07 - Perasaan apa ini?

1186 Kata
-happyreading- Sudah hampir setengah jam, Aya melamun di balkon apartemennya. Entah apa yang gadis itu lamukan. Setelah selesai makan di cafe bersama Levin tadi, Aya memutuskan untuk pulang duluan. Namun sebelum itu, ia singgah ke Apotek terdekat untuk membeli obat. Ia merasa tidak enak badan setelah hujan-hujanan di makam kakaknya tadi. Setelah membeli obat di Apotek, ia kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang, bukan ke rumah melainkan ke apartemennya. Ia memilih pulang ke apartemen karena ia tidak mau mendengarkan omelan Mamanya. Selain itu, ia juga ingin menenangkan pikiran dan belum ingin bertemu dengan Papanya. Aya memiliki apartemen sejak ia menginjak kelas 9 SMP. Tidak ada yang tahu jika ia memiliki apartemen kecuali Ririn. Ia memang sangat dekat dengan Ririn jadi, semua tentang Aya, Ririn mengetahuinya. Jika kalian bertanya, bagaimana Aya bisa memiliki apartemen sendiri di usia yang cukup muda? Jawabannya adalah Pikir aja sendiri! Gadeng canda. Aya memiliki uang dari hasil balap liar maupun resmi. Selain itu, ia juga memiliki cafe yang cukup terkenal di Jakarta.  OA cafe, itulah nama cafe di miliki Aya. Ia membuat cafe itu, dari uang yang di transfer Papahnya setiap bulan. Daripada di gunakan buat hal yang tidak baik, mending ia gunaka untuk hal yang bermanfaat. Meskipun ia memiliki banyak uang, itu tidak membuat dia menjadi gadis yang sombong dan riya. Justru kebalikannya, ia gadis yang hemat dan tidak pelit. Ia tidak mau mengeluarkan uangnya untuk hal yang tidak penting seperti membeli alat kosmetik, shopping, atau pergi ke salon. Aya hanya menggunakan pakaian sederhana yang kadang ia beli di pasar. Selagi murah dan nyaman di pakai, ngapain beli yang mahal? Toh juga sama-sama pakaian kan? >~delivery saja. "Richees factory yang paket Duo fire chiken sama french fries 1?," ucap mas-mas itu, mengulangi pesanan Aya. Aya hanya mengangguk dan tersenyum ramah "Berapa mas?," tanyanya. "Semuanya jadi 70 ribu mba," Aya pun memberikan selembar uang merah pada mas itu "Kembaliannya ambil aja mas," ucap Aya ramah. Lantas mas-mas itu mengangguk dan langsung pergi "Makasih mba," ucapnya sebelum pergi. Setelah mas-mas itu sudah tidak terlihat, Aya pun langsung memasuki kamarnya kembali dan memakan makanan yang di pesannya tadi. "Anjir, nyesel gue pesen ini," ucapnya sambil menyeka keringat yang mengalir. "Pedes gileee!," ucapnya berbicara sendiri. Tapi kalo sudah lapar, apapun akan Aya makan kecuali micin. >~handphone yang baterainya sudah terisi penuh. Memang dari awal Aya pergi dari rumahnya, ia sudah mematikan handphone nya karena lowbat. Saat handphone nya sudah menyala,betapa terkejutnya ia melihat notif yang masuk. 45 missed call from Bang Aldy 26 missed call from Mamah 10 missed call from Papah 1 unread messege from Papah Aya hanya mengabaikan notif itu dan menggerakan jarinya untuk membuka aplikasi line. Tunggu! Aya membaca ulang notif tadi dan melihat ada 1 pesan yang belum dibaca dari Papahnya. Lantas Aya segera membuka pesan itu, untuk melihat apa isinya. Papah Kamu dimana? Kenapa ga pulang?  22.50pm Aya Aya gbisa plg pah, tkt. 23.00pm Papah Kenapa takut? Takut sama Papah? Maafin papah, Aya. 23.00pm Aya Engk, tkt jlnan sepi. Papah tnang aj bsk Aya plg krmh. Iya pah. 23.01pm Papah Yasudah kamu hati-hati. Goodnight my baby girl 23.03pm Papah Gdnight too Papah 23.03pm Airmata Aya kembali menetes saat membaca pesan terakhir dari Papahnya. Panggilan itu, sudah lama ia tidak memanggil Aya dengan panggilan itu. baby girl panggilan sayang untuk Aya sejak ia kecil. Namun, Papahnya tidak pernah memanggil Aya dengan panggilan itu lagi, sejak Jeni meninggal.  