mission; secret investigation -1

1821 Kata
Drystan baru saja hendak naik ke ranjangnya untuk kembali tidur ketika suara ketukan pintu kamar yang ia tempati membuatnya urung menarik selimut. Hanya ada satu orang lainnya di rumah itu selain Drystan, pemilik rumahnya; Edward. Hanya beberapa saat sejak Drystan menghindar dan memilih untuk tidur demi mendinginkan kepalanya gara-gara terlanjur malu dengan apa yang ia lakukan sendiri, dan sekarang orang bersangkutan yang membuatnya malu malah datang mengetuk pintu. “Ada apa, Edward? Aku mau tidur.” Seru Drystan dari dalam kamar. Ia duduk di pinggiran ranjang, masih enggan untuk membukakan pintu. “Aku ingin bicara denganmu. Kau bilang kau sudah tidak pusing ‘kan?” Drystan mendecih samar. “Apa tidak bisa besok saja? Kau bilang aku harus istirahat.” “Kupikir hanya berbicara tidak akan membuatmu sakit lagi. Kau bisa merebahkan dirimu di sofa ruang tamu, atau kita bicara di kamar saja, supaya kau lebih nyaman?” Drystan membelalak, buru-buru melompat dari ranjang. Mana mungkin ia mau berbicara di kamar. Bukan apa-apa sih, kamar selalu menjadi wilayah yang tidak aman jika dihuni oleh dua orang sepertinya dan Edward. Hal itu mungkin hanya sekadar perasaannya belaka, atau kewaspadaan yang ia ciptakan sendiri di dalam kepalanya. Tapi, memang waspada itu penting ‘kan. “Bicara apa?” Drystan merengut, ia hanya membuka celah di pintu kamar dan mengintip Edward dari celah itu. “Kau kenapa sih? Apa aku membuatmu kesal?” Tanya Edward bingung. Drystan selalu berusaha menghindarinya jika pemuda itu sedang kesal. Belum lama mereka saling mengenal dan sifat-sifat Drystan benar-benar mudah dipahami. “Iya, kau yang bilang aku harus kembali istirahat. Baru saja aku naik ke kasur dank au menyuruhku untuk keluar.” Edward tertawa. “’Kan aku sudah bilang kita bisa bicara di kamarmu. Kau bisa langsung tidur usai kita bicara.” Drystan menggeleng. Ia menarik daun pintu dan membukanya lebih lebar. “Tidak mau, aku tidak akan fokus dengan apa yang dibicarakan jika sembari terlentang di ranjang.” Ujarnya sembari berjalan mendahului Edward. Edward hanya mengangkat bahu, mengikuti Drystan menuju ruang tamu. Satu hal lagi yang secara otomatis tercatat di dalam otak Edward; Drystan tidak bisa konsentrasi membicarakan sesuatu saat posisinya di atas ranjang. Drystan langsung naik ke sofa panjang saat sampai di ruang tamu, memposisikan dirinya berbaring dengan bantalan ujung sofa sebagai penyangga kepala dan lehernya. Ia tidak peduli meski Edward memandanginya dengan gelengan kepala. “Apa bedanya di sofa dengan di ranjang? Kau sama-sama berbaring.” “Beda tempat.” Singkat, padat, dan kurang ajar. Sungguh sebuah berkah karena Edward cukup sabar dengan kelakuannya. “Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?” Edward menarik tas miliknya dan mengeluarkan beberapa dokumen dalam map kertas yang dibendel beberapa bagian kecil. Ia meletakkan tiap bendelan kecil di di atas meja, berjajar menghadap Drystan. “Rekanku yang membawa Pedro mendapatkan beberapa informasi dari retasan di ponsel dan komputernya. Ada beberapa percakapan di surel yang sengaja dihapus satu hari sebelum kita menemukannya hendak menculik anak itu. Rekanku berusaha mengembalikan pesan itu, tetapi hanya potongan saja yang didapatkan. Ada nama Daniel seperti yang dikatakan oleh Pedro, tetapi tidak ada nama belakang. Malam sebelum Pedro menyusup di rumah anak kecil itu, ia melakukan panggilan berkali-kali di nomor yang sama. Rekanku juga menelusuri nomor itu, tetapi tidak ada jejak pengguna sebelumnya. Susah sekali meretas jejak-jejak koneksi Pedro kepada Daniel, sepertinya mereka memang benar-benar jaringan besar yang cukup kuat.” Drystan mengernyit. Ia bersikap tidak peduli sebelumnya, dan mendadak bangun dari posisi berbaringnya sesaat usai Edward menjelaskan apa yang hendak mereka bahas. “Kapan kau mendapatkan semua ini? Maksudku, hanya beberapa saat yang lalu kau duduk-duduk sembari berbicara kepada dirimu sendiri.” “Pagi tadi, kau masih tidur. Aku tidak langsung mengatakannya padamu karena aku masih memikirkannya. Kau tahu, kita sama-sama berpikir Pedro hanyalah umpan kecil di organisasi mereka. Ia bahkan tidak tahu siapa sebenarnya bosnya. Belum lagi, aku juga masih memiliki setitik kecurigaan kepada Darren Levin.” Drystan tidak sengaja meremat ujung kertas yang dipegangnya ketika Edward kembali menyebut kakaknya. Sadar bahwa Edward melihat apa yang ia lakukan, buru-buru Drystan melepaskan bendelan kertas-kertas itu. “Aku tidak benar-benar mencurigai kakakmu, kok. Tapi, sebagai seorang detektif sudah sewajarnya aku menyimpan beragam kemungkinan yang ada. Terkadang, kemungkinan terkecil malah menjadi fakta paling besar. Aku tidak ingin melewatkan informasi apapun.” Drystan mengangguk. “Lakukan sesukamu.” “Drystan?” Drystan menarik senyum hambar. “Tidak masalah, kok. Siapa juga yang peduli kepada Darren. Bahkan jika memang ia benar dalang di balik semua ini, adalah keputusan yang baik untuk menyeretnya ke penjara.” Edward menatap Drystan cukup lama. Ekspresi pemuda itu tidak berubah, hanya raut wajah datar tanpa ekspresi yang berarti. Ia juga menghindari kontak mata dengannya, dan berusaha menyamarkan hal itu dengan melihat-lihat tulisan pada bendelan-bendelan dokumen di hadapannya. “Pokoknya, aku akan berusaha mencari informasi secara valid untuk menangkap pembunuh yang sebenarnya. Tenang saja, kakakmu hanya bagian kecil dari kecurigaan. Jika dia memang benar-benar tidak terlibat, dia tidak akan ditangkap kok.” Drystan memutar bola matanya. “Aku sudah bilang kalau aku tidak peduli tentangnya. Tangkap saja dia kalau memang dia bersalah.” “Kenapa?” “Huh?” Edward menghela napas. “Kau seperti tidak rela melihat Darren ditangkap di pembicaraan kita sebelumnya, tetapi sekarang kau bersikap seolah membiarkan saja apapun yang terjadi dengannya. Yah, meski kau masih menunjukkan ketidakrelaan secara samar sih.” Drystan menggaruk surai pirangnya kasar. Ia menatap Edward sejenak sebelum akhirnya kembali memutus kontak mata di antara mereka. “Tidak, tidak ada alasan khusus kok.” “Kau gelisah, Drystan.” “Tidak.” “Kau pikir bisa membohongiku?” Drystan mengumpat samar. “Maksudku aku tidak masalah Darren ditangkap jika memang ia bersalah, tidak mungkin juga membiarkannya bebas berkeliaran jika dia adalah dalang di balik semua penculikan dan pembunuhan anak-anak itu. Jika Darren pada akhirnya tertangkap, maka aku juga akan bernasib sama dengannya.” “Kau mengkhawatirkan dirimu sendiri?” “Tentu saja. Aku tidak memiliki apapun untuk kukhawatirkan selain diriku sendiri. Lagipula, jika bukan aku sendiri, siapa yang akan mengkhawatirkanku.” Ada nada getir pada kalimat terakhir Drystan, dan Edward merasakannya dengan jelas. Drystan begitu mudah dibaca meski pemuda itu tanpa sadar melakukannya. Edward pikir, Drystan adalah sosok penuh misteri dan teka-teki seperti yang ia sukai, tetapi pada kenyataannya pemuda itu adalah anomali dari semuanya. Dia gampang sekali ditebak, sama sekali tidak memberikan tantangan apapun kepada Edward. Seharusnya Edward sudah bosan sejak pertama kali mengetahui itu, dan ia sendiri masih bertanya-tanya pada dirinya untuk apa dia masih mempertahankan Drystan jika pemuda itu bahkan sama sekali tidak memberikan sensasi berdebar di hatinya dengan segala misteri pada dirinya. Edward menggeleng pelan. “Untuk sekarang, lebih baik kita fokus untuk mengungkap seluruh tabir dari penculikan dan pembunuhan ini. Beberapa data yang diberikan oleh rekanku memberikan sedikit petunjuk, dan sementara rekan-rekanku di kantor polisi mengurus Pedro, kita bisa menjalankan rencana lanjutan dengan semua sumber petunjuk ini.” “Okay, apa rencana kita?” “Kita mulai dengan potongan pesan surel ini.” Edward menarik salah satu bendelan. Di kertas itu, terdapat print out pesan surel yang diretas dari komputer Pedro oleh rekan Edward. Hanya berisi beberapa kata saja, sisanya tercetak simbol bintang-bintang dan rekan Edward sama sekali tidak bisa menguraikannya. **** kids ***** under ten years old ***** sacrifice *********************************************************************** “Ada banyak sekali surel yang masuk, dan beberapa kata yang berhasil. Pesan-pesan di surel ini telah dienkripsi, dan tentu saja private key yang bisa diretas rekanku sangatlah terbatas. Kemungkinan, pengirim surel itu menggunakan private key tidak pada satu pesan, melainkan per satu kata dan itu benar-benar sulit untuk diretas.” Drystan memandang lekat lembaran kertas berisi print out pesan surel milik Pedro. “Sacrifice? Pengorbanan untuk apa? Bukankah kecurigaan kepolisian mengenai penculikan itu adalah jaringan p*******a atau perdagangan gelap organ?” Edward ikut memperhatikan kata yang ditunjuk Drystan. “Tumbal?” Drystan mengernyit. “Untuk apa? Kau tidak berpikir bahwa bos penculik yang memiliki kemampuan super hebat ini melakukan penculikan anak-anak secara besar-besaran hanya untuk memberikan tumbal kepada sesembahannya ‘kan? Dan lagi, memangnya kepercayaan apa di zaman ini yang masih menggunakan tumbal manusia, terlebih anak-anak?” Edward menggeleng. “Aku tidak pernah berurusan dengan hal-hal seperti itu. tapi, bukan tidak mungkin di belahan bumi yang luas ini masih banyak orang-orang yang mempercayai ajaran-ajaran sesat, atau satanisme. Untuk alasan tertentu, mereka rela melakukan segala hal. Pasti ada alasan kuat mengapa si dalang ini sampai melakukan tindakan berbahaya hanya untuk sebuah tumbal, dan jumlah anak-anak yang ia ambil tidaklah sedikit.” “Apa menurutmu, orang ini menggunakan tumbal-tumbal itu untuk sebuah perkumpulan besar yang sedang melaksanakan rencana besar? Ya aku tidak akan kaget jika tiba-tiba mereka muncul dan melakukan kudeta kepada Negara. Hal-hal supernatural memang lebih banyak ditertawakan oleh orang-orang karena mereka tidak tahu, dan tidak bisa mendapatkan penjelasan yang logis. Tapi, pada dasarnya hal-hal supernatural tetap saja ada di sekitar kita, dan kita mau tidak mau harus menerimanya sebagai salah satu unsure kehidupan yang tidak terpisahkan untuk orang-orang tertentu.” Edward bertopang dagu. Jujur saja, ia sendiri adalah salah satu orang yang disebutkan Drystan, yang menertawakan hal-hal supernatural sebagai sesuatu yang tidak logis dan mengada-ada. Dan memang benar, hal itu karena Edward memang tidak pernah melakukan atau merasakan hal-hal berbau supernatural. Katanya, beberapa orang memiliki keistimewaan untuk merasakan hal-hal seperti itu, dan sayang sekali Edward bukanlah orang istimewa itu. “Apa aku harus mengatakan kepada rekan-rekanku kalau penyelidikan ini ada kemungkinan membawa kita kepada hal-hal supernatural?” Drystan menggeleng keras. “Kau gila? Menurutmu apa respon yang akan diberikan teman-temanmu saat kau mengatakan tentang hal-hal supernatural? Kau akan ditertawakan habis-habisan, Edward! Lagipula, kenapa kau harus mengatakannya kepada teman-temanmu? Bisa-bisa mereka datang dan melihatku. Kau bilang kita akan menyelidikinya dulu sampai mendapatkan informasi yang lebih bagus baru kau melaporkannya kepada atasanmu.” “Yeah, rencananya memang begitu. Tapi, kurasa aku tetap butuh bantuan mereka.” “Kalau begitu kau ajak saja si peretas itu. Kurasa dia lebih berguna daripada teman-temanmu yang lain. Melihat kau begitu saja memberikan Pedro kepadanya, kurasa kalian tidak sekadar rekan biasa. Dia pasti cukup kau percayai. Well, itu pun jika ia tidak histeris saat melihat seorang kriminal di sampingmu.” Reiner dan Reina adalah sepasang kembar yang sama-sama bekerja di kepolisian seperti Edward. Keduanya adalah junior Edward dan sangat menghormati Edward sampai taraf selalu mempercayai apapun yang dilakukan Edward. Keduanya cukup cerdik, dan pandai dalam hal meretas. Tentu saja keterampilan mereka sudah diakui oleh kepolisian pusat. Makanya, saat Reina melaporkan bahwa ia dan kembarannya kesulitan meretas private key untuk pesan surel milik Pedro, Edward tidak bisa berpikir selain bahwa dalang dari penculikan ini bukanlah orang sembarangan. Edward berencana melibatkan dua bersaudara itu dalam rencana penyelidikan rahasia ini, tetapi mengingat Drystan ada bersamanya, Edward masih belum yakin apakah hal itu bisa dilakukan dan tidak ada keributan di antara mereka. Edward tidak ingin rencana penyelidikan ini malah ketambahan dengan konflik si kembar itu dengan Drystan. “Aku akan menimbang-nimbang terlebih dahulu. Untuk sekarang, yang penting  kita susun rencananya dan membuat semuanya seminimal mungkin menimbulkan risiko.” Ѡ
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN