berdua! Dengarkan saya dengan baik!" ujar bu nani buka suara. "iya bu" sahut anara patuh. "iya mak" namun berbeda dengan si givano yang memangil bu nani dengan sebutan "MAK". "GIVANO!" tegur bu nani. "haderrr!!!" jawab givano tak kalah keras. Gila ni cowo kagak ada takut nya apa?! -batin anara melongo. "huft sudahlah, saya capek ngurusin kamu yang gak ada sopan santun sama sekali" keluh bu nani. "lah salah saya apa si bu? Salah saya mangil itu mak??? Denger ya bu.. Emak dan ibu itu satu arti yee kan jadi say----" "ssth diem gue capek denger lo ngebacot terus! Mulut lo gak berfaedah mending diem!" kesal anara. "oke sayang!" selanjutnya givano bungkam sambil terus saja menatap anara dengan tatapan mengoda, namun bagi anara itu tatapan meledek. "maaf bu, tadi kami reflek berbicara kasar, selanjut nya kami tidak akan mengulangi nya lagi. Jadi,Hukuman kami apa bu?" ucap anara sopan. Bu nani dan givano menatap anara dengan tatapan berbeda, yang satu dengan tatapan kagum dan satu lagi dengan tatapan tidak terima. "oke bisa itu toleransi, ibu maafkan. Dan ya-- kalian pacaran?" "IYA" "ENGAK" Anara kembali menatap givano tajam. "engak bu" "iya bu, bahkan setelah lulus anara mau saya lamar!" potong givano. "gausah halu lo! Gue mana mau nikah sama brandalan kayak lo!" "gini-gini gue ganteng!" "dasar narsis!" "DIEM! anara, ibu dengar kamu jadi guru pembimbing si givano? Ibu harap kamu bisa mendidik pacar kamu dengan baik. Sekarang kalian keluar!" Anara hendak melayangakn protes tapi lengan nya keburu di tarik oleh givano keluar. "MAKASIH EMAK NANI!!!!" teriak givano dari luar. "lepasin tangan gue setan!!!" ronta anara keras. "kita ke kantin! d**a lo gak berisi dengan baik jadi gue bakal kasi asupan bergizi!" Anara melotot tak percaya apa dia bilang d**a nya gak berisi?! Dada gue??? Anjing ni orang!! Anara menghentakan gengaman tangan givano keras, sehingga terlepas. Ia menujuk wajah putih itu dengan telunjuk nya hendak mengeluarkan caci maki nya. Namun, pandangan nya menangkap zain yang sedang berjalan dengan benalu alias cewe lain. Anara dengan sigap berlari mendekati zain---si peria yang ia incar dari masuk sd. Sesampainya di hadapan kedua insan itu anara dengan sigap mendorong cewe yang ia yakini adek kelas itu sampai tersentak ke tembok. "awh sakithh... Lo apa-apan sih kak?!"protes cewe dengan rambut warna warni menghiasi kepala nya. " Lo yang apa-apaan?!! Berani lo gandeng masa depan gue, mati lo sama gue!" hardik anara penuh ancaman, sontak cewe itu menunduk malu saat di lihat nya zain tidak peduli sama sekali. "ngapain lo masih disini?! PERGI! ATAU MAU GUE SERET?!" cewe dengan nama tag kayla putri itu pun pergi dengan malu. Anara tersenyum kemenangan saat kayla yang notabe nya sekertaris osis itu pergi. Kini ia menatap zain dengan raut wajah bangga karena sudha berhasil menghusir benalu pengangu zain. Gue yakin abis ini my pangeran pujaan bakal ngucapin makasih ama gue yuhuuu!!!! -- batin anara bersorak ria. Hingga sampai 10 menit kemudian pria dengan nama asli zain aldebaran putra itu masih setia berdiri menatap ponsel nya. "zain...." sabar, anara lengkap dengan senyuman lebar yang masih merekat erat di sudut bibir nya. Ayolah zain.... Ucapin makasih doang kenapa susah banget sih! Zain menatap wajah berharap anara sekilas, kemudian kembali focus pada ponsel nya. " ngapain disitu?" tanya zain seolah tak tau apa-apa. Senyum anara perlahan memudar, ia rasa nya ingin menangis sekarang. Ia hanya berharap pria es ini mengucapkan terimakasih saja. Zain... Sulit banget ya..... Selalu gini terus deh... Lama-kelamaan gue jadi perawan tua! Anara menunduk sebentar kemudian tersenyum lebar kembali. Gapapa lah... Sebagai ucapan terimakasih gue ngajak zain makan ke kantin aja! Anara mulai mengulurkan tangan nya di hadapan cowo itu, tapi cowo itu seakan tak peduli. Dengan kesal anara menarik paksa benda pipih itu. "zain, ayo makan bareng gue---" "Balikin hp gue sekarang!" geram zain mengkilat amarah. "no...no...no... Lo makan bareng gue dulu zain, sebagai ucapan terimakasih karena gue udah nyelametin lo dari benalu kayla hm!" zain memutar bola mata nya malas kemudian menatap anara sinis. " lo tau ga? Lebih baik benalu dari pada hama kayak lo!" Deg
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN