mission; secret investigation -2

1121 Kata
“Oke.” Edward menutup sambungan ponselnya. Hanya sehari usai ia mengatakan kepada Drystan akan membicarakan tentang rencana investigasi rahasia mereka kepada Reiner dan Reina. Edward sudah menghubungi keduanya untuk bertemu, ia sama sekali tidak mengatakan soal Drystan dan hanya mengatakan mengenai kelanjutan informasi dari surel milik Pedro. Dua kakak beradik kembar itu setuju, dan mereka berecana untuk bertemu di rumah Edward alih-alih ke tempat umum. Jika saja keadaannya tidak sedikit rumit, Edward akan dengan senang hati menawarkan bar mungil di samping bar Red Hand. Kebetulan pula ia sudah lama tidak kesana dan jujur saja Edward rindu bersantai di sana. Ngomong-ngomong, minuman di sana juga enak. Reiner dan Reina termasuk juniornya yang cukup kompeten, dan sebenarnya agak sulit untuk mendapatkan jadwal pertemuan mereka. Edward tidak ingin mengorbankan pekerjaan mereka hanya demi pertemuan yang belum tentu berakhir dengan keputusan yang baik. Dengan hadirnya Drystan di sisinya, jujur saja Edward masih banyak ragu mengajak Reiner dan Reina. Tapi toh, ia sudah menghubungi si kembar itu dan keduanya dengan suka cita menerima tawaran pertemuan dengan Edward. Edward melirik arlojinya, masih ada dua jam sebelum jadwal pertemuan dengan Reiner dan Reina. Ia melirik dapur, dan mendapati Drystan tengah asyik dengan peralatan masaknya. Pemuda itu bersenandung kecil, bergerak kesana-kemari. Aroma masakan tercium sampai ke tempat Edward duduk, membuatnya ingat jika dirinya belum makan sejak siang. Edward menggeleng pelan, menatap pantulan wajahnya pada televisi yang padam. Ia menepuk pipinya sendiri dan segera beranjak ke dapur menemui Drystan. “Apa yang kau buat?” tanya Edward memperhatikan punggung Drystan yang terus bergerak. “Macaroni and cheese. Kau tidak memiliki banyak bahan di kulkasmu. Ada beberapa potong ayam fillet, aku akan memanggangnya sekalian. Kau tidak masalah?” Edward tersenyum samar kemudian menggeleng. “Seingatku, aku tidak pernah bermasalah dengan makanan.” Drystan mengangguk, ia melanjutkan sesi memasaknya kemudian menyajikan hasil masakannya ke meja makan. Edward menatap makan malam itu dengan wajah berbinar senang. Sebagai pria lajang yang sialnya tidak pandai memasak, mendapatkan makanan buatan sendiri adalah hal yang menyenangkan. Dan tentu saja, masakan buatan sendiri selalu terasa lebih nikmat, apalagi Edward sudah pernah memakan hasil masakan Drystan sebelumnya dan ia bisa dengan cepat bilang bahwa pemuda itu jelas memiliki kemampuan. Yah, meski kemampuan itu ia pelajari hanya untuk membuat pamannya merasa kesal. “Drystan, aku mengundang dua temanku yang kita bicarakan sebelumnya.” Drystan melirik Edward. “Yang memecahkan private key itu?” “Hm. Kau bilang untuk mengajaknya dalam investigasi kita. Aku berpikir, mungkin akan menjadi keputusan yang tepat juga. Mereka cukup professional untuk meretas jejak-jejak digital, dan hal itu cukup diperlukan. Hanya saja…” Drystan menjilati sisa keju di sendoknya sembari menatap malas kepada Edward. “Hanya saja kau tidak yakin apakah mereka mau bekerja dengan seorang kriminal sepertiku.” “Bukan begitu, maksudku—“ Ting… Tong… “Sepertinya mereka sudah datang.” Edward mengusap mulutnya dengan tisu, meninggalkan Drystan yang masih bersikap tidak peduli dan lanjut memakan makan malamnya. Reiner dan Reina langsung tersenyum lebar ketika melihat Edward. Dua bersaudara itu mengenakan pakaian yang mirip, dan bahkan dengan warna yang sama pula. “Masuklah.” Edward menyingkir dari pintu, mempersilahkan kedua tamunya untuk masuk duluan. Reiner dan Reina duduk dengan nyaman. Keduanya memiliki wajah yang benar-benar mirip, padahal bukan kembar identik. Rasanya, Edward seperti melihat orang yang sama hanya dengan penampilan dan gender