Sinar mentari mengusik tidurku pagi ini. Kulihat jam di nakas, ternyata masih jam setengah enam. Baru jam segini, kenapa udah cerah banget ya sinar mataharinya. Kuayunkan kaki menuju kamar mandi, kuawali ritual pagi ini. Setelah membersihkan diri lanjut ke dapur mini di kamar kostku. Sarapan pagi cukup dengan membuat roti bakar, tapi pakai teflon bikinnya. Maklum anak kost hidup sederhana harus bisa dengan apa yang ada.
Sambil membakar roti, eh lebih tepatnya disebut menggoreng roti. Pikiranku melayang kepembicaraan beberapa hari lalu di kantor.
" Say, dipanggil Pak kepala tu" kata Una.
" Ada apa sih dipanggil? Lagi enak-enak makan siang ini. Ganggu aja deh" jawabku dengan mulut manyun. Karena Kenikmatan makan siangku terganggu.
" Udah sana dulu, katanya penting " jawab Una.
" Iya deh, bentar. Nanggung ini makannya tinggal dikit" sahutku sambil menyendok makan siangku.
Setelah menyelesaikan makan siangku, aku menuju tempat kepala divisi tempat kami bekerja. Padahal masih jam istirahat kuluangkan waktu istirahat ku berkunjung ke sana.
" Permisi " ku ketuk pintu ruangan dengan setengah hati, antara niat dan gak niat.
" Masuk aja " jawab kepala divisiku
Beliau kepala divisi yang baik hati sama anak buahnya. Walaupun kami sering bercanda, tapi kami selalu menghormati beliau.
" Maaf pak, ada apa memanggil saya? " Kataku setelah mendudukan diri di kursi . Aku langsung menanyakan maksud dari panggilan yang dibilang penting ini. Sebenarnya aku penasaran banget, perasaan aku gak bikin masalah. Sampai aku dipanggil begini.
" Diva, kamu pasti penasaran kenapa kamu tiba-tiba saya panggil kan? " Jawab kepala divisiku.
" Eh, iya pak" jawabku. Udah tau aku penasaran, masih tanya lagi kenapa gak langsung kasih tau aja sih.
" Begini, kantor cabang kita yang di kota A membutuhkan bantuan karyawan. Soalnya, ada yang lagi cuti melahirkan " jawabnya.
" Iya pak, terus hubungan nya sama saya apa ya? " Jawabku. Perasaan mulai gak enak ni.
" Kalau kamu sementara waktu membantu di kota A bisa tidak? " Jawab kepala divisi.
" Maaf pak, apa tidak ada kandidat yang lain selain saya?" Jawabku berusaha mengalihkan ke orang lain. Sebenarnya jarak kost ku ke kota A lumayan jauh. Jadi kalau aku pindah kerja, otomatis perjalanan ke tempat kerja memakan waktu cukup lama. Enaknya aku pindah kost, tapi aku udah terlanjur nyaman sama kostku.
" Karena diantara semuanya, yang paling memenuhi syarat buat bantu disana kamu, kamu belum ada tanggungan keluarga " jawab kepala divisiku.
" Tapi nanti saya repot pak, nyari kost lagi nanti.saya udah terlanjur nyaman disini" jawabku
" Tolong lah , cuma kamu harapan bapak. Cuma sementara aja. Nanti kalau udah selesai cuti melahirkan nya kamu kembali kesini " jawab kepala divisiku.
" Baik pak " jawabku dengan berat hati.
" Terimakasih ya, kamu mulai pindah minggu depan " jawab kepala divisiku.
" Iya pak, saya permisi dulu" jawabku.
Aku keluar dari ruangan dengan menekuk muka. Sampai di tempat istirahat aku tetap gak bersemangat kerja. Membayangkan gimana repotnya pindah kerja dan pindahan kost yang ribet. Eh kok bayangin pindah kostan, orang nyari kost baru aja belum.
Karena hanyutnya pikiran ini, sampai tak terasa roti yang aku bakar udah matang. Melebihi matang sih, condong mau gosong. Ku angkat roti yang mau gosong itu ke piring. Sambil menunggu agak dingin, aku mebuat s**u coklat hangat untuk teman roti bakar. Setelah selesai menyeduh s**u coklat, kutinggal siap-siap dulu untuk brangkat kerja. Karena aku memang tidak suka makanan dan minuman terlalu panas, jadi aku selalu mensiasati sarapan setelah beres siap-siap kerja.
Setelah selesai sarapan, aku bergegas mengambil tas dan sepatu. Ku kenakan sepatu di depan pintu kamar kost. Memanstikan pintu sudah terkunci, aku berlalu meninggalkan kost yang sudah lumayan lama aku tempati. Rasanya enggan meninggalkan tempat yang selama ini jadi tempat berteduh ku. Besok aku sudah pindah tempat kerja, sementara akau belum mencari kost baru dekat tempat kerja.
Untuk sementara aku memutuskan tetap menempati kostku ini, untuk perjalanan ke kantor baru biar aku berangkat lebih awal. Karena jarak kost ku dan tempat kerja dekat, sehari-hari aku berangkat dengan jalan kaki.
Hari ini kulalui seperti biasa, tak terasa sudah jam lima sore. Hari ini terakhir aku bekerja ditempat ini. Aku langsung pulang ke kost. Sesampainya di kost aku langsung mendaratkan tubuh ini ke tempat tidur ukuran single yang berlapis sprei warna navy.
Mata ini terbius kenyamanan kasurku, jadinya aku terlelap sampai jam enam sore. Sadar kalau aku belum berganti baju, aku mulai menegakkan badan. Aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sekalian keramas. Berulang kali aku mengguyur rambutku, rasanya segar sekali. Setelah merasa bersih, kuraih handuk yang ada di pintu kamar mandi. Kubuka pintu kamar mandi, langsung kubuka lemari bajuku dan memakainya.
Aku mengambil koper yang ada di pojok kamar, kubuka dan mulai memasukan baju-baju yang akan aku bawa ke kost baru. Menyicil siap-siap pindahan dari sekarang, biar besok gak banyak beres-beresnya. Kurasa cukup baju yang kumasukkan, kututup kembali koper itu.
Kulanjutkan menuju dapur, aku meraih cangkir. Mengisinya dengan s**u bubuk coklat lalu menuangkan air panas dari dispenser. Kuletakan di meja samping tempat tidur, sambil nonton TV aku meminum s**u coklat sampai habis. Lebih baik aku tidur awal aja, besok aku harus berangkat lebih awal ke kantor baru.
Pagi ini aku sengaja bangun awal, jam lima kurang aku sudah bangun. Langsung aku mandi dan menyiapkan sarapan. Bergegas siap-siap dan memakai sepatu. Ternyata aku selesai belum ada jam enam. Aku lanjutkan memesan ojol dari aplikasi di hpku.
Melewati jalan yang masih cukup senggang karena memang masih pagi. Aku sampai ditempat kerja masih agak sepi. Aku memutuskan untuk duduk di teras depan, menunggu teman yang sudah lama aku kenal. Tempat kerjaku yang baru memang model gedung ruko. Jadi hanya ada gerbang yang membatasi tiap rukonya. Aku melihat ruko samping ada orang yang keluar. Mungkin karena aku belum pernah kelihatan disini jadi orang itu terlihat memperhatikanku sambil berjalan.
Tak lama temanku datang juga, aku langsung masuk bersama kak Felisa. Hari ini aku lalui dengan rekan kerja baru, tapi sebagian sudah kenal.
Siang hari kurir dari kantor lama datang, membawa sebagian barang-barang dari kantor sana. Aku keluar menyambutnya, sekalian aku mengambil barang titipanku.
Diluar aku merasa ada yang memperhatikanku, aku menoleh ke ruko samping. Eh Orang yang tadi tertangkap sedang melihat ke arahku.
"Kak Felisa, itu siapa sih?"
" Itu si Om yang kerja di ruko samping"
' kenapa dari tadi liatin aku sih, eh kok ganteng juga ya' duh kacau ini otak gara-gara kelamaan sendiri monolog Diva Kanaya.