Selesai makan malam, Alden dan Kaleena pun duduk berdua di depan televisi. Mereka hanya berdiam diri tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Tentu saja hal itu membuat Alden tidak nyaman. Dia adalah pria yang cerewet, murah senyum dan gampang di sakiti. Bukan hanya Chika yang meninggalkan dia menikah, tapi banyak mantan kekasihnya dulu yang pergi meninggalkan dia hanya masalah waktu. Mereka bilang kalau Alden tidak memiliki banyak waktu untuk mereka. Padahal mereka tahu seberapa sibuk nya CEO saat bekerja. Tidak hanya di Ibukota, kadang Alden juga harus keluar kota dan juga keluar negeri hanya demi pekerjaan. Nyatanya wanita-wanita mantan Alden semuanya tidak ada yang paham dengan hal itu. Dan akhirnya Alden memilih menikah dengan cara seperti ini.
Alden berdehem membuat Kaleena yang ada di sampingnya menoleh. Tapi wanita itu sama sekali tidak mengeluarkan suaranya, dia hanya melirik Alden begitu saja lalu kembali fokus dengan televisi yang masih menyala.
Lagi, Alden kembali berdehem, dan kali ini Kaleena menunjukan reaksi lain. Yaitu mengambilkan minum untuk Alden. Mengetahui hal itu Alden langsung berterima kasih dan meneguk minumannya. Bukan ini yang diinginkan Alden, dia ingin berbicara banyak hal tapi lidahnya kelu.
"Mas waktu kamu ngajakin aku nikah, kamu nggak jelasin berapa lama pernikahan kita?" ucap Kaleena akhirnya. Dia tak tahan jika harus berdiam diri dan menerka-nerka apa yang terjadi kedepannya.
"Maksudmu?" tanya Alden bingung, walaupun dia tahu arah ucapan Kaleena.
"Maksudku kamu belum menentukan berapa tahun kita menikah dan setelah itu berpisah. Bukannya kamu hanya menginginkan anak dariku?"
Kaleena menatap Alden yang duduk di sampingnya dengan tenang. Bahkan peka di sampingnya tak memiliki reaksi apapun.
"Saya tidak bisa memastikan kapan kita akan berpisah. Tapi kalau saya bosan, saya akan menceraikan kamu." jelas Alden.
"Kalau aku hamil terus punya anak? Kamu akan menceraikan aku?" tanya Kaleena memastikan.
"Kalau kamu hamil, mungkin saya tidak akan menceraikan kamu. Kecuali anak itu sudah lahir saya akan tetap menceriakan kamu. Tapi kamu tenang saja, hidup kamu masih terjamin setelah cerai dengan saya."
Kaleena mengangguk paham, "Terus anakku?"
"Ikut saya."
"Kalau aku pengen ketemu dengan anakku bagaimana?"
Alden menoleh menatap Kaleena memicing lalu tersenyum, "Ketemu anak saya, atau ketemu saya Leen?"
Kaleena mendengus dia pun menggeleng, mana mungkin setelah cerai dia ingin bertemu dengan Alden. Yang ada Kaleena ingin sekali bertemu dengan anaknya kelak.
"Anak lah walaupun cuma satu, aku juga pengen ketemu dengan dia. Harusnya anaknya ikut aku, kan aku Mamanya." dengus Kaleena.
Alden mengusap dagunya bingung, anak cuma satu kalau dibuat rebutan kasihan pada anaknya, korban broken home dan Alden tidak suka hal itu.
"Bagaimana kalau kita buat satu lagi, kita harus memiliki dua anak, agar nanti pas cerai anak nya kita bagi dua." jelas Alden.
Kaleena menimang ucapan Alden, tapi apa yang dikata Alden ada benarnya juga. Kalau punya anak dua mereka bisa membaginya satu-satu, masalah rumah mungkin Alden juga akan membagi rumahnya untuk Kaleena dan juga calon anaknya. Tidak mungkin kan kalau Alden akan membiarkan Kaleena hidup terlunta-lunta di jalanan bersama dengannya. Tapi…
"Kalau anaknya kesepian gimana? Kan dipisah dari saudaranya."
"Ya kan kita tinggal bikin dua lagi. Masalah selesai."
Kaleena melongo menatap Alden, kalau bikin-bikin terus kapan cerainya?
-SecretWife-
Berdiskusi tak jelas tadi membuat Alden segera pergi. Bagaimanapun dia harus pulang, atau nanti Mami-nya akan mengomel jika Alden tidak kunjung pulang.
Tapi sebelum pulang Alden memilih mampir dulu di kafe bersama dengan Kevin. Dia ingin membahas hal ini dengan Kevin, kapan doa akan bercerita dengan Kaleena. Tidak mungkin jika Alden dan Kaleena akan terus seperti ini. Pasti Alden akan memiliki rasa bosan dan meninggalkan Kaleena.
"Sampai jaman purba ke zaman modern, kalau sikap lo kayak gini nggak mungkin lo berumah tangga Al." dengus Kevin.
"Lo kan tau gue gampang bosen."
"Tapi juga gampang sakit hati." sahut Kevin cepat dan membuat Alden mendengus.
"Itu nggak usah disebutin bisa? Sedih gue dengernya."
Kevin tertawa, mana mungkin Kevin melewatkan hal ini. Mengejek Alden dengan sikap bodohnya, temannya ini memiliki sikap gampang bosan jika sudah tidur dengan wanita. Tapi dia juga termasuk pria sad boy, yang selalu saja diputuskan banyak kekasihnya dengan alasan tak jelas.
"Tadi ada banyak hal yang gue bahas sama dia." ucap Alden membuat Kevin menatap.
"Bahas apaan lo? Bikin anak? Atau apa?"
Alden mendengus, tapi dia juga bercerita kalau tadi ada banyak hal yang mereka bahas. Terutama masalah pernikahan mereka, Kaleena yang bertanya kapan mereka cerai, dan masalah anak pula.
Karena nantinya mereka hanya memiliki anak satu, Alden mengajak Kaleena untuk membuatnya lagi. Kalaupun anak mereka nanti kesepian, mereka akan membuat dua lagi, agar anak mereka tidak kesepian.
Mendengar hal ini itu Kevin tertawa terpingkal, kalau model seperti itu mau sampai lebaran monyet juga tidak akan berpisah.
"Mending nggak usah cerai aja, rugi juga ide lo sama Kaleena." ujar Kevin.
"Maksud lo hidup mati sama dia? Yang bener aja lo."
"Lah lo juga aneh sama dia anak satu katanya nggak adil. Bikin lagi satu, jadi dua kan anak lo sama dia. Terus nanti malah anak kesepian lo bikin lagi dua sama dua. Kapan cerai nya kalau bikin-bikin terus dodol!!"
Alden mendengus dia pun menatap Kevin bingung, iya juga sih masa bikin terus tapi nggak cerai? Yang ada nagih mulu dan tidak pernah cerai.
"Perasaan umur lo udah mau kepala tiga, tapi bego amat sih lo Al masalah ginian." ucap Kevin.
"Gue juga spontan tadi jawabnya nggak mikir dulu, yang penting mah adil aja dulu," terang Alden tanpa dosa dan membuat Kevin geleng kepala. "Terus tadi dia juga bilang kalau dia mau bikin gue jatuh cinta. Karena gue orangnya sulit buat jatuh cinta." ujarnya.
Kevin melongo mendengar hal itu, dia pun langsung menatap Alden penuh selidik. Temannya ini memang susah jatuh cinta, tapi sekali jatuh cinta dia bahkan rela melakukan apapun demi orang yang dia cinta. Tapi Kevin tidak yakin kalau Kaleena berhasil membuat Alden jatuh cinta dengan dia.
"Terima nasib aja, ini pilihan lo." ucap Kevin.
Alden mengangguk, "Gue pulang dulu, emak gue udah cerewet banget minta gue pulang!!"
"Iya gue juga mau pulang, udah mau subuh!!"
Dan mereka pun meninggalkan halaman kafe ini yang sudah sepi. Bagaimana tidak sepi ini sudah hampir jam tiga pagi, dan mereka masih duduk di depan kafe yang sudah tutup sejak jam sepuluh malam tadi.
-SecretWife-
Gedoran pintu membuat Mita lari terbirit dari dapur. Dia pun segera membuka pintu ini dengan pelan, takut pintu mahal bisa rusak kalau dia pegang.
"Maaf Non cari siapa ya?" tanya Mita dengan sopan.
"Hmm, saya mau cari Kaleena. Apa benar ini kamar dia?"
"Benar Non, tapi Non Kaleena nya masih tidur. Apa perlu apa ya."
Wanita itu menjelaskan jika dia diminta datang kesini dengan hal penting. Tapi karena semalam wanita itu mabuk berat, akhirnya dia memilih tidur dan baru hari ini menemui Kaleena.
Mita tampak ragu untuk mempersilahkan wanita di depannya ini masuk. Tapi ucapannya seakan menyakinkan Mita jika dia adalah wanita baik-baik. Dan membuat Mita mengizinkan wanita itu untuk masuk.
Wanita itu menunggu di sofa ruang tamu, meminta Dewi untuk membuatkan minum untuk tamu. Sedangkan Mita dia memilih membangunkan majikannya yang masih terlelap di dalam selimut.
"Non Kalee di depan ada teman Non yang nyariin." Mita menepuk bahu Kaleena berharap majikan nya ini bangun. Tapi bukannya bangun Kaleena malah menepis tangan Mita dan menutup kepalanya dengan selimut tebal.
"Non bangun Non." sekali lagi Mita menggoyangkan tubuh Kaleena pelan.
"Apa sih Mbak, aku masih ngantuk." jawab Kaleena dengan suara khas orang masih mengantuk.
"Non didepan ada teman Non, bangun dulu Non."
Akhirnya Kaleena pun membuka matanya lebar-lebar dan menatap Mita bingung.
"Siapa? Pagi-pagi gini bertamu."
"Ini sudah siang Non," jawab Mita pelan, dan menatap majikannya yang baru saja bangun. "Hmm, anu Non saya lupa tanya siapa namanya." ujarnya.
Kaleena mendengus dia pun langsung bangun dari tidurnya, dan keluar kamar hanya ingin tahu siapa yang bertemu siang-siang gini.
Saat sampai di ruang tamu, Kaleena menatap Tiara yang duduk dengan anggunnya sedang menikmati secangkir sirup. Melihat hal itu langsung membuat Kaleena tertawa, dia pikir siapa yang datang ternyata Tiara.
"Gue pikir penagih hutang tas branded harga jutaan rupiah." sindir Kaleena dan membuat Tiara meliriknya.
"Di elo barang KW udah nggak berlaku ya."
Kaleena tertawa, "Ada apa lo datang kesini? Ada penting?"
Tiara menggeleng, "Sesuai permintaan lo gue datang. Ya kali lo lupa Leen."
Kaleena menepuk jidat nya sendiri, dia pun menatap Tiara dengan santai dan mengajaknya untuk masuk ke kamarnya. Dengan senang hati Tiara ikut dan melompat tinggi di atas tempat tidur Kaleena.
"Pantes Leen lo betah, tempat tidur udah kayak di hotel bintang sepuluh, empuk banget." ucap Tiara.
"Ck! Turun Ra, ada yang mau gue bahas sama lo."
"Apaan?"
Kaleena langsung bercerita pada Tiara apa yang terjadi pada dirinya dan juga Alden.tentang pembahasan yang tidak masuk akal pun Kaleena ceritakan pada Tiara. Ini memang tidak masuk akal, dan bahkan jika dipikir secara logika juga tidak habis pikir. Hanya perkara anak saya harus bikin berulang-ulang?
"Itu namanya nagih bukan perkara anak," dengus Tiara. "Kalau bikin terus ya udah nggak usah cerai. Sayang harta." ujarnya.
"Lo masih sempetin ya mikir harta, gue aja udah pusing mikirin anak," dengus Tiara. "Semalem gue juga bilang kalau gue bakalan buat dia jatuh cinta sama gue." ujarnya.
"Ide bagus, itu yang harus lo lakuin saat ini. Biar lo nggak kehilangan kemewahan ini."
"Tapi gimana caranya?"
Pertama yang harus diketahui Kaleema adalah alamat rumah Alden yang sesungguhnya. Di mana suaminya ini tinggal, sehingga dia harus menyembunyikan Kaleena di apartemen dibanding harus tinggal bersama dengan Ibu mertuanya.
Kedua, Kaleena harus tahu alasan apa Alden menikah diam-diam dengan Kaleena. Ini yang harus diperjelas, jika nanti suatu saat nanti mereka ceria Kaleena tidak akan jatuh ke dalam pesona Alden
Ketiga Kaleena harus memastikan jika Alden tidak memiliki masa lalu yang buruk. Jadi saat nanti kalau Kaleena membuat Alden jatuh cinta, todla ada orang ketiga apalagi keempat.
Yang terakhir Kaleeja harus memastikan kalau keluarga Alden orang baik. Jangan sampai dia memiliki mertua, kakak atau adik yang jahat dengan dia. Atau mungkin tidak mau menerima Kaleena dengan latar belakangnya yang bukan sultan.
"Gue paham!! Kita susun rencana kita Ra."
-SecretWife-
up rutin kalau Nanny To Mommy sudah tamat ya..,