yang berbeda. “Sebenarnya aku memanggil kalian kemari untuk membicarakan terkait dengan retasan surel milik Pedro. Aku tahu kalian pasti sudah memikirkan ada hal lain di balik itu yang melibatkanku.” Reiner dan Reina saling berpandangan kemudian mengangguk secara bersamaan. “Sebenarnya, apa yang sedang kau lakukan, Mr. Edward?” tanya Reiner. Edward menghela napas. “Kalian pasti tahu tentang tindak kriminalitas di New York yang sedang ramai belakangan ini. Penculikan anak-anak kecil yang hingga saat ini belum menemukan titik temu siapa sebenarnya yang menjadi dalangnya. Aku sudah menerima banyak keluhan, dan tentu saja beberapa cemooh. Aku juga kesulitan menyelidikinya karena entah mengapa mereka pandai sekali menyembunyikan jejak. Dan yeah, seperti yang kalian pikirkan, Pedro adalah salah satu dari antek penculikan anak-anak itu, yang secara mengejutkan bisa kami tangkap.” “Kami?” Reina mengulanginya. “Kau bersama siapa, Mr. Edward?” Edward berdiri, segera menuju dapur dan menarik Drystan yang masih asyik dengan makanannya. Pemuda itu sempat meronta sedikit sebelum akhirnya pasrah saja saat melihat sorot dingin di kedua bola mata Edward. Hanya sepersekian detik ketika Drystan akhirnya menampakkan dirinya di depan kedua detektif kembar itu, seruan protes dan raut masam tampak jelas di wajah mereka. Drystan sudah memperkirakannya, tentu saja. Dan ia malah akan sangat terkejut kalau mereka tidak marah. “Mr. Edward! Apa maksudnya ini? Kau menangkap kriminal itu sendirian?” Reina langsung berdiri, menunjuk-nunjuk wajah Drystan dengan ekspresi marah di wajahnya. “Benar! Mengapa dia ada bersama Mr. Edward?” Tambah Reiner. Edward menggandeng tangan Drystan, mengajaknya duduk di sampingnya. Kedua kakak beradik kembar itu sama sekali tak melepaskan pandangannya dari Drystan. Jujur saja, hal itu membuat Drystan kurang nyaman hingga ia lebih memilih memandangi lantai dengan ekspresi datar. “Kami, aku dan Drystan yang menangkap Pedro.” Drystan melirik keduanya, dan sungguh ia merasa tidak sopan karena menahan tawa melihat ekspresi bodoh mereka saat Edward mengatakan bagaimana sebenarnya situasi mereka. “Mr. Edward? Apa maksudnya kau yang menangkap Pedro dengannya?” “Seperti yang kukatakan. Aku membawa Drystan ke rumah ini, kita tinggal bersama, dan dia membantuku untuk menyelidiki kasus ini. Jadi, penyelidikan rahasia ini melibatkannya. Sebenarnya itu yang ingin kusampaikan. Well, aku tidak akan memaksa kalian untuk ikut karena aku tidak bisa menjamin kalian merasa nyaman bekerja bersama Drystan. Bagiku, dia cukup kompeten, dan jika kalian menolak, aku tidak masalah. Hanya, aku begitu percaya dengan kalian berdua, jadi tolong jangan katakan soal dia kepada atasan.” “K-Kenapa?” Reina tampak masih tidak terima. Ia menatap Drystan. “Kau! Kau memanfaatkan Mr. Edward untuk kepentinganmu sendiri ‘kan?” Drystan menghela napas. “Kurasa malah Edward yang lebih banyak memanfaatkanku.” “Hei! Jangan mengatakan hal yang buruk tentang Mr. Edward!” Reiner ikut menunjuk-nunjuk wajah Drystan. “Tidak. Tanya saja kepada Mr. Edward kalian, apa saja yang ia suruh padaku. Oh ya, aku juga tidak berminat bekerja dengan kalian kok. Jujur saja, aku menerima karena Edward memang butuh kalian.” Drystan menatap Edward. “Jika memang mereka tidak suka denganku, tentukan pilihanmu saja dengan siapa kau mau bekerja. Aku tidak masalah jika kau ingin meneruskannya dengan mereka. Syukur, aku punya lebih banyak waktu untuk bersantai.” Drystan baru saja beranjak dari duduknya dan hendak kembali ke dapur untuk meneruskan makannya yang tertunda, tetapi Edward menahan pergelangan tangannya kuat-kuat. “Aku akan tetap bekerja dengan Drystan, jadi maaf jika aku harus memilih maka lebih baik aku tidak bersama kalian.” -----
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN