Bagian 2

1535 Kata
Ruangan kerja yang bernuansa cream dan coklat tua itu, begitu dingin oleh AC atau kah aura dari orang-orang yang tengah duduk disofa depan meja kerja sang pemilik ruangan. 1 jam yang lalu dia memang dihubungi oleh orang tuanya jika mereka ingin berkunjung di kantor untuk makan siang Bersama , yang sebenarnya hanya alibi untuk membicarakan hal yang membuat Sean si pemilik ruangan ingin segera mengakhiri makan siangnya. Apalagi kalau bukan prihal jodoh yang sejak usia sean 25 tahun orang tuanya memang sudah begitu gencar menyuruhnya menikah , karena alasan klise dia anak satu-satunya dan mamanya sudah sangat ingin menimang cucu . tapi saat itu sean selalu berhasil menghindar dengan berbagai alasan jitu. Tapi dengan umur sean yang telah menginjak 28 tahun orang tuanya seakan Bersatu dan begitu kompaknya tidak ingin menerima alasan apapun . “mau kamu sebenarnya apa sean, mama sudah memberimu kesempatan untuk membawa wanita pilihan kamu sendiri . tapi sampai sekarang kamu belum membawanya” Wajah arini_mama sean yang setiap harinya memang jarang tersenyum dan hanya memasang raut datar kini makin menakutkan, walau sama sekali tidak mempengaruhi kecantikannya. Pandangannya pada putra satu-satunya begitu tajam menunjukkan bahwa ia sudah begitu geram dengan sikap anaknya itu . Helaan nafas yang berat meluncur tanpa repot disembunyikan oleh sean mendengar omelan mamanya , seakan ingin memberitau beban beratnya . “aku masih muda maa… aku juga masih sibuk-sibuknya mengurus cabang baru yang akan buka, sean belum ada waktu untuk memikirkan wanita apalagi pernikahan” jawabnya lembut dan hati-hati agar tidak menyakiti hati mamanya dengan penolakan untuk yang kesekian kalinya. “kalau begitu kamu cukup menerima saja , mama sudah punya calon istri yang pantas buat kamu. Serahkan semuanya sama mama kamu hanya perlu mempersiapkan diri” “kalau yang mama maksud adalah maura untuk kujadikan istri, jawabanku masih sama seperti dulu dan mama sudah tau alasannya”tegas sean Arini menarik senyum smriknya yang makin menambah aura intimidasinya. Wanita paruh baya itu memandang anaknya dengan pandangan remeh. Sean sangat mengenal raut itu, raut ketika mamanya akan melemparkan bom yang biasanya selalu berhasil melululantakkannya. “alasan karna kamu menganggapnya adik…” ujarnya sarkas “mama tidak pernah lupa dengan alasan konyolmu itu anakku, tapi sepertinya kamu yang lupa dengan janjimu sendiri pada kami. Apa mama harus mengingatkanmu ?” Tepat seperti dugaan sean, mamanya selalu tau cara menghempaskan orang hingga kedasar jurang . melihat senyum kemenangan dari arini, ingatannya seketika terlempar pada kejadian tiga tahun lalu. Flashback on “mama berencana menjodohkanmu dengan maura, dia sangat cocok denganmu. Apalagi kalian sudah saling mengenal dan dekat dari kecil jadi tidak akan susah bagi kalian untuk saling mencintai” Arini menyesap tehnya setelah mengutarakan rencana yang sudah disusunnya sejak lama , tidak menyadari raut sean yang berubah drastis . arini memang sengaja memanggil anaknya duduk di gazebo rumah mereka dengan alasan menemaninya minum teh . sean sendiri senang-senang saja menemani arini mengingat mamanya yang jarang punya waktu untuknya bahkan sejak kecil. Dari kecil hingga dewasa sean hanya dilimpahkan harta oleh orangtuanya tanpa kasih sayang yang berarti . tapi tidak membuat sean tumbuh menjadi anak nakal yang gemar berfoya-foya. Itu semua berkat didikan dari bibi sumi yang selama ini merawatnya . melimpahkan kasih sayang yang tidak didapatinya dari orang tuanya sendiri. “maura sudah kuanggap adikku sendiri maa… bahkan terbesit untuk menjadikan maura istri tidak pernah. Aku menyayangi maura layaknya kaka ke adiknya tidak lebih” Sean mencoba membuat arini mengerti dan menjelaskan dengan hati-hati takut menyulut amarah mamanya. Tapi tanpa sean ketahui , wanita lain lah yang merasakan kemarahan dan kekecewaan mendengar penuturan jujurnya. Maura yang sebelumnya ingin menyapa mereka mengurungkan niatnya setelah tidak sengaja mendengar pengakuan pujaan hatinya. “apa yang kurang dari maura . dia cantik , terpelajar , berasal dari keluarga yang jelas setara dengan kita . maura juga wanita baik , sopan sama mama papa. Lalu apalagi yang kamu cari, sedangkan semua yang pria cari ada pada maura.?” Walaupun arini masih terlihat tenang, namun sean yang paling tau mamanya jika saat ini arini sudah mulai kesal padanya. “maura tidak kurang apapun maa… masalahnya bukan dari maura , tapi hatiku yang tidak bisa mencintainya . dari dulu sean hanya memandangnya seorang adik tidak akan pernah bisa berubah maa. Lagi pula maura pasti juga sependapat denganku , dia juga tidak bisa mencintai sean” “siapa bilang !?” Maura yang sudah tidak tahan pun datang menyela obrolan mereka, membuat sean terkejut karna kedatangannya yang tiba-tiba. Sean melirik mamanya yang Nampak biasa-biasa saja melihat maura, bahkan arini masih sempatnya menyeduh teh untuk maura . “siapa bilang kalau aku tidak mencintaimu haa !?” Wajah cantik maura memerah karna amarah yang sedari tadi menguasainya, sean bisa melihat jelas kekecawaan dan kesakitan yang terpancar dari mata indah maura. Sean masih bergeming dia jelas terkejut dengan pengakuan maura. “dari dulu aku mencintaimu kaa… tapi kenapa sih kamu tidak pernah mau memandangku lebih dari adik. Kaka pikir aku menolak semua pria yang melamarku karna alasan aku yang belum siap hahaha !? bullshit …. Alasannya karna aku menunggu kamu peka , menunggu kamu yang melamarku . tapi sekarang apa yang aku dengar . kamu masih menganggapku adik hahaaha” Sean tertegun mendengar pengakuan wanita yang telah dianggapnya adik itu, dia tidak menyangka ternyata kasih sayangnya selama ini membuat maura mengharapkan lebih darinya. Sungguh sean tidak pernah berpura-pura tidak peka , dia memang tidak mengetahui jika maura mencintainya . “maaf…maafkan kaka , aku benar-benar tidak tau soal perasaanmu” sean mendekap maura dengan perasaan bersalah . “begini saja , mama beri kamu kesempatan membawa wanita pilihanmu . yang menurutmu jauh lebih baik dari pilihan mama, sambil kamu mendekatkan diri dengan maura sebagai calon istri, tampa embel-embel kaka adik .. siapa tau kamu bisa sadar ternyata kamu juga punya perasaan yang sama untuk maura” Sean mencerna usulan mamanya yang sebenarnya tidak ada yang menguntungkan baginya. Rasanya sulit untuk bisa bertemu dengan wanita yang dicintainya dalam waktu dekat. Tapi dia juga tidak bisa merubah perasaannya dengan maura. Setelah melepas pelukannya dengan maura sean pun akhirnya mengalah . “baiklah , tapi siapapun wanita yang aku cintai nanti mama harus menerimanya”       “Deal… tapi jika kamu tidak bisa membawanya kehadapan mama, kamu harus menerima maura jadi istrimu” Arini memandang anaknya dengan raut menantang . arini tau sean tidak mudah jatuh cinta . anaknya itu terlalu sibuk ingin membuat orang tuanya bangga dengan sukses menjadi pengusaha karna usahanya sendiri. jadi arini cukup percaya diri jika sean akan kalah. “baiklah” Setelah cukup lama berpikir , akhirnya sean menyetujui usulan mamanya . merasa sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi . sean bersiap meninggalkan arini dan maura . namun sebelum melangkah , sean menyempatkan mengatakan hal yang membuat maura sakit hati. “maura jangan terlalu berharap lebih padaku. Kita lihat akhirnya nanti , aku tidak ingin menyakitimu lebih dalam lagi” Tanpa menunggu respon dari maura, sean segera meninggalkan mereka tanpa berbalik lagi. tidak mempedulikan tangisan pilu maura. Flashback off “sepertinya kamu sudah mengingatnya . mama percaya anak mama pria yang selalu memegang janjinya dan mama harap kamu tidak mengecewakan kami” “sebaiknya kita pulang maa… sepertinya dia sudah tau apa yang harus dilakukan , karna pria sejati pantang ingkar janji.” Setelah lama memilih diam dan hanya menjadi pendengar Arya-papa sean pun angkat bicara , untuk mengakhiri percakapan istri dan anaknya . Mereka berdua bangkit dari duduknya setelah melihat keterdiaman sean . arini yang sudah merasa menang pun menyetujui suaminya untuk pulang . “satu minggu… beri sean waktu satu minggu untuk memberikan mama jawaban” Arini tersenyum kecil mengejek sean yang seakan masih mengulur waktu “baiklah , menunggu tiga tahun mama sanggup apalagi satu minggu. Tapi mama harap tidak ada lagi penambahan waktu setelahnya. Kamu harus tau ini semua mama lakukan demi kebaikanmu” Sean yang mendengar ucapan arini hanya menunduk menyembunyikan senyum mirisnya. Kata semua demi kebaikanmu bak cuka yang menetesi luka menganga dalam hatinya , namun sean pun tidak berniat menimpalinya. Anggap saja benar adanya . Akhirnya orang tuanya meninggalkan sean dengan beban pikiran yang menggunung. Tapi sebelum mereka keluar dari pintu , papanya berhenti dengan tangan memegang knop pintu . “ besok papa punya undangan dari relasi bisnis di singapura Bersama mama, bertepatan dengan acara penyambutan dan ucapan terima kasih untuk para donator di panti asuhan yang papa dirikan . jadi papa harap kamu menggantikan papa kesana” Suara datar dan dingin milik arya membuat sean mendongak dan akhirnya mengangguk mengiyakan. Setelah menghembuskan nafas beratnya, berharap nafas yang keluar juga bisa membawa beban dalam hati dan pikirannya . sean bangkit menuju musholla di samping ruangannya . yang dia buat untuknya dan para karyawan agar memudahkan mereka menunaikan kewajiban sebagai umat islam. Selesai salam dan dzikir , sean menengadahkan tangannya pada sang Khaliq . mengadukan segala keresahannya yang dibuat oleh orang terkasihnya . di satu sisi sean tidak ingin menyakiti orang tuanya. Namun disisi lain hatinya begitu berat menerima rencana orang tuanya . “ya Allah beri hambamu ini petunjuk untuk masalah yang hamba hadapi . bantu hamba untuk mendapatkan jawaban yang terbaik untukku dan orang tua ku . tanpa harus saling menyakiti, mantabkan hati hamba untuk setiap keputusan yang hamba pilih ya Allah, karna Engkaulah sebaik baik pemilih. Aamiin”  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN