final warning

1058 Kata
Nyaris seminggu penuh Darren tidak memberinya tugas sama sekali. Selama seminggu itu pula Drystan menghabiskan waktunya hanya dengan berkeliaran di dalam rumah. Setelah berkali-kali Aaron mendapatinya berusaha menyelinap keluar, pria itu benar-benar mengawasinya hingga taraf seperti ia sedang mengasuh bayi dan Drystan terganggu dengan hal itu. Pengawasan Aaron selama ini sudah cukup mengikatnya, apalagi ketika ia menambah kewaspadaannya. Rasa-rasanya, Drystan seperti seorang tahanan saja. Drystan tidak mengerti apakah tidak adanya tugas dan pengawasan Aaron ini murni hanya kejadian yang kebetulan terjadi bersama, atau memang Aaron melaporkan kelakuannya dan Darren absen memberinya tugas agar ia tidak keluyuran. Intinya, yang mana pun yang benar tetap saja menyebalkan. “Sial, kau serius mengurungku di dalam rumah hanya karena aku keluar bertemu dengan Edward?” seru Drystan kesal. Aaron duduk santai sembari meneguk cocktail tanpa peduli dengan perasaan kesal adik dari bosnya. Ia menahan Drystan juga untuk keselamatannya. “Aaron!!” “Diam Drystan, kau berisik.” “Biarkan aku keluar, aku bosan di dalam rumah. Aku tidak akan bertemu dengan Edward, aku janji.” Aaron memutar bola matanya. “Sudah berapa kali kau berjanji seperti itu? Dan tidak ada satu pun yang kau tepati, ‘kan?” Drystan tidak bisa menjawab karena yang dikatakan oleh Aaron memang benar adanya. Tapi astaga, jika ia harus ditahan seperti ini, maka apa bedanya dengan dirinya menyerahkan diri saja kepada kepolisian dan di penjara? Toh sama-sama tidak bisa kemana-mana. “Kau bukan ayahku dan aku bukan seorang gadis yang harus kau jaga!” seru Drystan marah. Ia melangkah kembali ke kamarnya dan membanting daun pintu. Aaron di kursinya hanya bisa menghela napas. Jika saja Drystan bisa bersikap sedikit lebih dewasa. Kelakuannya bahkan nyaris menyamai seorang gadis yang tengah merajuk dan ia mengatakan bahwa dirinya bukan seorang gadis? Benar-benar tekanan mental untuk Aaron melaksanakan tugas ini. Di kamar, Drystan hanya berjalan kesana-kemari dengan wajah masam. Ia benar-benar sudah tidak tahan dengan mode penahanan seperti ini. Sungguh ia tahu jika berteman dengan seorang detektif bukanlah ide yang bagus untuknya, tapi seingatnya Drystan tidak berteman dengan si pirang itu. Ia bertemu dengannya secara kebetulan, dan kebetulan pulalah yang membuatnya berkaitan mengenai kasus kematian anak-anak kecil itu. Aaron tidak mau memberikannya informasi, makanya Drystan nekat mencari sendiri. Tak! Drystan menghentikan langkahnya ketika kaca jendela kamar terdengar seperti dihantam sesuatu. Ketika ia membuka gorden, ia mendapati bahwa jendela besar itu luput dari kuncian Aaron. Drystan kira, kemungkinan Aaron lupa karena Drystan selalu mengunci kamarnya setiap waktu sejak ia merajuk karena keputusannya melarang Drystan untuk keluar. Pelan-pelan Drystan membuka kunci jendela dan melangkahkan kakinya keluar. Ketika ia melongok ke bawah, Edward dengan kaus panjang dan jas melambai ke arahnya. “Apa yang kau lakukan?” bisik Drystan pelan, yakin Edward tidak akan mendengarnya, ia member gestur dengan tubuhnya. Edward hanya tersenyum dan terus melambai untuk menyuruhnya turun. Pria itu mengeluarkan secarik kertas dari kantung celananya dan menuliskan sesuatu. Cepat turun sebelum pengawal-pengawalmu membunuhku! Drystan mengaga. Memangnya mereka memiliki janji untuk bertemu? Tapi Drystan juga tidak menolak ajakan itu. Setelah beberapa hari tidak diperbolehkan keluar, menyelinap di saat Aaron lupa mengunci jendela kamarnya adalah ide yang sangat brilian. Rumah yang diberikan Darren memiliki semacam balkon di depan pintu kamar Drystan. Jika Drystan ingin keluar melewati kamarnya, ia harus turun dengan memanjat melalui pembatas balkon dan kemudian melompat. Bukan hal yang mudah mengingat kamar Drystan berada di lantai dua. Beruntung, Drystan