bc

Mon Amour Victoria

book_age18+
555
IKUTI
3.3K
BACA
CEO
police
drama
tragedy
twisted
sweet
mystery
city
small town
intersex
like
intro-logo
Uraian

Setelah mengetahui bahwa Erique bukan saudara kandungnya, Victoria memutuskan menikah dengannya. Setelah pernikahan mereka, banyak hal terjadi di dalam kehidupan mereka. Seperti kemunculan Elly? Dan juga mantan pacar Érique yang bernama Bella. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1: Teror
Victoria menatap aneh dirinya di depan cermin. Dia yang sekarang mulai agak membesar, tubuhnya perlahan menggemuk. Untungnya saat pemotretan dia masih terlihat langsing karena manipulasi teknologi komputer. Jadwalnya sebagai seorang model semakin padat dan Érique mulai mengkhawatirkan kondisinya. Lelaki itu mendekati kekasihnya dan memeluknya dari belakang. "Apa yang kau pikirkan, Sayang?" tanya lelaki itu sambil menciumi leher wanitanya. Sesekali ia mengembuskan napasnya di sana. Victoria sangat menyukai hal itu. "Aku takut, Kak. Aku takut menghadapi ini semua! Melahirkan bayi dan menjadi seorang ibu. Apa aku bisa melakukannya?" tanya Victoria ragu. Ia menunduk karena tak ingin melihat ekspresi kekasihnya. Érique mengamati wanita itu lewat cermin di depannya. Dia membalikkan tubuh Victoria. "Kau pasti bisa, Sayang. Lihatlah Olive. Dia juga awalnya tak percaya dirinya. Bagaimana sekarang? Dia sukses kan?" tanya Érique pada wanita itu. Olivia, adik Érique merupakan wanita manja. Namun, pada akhirnya ia bisa menjadi seorang ibu. Jika Olivia bisa maka mengapa tidak dengan Victoria? Érique tak ingin Victoria banyak pikiran. Menurut apa yang diketahuinya, kehamilan pertama sangat rentan. Dia Harus ekstra menjaga wanita itu. Menjauhkan Victoria dari pikiran yang mampu membuatnya stres. "Terima kasih, Kak. Kakak selalu ada buat aku dan calon anak kita," kata Victoria tulus dari dalam hatinya. Victoria memanggilnya "Kak" karena dahulu mereka berpikir mereka bersaudara. Padahal sebenarnya tidak. Mereka sama sekali tidak memiliki hubungan darah. Kini Érique tersenyum pada wanitanya. "Ini sudah kewajibanku, Sayang." Érique menghadiahi kecupan di kening wanita itu. Mereka memilih tinggal di rumah pinggir danau di daerah Boston karena Érique ditugaskan menjadi detektif di kota itu. Keadaan itu memaksa Victoria harus bolak-balik ke New York jika ada pekerjaan modeling yang mendesak. Érique sudah meminta Victoria berhenti bekerja. Tapi wanita itu sangat keras kepala dan tetap ingin menjadi model. Ya, walaupun jadwal Victoria sekarang sudah tidak sepadat dulu. Dia hanya membatasi pekerjaannya. "Kakak," panggil Victoria. Suaranya terdengar parau. Pelukan Érique membuatnya tenang. Dia merasakan damai bagai terbang di udara. "Ehmm," jawab Érique. Lelaki itu memejamkan matanya menikmati harum rambut wanita di dalam dekapannya. Rambut pirang yang membuatnya selalu rindu. Rambut alamiah tanpa bantuan cat. Victoria menelusuri wajah lelaki itu. "Aku ingin naik perahu di danau itu," pinta Victoria manja sambil menunjuk ke arah luar. Érique melempar senyum pada wanita itu. Apapun yang diminta Victoria pasti ia lakukan. Dia sudah berjanji akan menjadi ayah yang baik untuk anak mereka dan suami teladan bagi Victoria. "Baiklah." Tanpa menunggu lama, Dia mengangkat tubuh Victoria keluar rumah. Tawa keduanya pecah, seolah dunia milik mereka berdua. Cita-cita mereka untuk bersatu sudah terwujud meski tak ada ikatan pernikahan. Air danau sangat tenang, langit pagi sangat mendung. Burung-burung beterbangan di udara. Ikan-ikan di danau saling mengejar sama seperti pesta dansa di dongeng cinderella. Tanaman air sangat cantik dan enak dipandang mata. Dan di sanalah Érique, mendudukkan Victoria di atas perahu yang terbuat dari lapisan gabus dan aluminium. Di atas sana ia memeluk tubuh Victoria sambil menggerakkan perahu kecil itu. Semilir angin menyambar wajah keduanya, Dedaunan pohon di pinggir danau berjatuhan. Daun kering itu membentuk sebuah perkumpulan membuat danau semakin terlihat cantik. Victoria memejamkan matanya dalam dekapan sang pria. Matahari mendung seakan tersipu malu menyaksikan kedua insan itu. "Aku mencintaimu, Kak." Kalimat ajaib itu keluar dari bibir Victoria. Sudah beberapa kalimat itu keluar dari bibirnya. Mendengar ucapan itu membuat Érique merasa bahagia. "Aku tahu dan aku tidak akan pernah lupa. Cintamu sangat besar untukku dan aku bisa merasakannya. Aku juga mencintaimu, Sayang." Dengan hati-hati tangan pria itu memegangi dayung dan mengayuhnya hingga menimbulkan bunyi. Bunyi-bunyi kecil dari air itu sangat meneduhkan dan menenangkan jiwa. Bunyi sederhana yang mampu menyihir laksana mantra ajaib dari dunia dongeng. "Jika suatu hari aku jelek atau gemuk, Apa kakak masih mencintaiku?" Pelukan Victoria semakin dalam hingga ia mampu mencium aroma tubuh prianya. Pandangan mata Érique lurus ke depan. "Cinta kakak tidak akan pernah berubah. Kakak tidak bisa janji tapi akan membuktikannya." Victoria merabah wajah lelaki itu lalu perlahan bibirnya bersentuhan dengan bibir lelaki itu. Érique membalas ciuman itu hingga membuatnya berhenti mendayuh. Perahu yang mereka tempati bergerak statis tanpa bantuan. Alam menjadi saksi kisah cinta mereka yang panas. Angin bersorak bahagia saat melihat mereka bersama, Angin itu mengantar kepergian perahu yang tak tentu arahnya. Victoria melepas sentuhan bibirnya, tubuhnya melemah. Wanita itu memandang ke arah lain. Pandangan matanya mengabur karena cairan bening yang berkumpul di sudut matanya. "Aku tidak mau sendirian, Kak! Aku takut kakak pergi! Apa aku boleh egois seperti ini?" Victoria bertanya. Nada suaranya sangat rendah dan lembut. Wanita itu terlihat rapuh, ia takut kehilangan lelaki di hadapannya. Entah angin apa yang membuat Victoria menjadi mellow hari ini. ada banyak ketakutan yang ia pikirkan. Kehamilan membuatnya sensitif. Érique memiringkan kepalanya, menatap Victoria dengan penuh cinta. "Kita akan selalu bersama, Sayang! Ingatlah bahwa kau dan aku diciptakan untuk bersama. Jangan seperti itu lagi ya. Kakak tidak akan pernah meninggalkanmu dan sedikitpun tidak akan berniat melakukan hal itu." Érique menyeka air mata yang mulai mengenang di mata Victoria. Dia tersenyum manis pada wanita itu. Kicauan burung tak mereka hiraukan, mereka lebih nyaman saling memandang satu sama lain. Érique lagi dan lagi memeluk Victoria. Lelaki itu mulai bersenandung, hanya untuk menghibur Victoria. Suaranya sangat bass dan tidak terlalu bagus untuk ukuran penyanyi. Suara itu cocok dengan profesinya sebagai detektif. Nyanyian lelaki itu membuat Victoria tertawa bahagia. Bukan untuk meledek tapi karena bahagia Érique berada di sampingnya dan bersedia menyanyikan lagu untuknya. Puas tertawa, Victoria tersenyum mengembang. Wanita itu merasakan kenyamanan luar biasa bersama Érique. Tangan lelaki itu menyentuh perut kekasihnya. "Aku akan melindungi kalian! Kalian tidak boleh takut lagi," ucap Érique merujuk pada janin yang di kandung Victoria. "Aku takkan melupakan hari ini." Victoria terlalu bahagia dan tak ingin waktu berjalan. Dia menginginkan hal manis itu terus berulang dan tak ingin mengakhiri aktifitas mereka. "Semua hariku begitu indah saat bersamamu! Tak ada satu hari pun yang akan kulupakan. Semuanya tersimpan dalam memoriku. Tak akan dan tidak akan pernah kulupakan," tegas Érique. Kalimat itu membuat Victoria tersentuh. Gerimis hujan mulai turun, membuat Érique khawatir dan membawa Victoria kembali masuk ke dalam rumah. Sangat disayangkan oleh wanita itu, kebersamaan mereka di danau harus berakhir karena hujan itu. Akan tetapi dia juga mengerti, bagaimanapun juga ia sedang mengandung. Wajar jika Érique memperlakukannya bak porselen. Érique mengangkat tubuh Victoria masuk ke dalam rumah. Érique basah kuyup sedangkan Victoria tidak. Berada dalam gendongan lelaki itu membuatnya terlindungi dari tetesan hujan. Érique membuka pakaian basahnya hingga tatto salamander tampak di punggungnya. Tatto berukuran kecil yang ia buat saat diterima menjadi detektif. "Sayang! Tunggu sebentar, kakak akan buatkan minuman untukmu!" ujar lelaki itu. Victoria membalasnya dengan anggukan kepala. Érique melangkah menuju dapur dan meninggalkan Victoria di ruang tamu sendirian. Victoria yang kedinginan membuka majalah di depannya. Rasanya ia butuh sesuatu untuk di baca. Halaman per halaman ia buka. Wanita itu sangat syok bercampur kaget saat melihat gambarnya penuh coretan bertuliskan 'I Will kill you!' Dengan tinta merah seperti darah. Victoria membuang majalah di tangannya. Ia ketakutan sampai refleks berteriak. Érique yang ada di dapur segera menemuinya. "Ada apa, Sayang?" tanya lelaki itu. Victoria menggeleng dan memeluk Érique dengan sangat erat. Karena terlalu takut, Dia tidak bisa berbuat apapun. "Ada apa Victoria?" Pertanyaan ini terulang kembali. Érique benar-benar penasaran. Namun Victoria tak memberikan jawaban. Jangan bilang Érique jika ia menyerah dengan mudah. Dia seorang detektif handal. Matanya mencari bukti di sekelilingnya hingga ia bisa melihat majalah di lantai. Dia membuka majalah itu dan mendapati coretan yang menakuti kekasihnya. Dia meremas Lembaran kertas itu, lalu bergerak memeluk Victoria entah sudah berapa kali adegan itu terus berulang. "Kau tidak perlu takut, Sayang! Kakak tidak akan membiarkan orang itu membunuhmu dengan mudah! Dia tidak akan bisa!" ucap Érique pasti, penuh keyakinan. . Instagram: Sastrabisu

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

LIKE A VIRGIN

read
844.4K
bc

PERFECT PARTNER [ INDONESIA]

read
1.3M
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
574.9K
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.5K
bc

Mrs. Rivera

read
47.0K
bc

Married With My Childhood Friend

read
45.2K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
118.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook