Dera tidak menyangka hari ia akan dapat pergi ke kampusnya telah tiba. Setelah tiga tahun negerinya berusaha lepas dari virus Cororo, akhirnya saat ini tiba juga. Meskipun sejujurnya, kalau dibandingkan dengan negeri lain, tanah kelahiran Dera termasuk sangat tertinggal dalam penanganan penyakit mewabah tersebut tetapi pria muda itu tak ambil pusing. Yang penting ia masih bisa makan, minum, dan menikmati jaringan internet tanpa batas. Dengan tas ransel di punggungnya, Dera memasuki ruang kelasnya. Ia sudah menantikan suasana kelas yang ramai dan rusuh akan gelak tawa dari teman-teman sekelasnya. 'Siapa kawanku di balik pintu ini?' ujar Dera bertanya-tanya dalam hati. Ia pun berusaha menutupi kegembiraannya dengan membuka pintu ruang kelasnya pelan-pelan. Sayangnya, pemandangan yang t