sudah cukup terlatih untuk melompat dari tempat-tempat yang tinggi. Susah payah Drystan berpegangan pada tiap besi balkon. Sejujurnya, ia bahkan belum pernah mencoba untuk melompat dari balkon kamarnya. “Melompat saja, aku akan menangkapmu!” seru Edward pelan, hati-hati agar tidak ada siapa pun yang mendengar suaranya. Drystan menaikkan sebelah alisnya bingung. Tapi masa bodohlah, ia melepaskan pegangannya dan segera melompat. Edward benar-benar menangkap tubuhnya seperti yang ia katakan. Ketika Drystan hendak berbicara, buru-buru Edward membekap bibirnya dan langsung menarik lengannya sambil berlari. “Kau mau membawaku kemana?” “Pokoknya dimana aku tidak memiliki risiko dibunuh oleh pengawal-pengawal menyeramkanmu itu.” Edward membawanya ke bar kecil tempat mereka pertama kali bertemu. Drystan lupa dirinya sudah cukup lama tidak kemari sejak terakhir kali dirinya agak berseteru dengan Edward. “Ah, Mr. Hoover lama tidak bertemu.” Seru sang bartender ramah. Ia melirik telapak tangan Edward yang menggenggam pergelangan tangan Drystan. Sadar dengan tatapan itu, buru-buru Drystan melepaskan tangannya. Drystan merengut. “Jadi, kenapa kau membawaku kemari?” Edward tertawa. “Tidak ada sih. Kukira kau marah padaku karena hari itu. Aku ingin memastikannya, tapi aku tidak mungkin menemuimu ke rumah yang berisi bodyguard menyeramkan.” “Bagaimana kau tahu jendela itu jendela kamarku?” Tanya Drystan penuh selidik. Edward menarik ujung bibirnya, menampilkan senyum miring. “Hanya insting.” Drystan memutar bola matanya. Mana mungkin ia percaya dengan hal itu. Edward selalu bisa mendapatkan informasi tentangnya karena pekerjaannya itu. Ngomong-ngomong, Drystan bahkan sudah lupa dengan percakapannya bersama Edward di rumahnya beberapa waktu lalu saking kesalnya dengan Aaron yang mengurungnya di dalam rumah. “Katakan Drystan. Apa yang akan dilakukan kakakmu jika ia tahu kau bergaul denganku?” Drystan tidak ingin membayangkannya, tapi bayangan itu selalu muncul. “Mungkin, aku akan dipindahkan.” “Kenapa?” Drystan menghela napas. “Aku bahkan tidak boleh berteman dengan orang biasa, apalagi berteman dengan detektif sepertimu. Aku masih bisa bebas berkeliaran karena kakakku, kau kira apa yang akan terjadi padaku jika kakaku akhirnya muak dan melepaskan seluruh tanggung jawabnya? Yah, sebenarnya tidak salah juga sih. Darren tidak akan rugi apapun jika melepaskanku dan membiarkanku ditangkap.” Edward menopang dagu, memandangi lekat-lekat wajah Drystan. “Hm, aku jadi semakin berpikir jika catatan kriminalmu sebenarnya bukan karena kemauanmu.” Drystan tidak menjawab. Ia sebisa mungkin menghindari topik yang berkaitan dengan pekerjaan mau pun keluarganya. “Drystan, kurasa aku—“ Edward tidak bergerak ketika moncong pistol menyentuh pelipisnya. Semua pengunjung yang ada di dalam bar menunduk ketakutan, namun tidak ada satu pun yang bergerak atau bersuara. Aaron dan beberapa rekannya memandang sengit kepada Drystan. Didatangi oleh segerombolan pria-pria menyeramkan membuat seluruh pengunjung yang ada di bar tidak mampu berbuat apa-apa. Drystan tidak pernah melihat Aaron menampilkan ekspresi seperti itu. Meski Aaron memiliki perawakan dan wajah yang sangar, sekali pun ia tidak pernah menunjukkan ekspresi mengancam. Apakah Drystan benar-benar sudah melewati batas? “A-Aaron, aku—“ Aaron menarik lengan Drystan. “Pulang, atau aku akan melaporkanmu kepada Darren.” Tubuh Drystan bergetar, ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti perintah Aaron dengan damai. Jika Drystan kembali melawan, Aaron bisa saja membunuh siapa pun yang berada di bar dan Drystan tidak menginginkannya. “Okay.” Drystan mengangguk lemah. Ia sama sekali tidak menatap Edward ketika Aaron menarik lengannya. Sepertinya, memang lebih baik Drystan tidak pernah berhubungan dengan orang luar. Ѡ
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN