SATU TAHUN KEMUDIAN Gue bergegas keluar dari kamar seraya menenteng tas kerja. Sepertinya pagi ini gue bakal terlambat lagi. Gila, pekerjaan di kantor makin bikin gue sibuk. Proyek-proyek besar menuntut deadline. Terpaksa gue menyuruh tim bergerak cepat. Padahal, bulan lalu perusahaan sudah menambah dua tim baru. Namun, tetap saja kerjaan masih keteteran. "Sayang, sori. Aku sudah telat. Aku berangkat dulu nggak apa-apa, ya?" kata gue sambil bergegas menuju meja makan di mana Sita berada. Gue mendesah karena lagi-lagi Sita sedang memotong mangga muda. Biasanya dia akan mencocolnya dengan gula pasir. "Sayang, ini kan masih pagi, masa kamu udah makan mangga muda aja." "Aku nggak tahan, Ryl. Aku pengin makan yang asem-asem. Tadi sebelumnya udah makan roti kok," jawabnya dengan mata berk
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


