Seutas senyum kembali terukir di balik masker yang menutupi wajah Dera, setibanya ia di kafe. Lebih tepatnya, saat melihat pemandangan di dalamnya. “Satu Ice Americano, ya.” ujar Dera ke staf kafe di kasir. Tak lama kemudian, pesanannya datang. Menenteng minumannya itu, Dera menaruh pantatnya di sebuah kursi single tak berpenghuni di pojok kafe. Sembari membuka laptop dari dalam tasnya, mata Dera menelusuri penjuru kafe yang ramai dengan suara senda gurau dan alunan musik. “Lo tahu gak sih, masa’ kemaren dia nembak gue.” “Ahahahaha! Terus-terus jadinya gimana?” “Eh, baju ini cocok ga di gue?” Suasana tersebut persis sekali seperti kemarin, pekan lalu, atau bulan lalu. Jangan tanya bagaimana Dera bisa tahu karena ia sudah menjadi langganan di kafe tersebut sejak tahun lalu. Jadi, m