Aya mengusap airmatanya dan tersenyum. Ia menarik selimut dan mulai memejamkan matanya. Tak lupa sebelum itu ia membaca doa tidur terlebih dahulu. "Goodnight too my hero" gumamnya sebelum ia tertidur. >~Morning dek," ucapnya pada gadis itu "Morning too abang," balas gadis itu sambil tersenyum hangat. "Abang cepetan bangun, ini udah jam 6 pagi, ntar telat. Ara mau mandi dulu ya, abang juga mandi habis itu, abang turun ke bawah kita sarapan sama Ayah dan Bunda," cerocosnya panjang lebar "Iya bawel," ucapnya gemas sambil mencubit pipi Ara. Ia segera berlari memasuki kamar mandi, sebelum ia mendengarkan suara merdu adiknya dipagi yang cerah ini. "IH BANG ANGGA SAKIT TAU!," teriak Ara lalu langsung keluar dari kamar Angga untuk melakukan ritual mandinya. Angga hanya terkekeh mendengarkan teriakan adiknya itu. Ia langsung melakukan ritual mandinya, begitu juga dengan Ara. Kini Angga sudah siap, ia sudah rapi dengan tas yang ia sampirkan di bahunya dan langsung turun untuk sarapan bersama keluarganya. Sesampainya di meja makan, dia segera memakan nasi goreng buatan Bundanya. Ia makan sambil memikirkan suatu hal yang menganggu pikirannya sedari tadi. Gadis itu, gadis yang sudah mengambil firstkiss nya. Bagaimana bisa, ia terlihat sangat akrab dengan Levin? Apakah mereka sepasang kekasih? Atau hanya teman? Hal itu, hal itulah yang sedari tadi Angga pikirkan. Ada perasaan tidak suka saat ia melihatnya dekat dengan lelaki lain. Angga pun bingung dengan perasaan itu, ia tidak pernah merasakan itu sejak 2 tahun lalu. Tapi kini, perasaan itu sudah mulai ia rasakan kembali. Apakah ia jatuh cinta dengan Aya? Tunggu! Jatuh cinta? Dengan Aya? Gadis yang sudah merenggut ciuman pertamanya? Gadis tidak tahu diri yang sudah memakinya didepan banyak orang? Tidak, tidak, tidak! "Kamu kenapa bang? Geleng-geleng gitu?," Tanya Dita. Angga tersentak kaget saat Bunda menyentuh pundaknya "Enggak papa Bun," jawab Angga sambil memakan kembali nasi gorengnya. "Ish, si Aya mah ga asik," gumam Ara saat membaca line dari Aya. "Kenapa dek?," tanya Daffa, saat mendengar gumaman putrinya itu. "Ini, temen adek ga sekolah, sakit katanya," jawab Ara yang hanya di angguki oleh Daffa dan Dita. "Oh ya Bang, kan Abang ketos, jadi izinin dia ya Bang!," sambungnya berbicara pada Angga. Mendengar ucapan Ara, Angga hanya berdehem sebagai jawaban. Ia langsung berdiri dan menaruh piringnya di tempat cuci piring untuk di cuci. Ia memang sudah selesai makan dari tadi. Setelah ia mencuci piring, ia pamit pada kedua orang tua nya dan langsung berjalan keluar rumah di susul Ara yang berjalan sambil menghentakan kakinya. Angga menaiki motornya dan membantu Ara yang wajahnya cemberut untuk naik. Setelah Ara sudah naik, ia langsung menjalankan motornya menuju kesekolah. >~handphone nya yang ada di nakas dan langsung membuka aplikasi line untuk memberitahu ketiga sahabatnya, sekalian minta di izinkan. Jangankan untuk sekolah, untuk bangun dari tempat tidur saja, rasanya ia tidak mampu. CALON ISTRI MANURIOS (4) P Read 3 06.15am Aramhita :  Paan? Eh iya lo kemana aja sih? Dari kemaren gaada kabar? 06.16am AdiltaNvt : ^2 06.16am Valeriewjya : ^3 06.16 Kmpk bngt sih kalian Read 3 06.16am Jd pen nbk :v Read 3 06.16am Aramhita : Anj _- 06.17am AdiltaNvt : ^2 06.17am Valeriewjya : ^3 06.17am Aramhita : Ish lo pada mah ngikutin gw mulu. 06.17am Valeriewjya : BODO AMAT!  06.18am AdiltaNvt : 2 in aja ya 06.18am Udah elah _-  Read 3 06.18am Gue ga sklh ya, gaenk bdn. Tlg ijinin gue!  Read 2 06.19am Valeriewjya : Oke.  06.21am AdiltaNvt : Oke, gws ya❤ 06.21am Sip mksh dil Read 1 06.21 am Aramhita : Gws Aya sayang, semoga cepat sembuh mwahh 06.22am Read 3 Aramhita : Anj diread doang -_- 06.22am Read 3 Aramhita : Bangsat! 06.22am Read 3 Aya terkekeh saat membaca pesan terakhir Ara. Karena kepalanya terasa berat, Aya meletakkan kembali handphone nya diatas nakas dan kembali memejamkan matanya untuk tidur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN