Melanie With Revano

1169 Kata
Melanie duduk dengan d itemani oleh pria bayarannya, menatap temanya yang seperti berpikir tentang pria yang ia minta untuk menjadi suami cadanganya.  Debora menawarkan brondong kepada Melanie, namun sayang brondong itu sudah memilki keluarga, Melanie pun tak mau. Ia tak mau menyakiti hati perempuan. Ia hanya ingin pria yang masih single.   Debora membisikan pria berondong dan menujukan pria yang berdiri di meja bar itu.  “Ahh gila Deb, gue gak mau ah, gue gak mau nyakitin istrinya gila saja, kau ini.”   “Gak ada lagi Melanie, cuman itu doang.”  “Gak usah Deb, loe cari lagi saja yang lain. Kalo bisa cari yang bule saja yah, pasti banyak di sini.” Debora dengan sepontan menjitak kepala temanya itu. “Loe pikir gue mucikari apa? Minta bule?! Satu saja kagak dapet ini minta yang bule. Di sini memang banyak bule, kalo ujungnya loe di tipu lagi kaya dulu gimana? Jangan asal nyomot bule Mel, kebiasan loe mah,” jawab Debora mentap dengan wajah juteknya, sedangkan Melanie hanya tertawa.  Riana yang berada di sampingnya pun menatap kedua wanita bar-bar itu dengan tatapan jijik. Wanita kaya kehidupanya seperti ini, tubuh mereka  di gerayangi pria pun mereka tidak risih tetapi kedua wanita itu menikmatinya. “Ya sudah deh, gue nanti bikin sayambara dulu deh Mel, mudah-mudahan ada yang nyantol tuh bule.” “Oke deh, jika sudah dapat kandidatnya loe hubungin gue yah Debora sayang,” ucap Melanie merayau Debora.  Debora pun tersenyum sinis menatap temanya itu.   ***   Pagi ini Melanie dan Chang duduk dimeja makan berdua, rutinitas mereka di pagi hari bersarapan bersama sebelum mereka berangkat ke kantor masing-masing.  Melanie melihat wajah suaminya yang datar, ia tak melihatnya apa lagi menatapnya. Hening dan Tidak ada obrolan di pagi ini, itu yang dirasakan Melanie setiap hari menjalani rumah tangga dengan pria dingin seperti Chang, tidak ada senyum, tidak ada kelembutan, apa lagi romantis dan perhatian.  Semua tidak ada di dalam diri suaminya itu! Chang worka holic yang tak pernah ada waktu untuknya. Kini Chang membuka obrolan kepada Melanie dengan tak menatap wajahnya.  "Mel, besok apa kau sibuk?" tanya Chang yang sedang duduk manis dimeja makan bersama Melanie. "Besok? Kenapa?" "Besok, Steve dan Marsha mengajak kita makan malam bersama. Katanya sudah lama kita tak bertemu. Apa kau mau datang?" tanya Chang dengan santai tampa melihat wajah Melanie. "Baiklah, besok aku akan ikut makan malam bersamamu, kau chat saja tempat dan waktunya aku akan nyusul ke sana?" jawab Melanie menyusut sisa makanya dibibirnya.   Ia pergi tampa pamit pada suaminya sudah seperti kebiasaan dirinya tak sopan dan tak memperhatikan suaminya itu.   ***   Dengan gayanya yang ceuk, pria tampan itu berjalan, dengan membawa tas ransel, serta aerponenya yang terpasangan di telinganya.  Banyak pasang mata wanita menuju akan sosok pria yang melintas di depanya, wajahnya yang tampan dengan tatan rambutnya yang diponi ke depan mengikuti gaya rambut para selebritis Korea itu, membuat para wanita terpesona akan ketampananya, siapa lagi jika pria itu bukan Revano. Revano dengan santainya berjalan menuju ruanga matkul  pertamanya karena hari ini ia ada dua matkul.  Beruntung bosnya baik dan mau mengerti jadwal kuliah Revano, jadi ia bisa menyesuaikan jadwal kuliahnya. Jika kuliahnya pagi maka ia akan bekerja siangnya, dan sebaliknya. Revano duduk di paling depan, ia tak memusingkan dengan para wanita yang memandangnya serta membicarakan dibelakangnya. Siapa yang tak jatuh cinta dengan penampilan Revano dengan wajah tampanya seperti oppa-oppa Korea. "Cewek-cewek pada ngiler ngelihatin loe Rev, mungkin mereka pikir loe mahasiswa baru," decak Rico sahabatnya tidak suka.  Revano melirik ke belakang dan tersenyum manis. Semua wanita  lalu histeris dibuatnya. "Cih, dasar wanita genit gak bisa melihat cowok gembel kaya loe langsung histeris gituh." desis Rico yang tak suka.  Rico sahabatnya namun ia selalu menghina Revano yang miskin dan gembel itu, persahabatan keduanya lama, namun kebanyakan Rico tidak bisa menjaga mulutnya.  Revano sering di rendahkan olehnya. Namun ia sudah biasa menanggapi ucapan sahabatnya itu dan tak memusingkan.   "Sudahlah, biarin saja."   Di seberang sana Melanie, berjalan dengan tegesa-gesa keluar dari ruanganya. kali ini ia akan bertemu dengan sahabatnya Marsha yang kini menunggunya di sebuah universitas, entah ada kepentingan apa Marsha meminta bertemu disana, mengingat itu bukan kampusnya, tetapi kampus Marsha dengan suaminya Chang yang dulu berkuliah di sana. "Ri, siang ini aku ada jadwal kemana?" tanya Melani melihat arlojinya. "Hari ini ada meeting dengan tuan Chang," Jawab Riana yang memegang beberapa filenya. "Tu-tunggu tuan Chang maksud loe Yhang Chang Ming suami gue?"  Riana tersenyum sinis. "Iyah suami loe, masa loe serumah gak tau sih Mel?" "Mana gue tau orang dia gak ngomong. Jam berapa?" tanya Melanie kembali. "Pukul dua siang, memangnya kenapa?" tanya Riana curiga.  "Siang ini jam sebelas gue mau ke Kampus si Marsha minta gue ketemuan dia sana.” Riana yang mendengar  pun hanya ber O ria. "Ya sudah kalo gitu nanti loe ingetin gue lagi."  Riana mengangguk dan melihat Melanie yang berjalan menuju arah lift.   ***   Revano dan Rico keluar dari ruangan matkullnya semua wanita melirik kearah Revano dan tersenyum manis padanya. Ia hanya diam dan menunduk tak melihatnya. Mereka berpisah di persimpangan jalan karena Rico akan melanjutkan matkullnya di gedung sebelah sedangkan Revano menunggu matkul keduanya di Library.  Revano tak mau membuang waktu dan segera pergi menuju ke Library. Revano menyebarang tanpa ia melihat kesamping kanan dan kiri, karena ia terfokus ke depan.   BUGG!!!! Revano terjatuh dan terpental, ia yang memegang erat laptop temanya pun harus ikutan terlempar, sedangkan orang yang menabaraknya itu pun panik di dalam sana. Ia mengakui salah dan ceroboh memainkan ponselnya saat mengemudi, jadi ia tak focus ke arah depan. "Oh-My-God" gumam wanita itu membuka bibirnya lebar-lebar dan membentuk huruf "O" melihat di depanya.  Seorang wanita cantik dan sexy itu turun dari mobil mewahnya , ia menghampiri orang yang ia tabrak barusan. "Hi...are you okey?" tanya wanita itu yang tak lain Melanie. "I am fine,"  Ucap Revano.  Melanie pun membantunya bangun dan menepi. "Kita ke klinik aja yang deket yuk. Lukamu pasti serius." ucap Melanie melihat pria itu terdapat banyak luka. "Tak apa nona, cuman luka ringan saja."  "Tak apah gimana?, saya gak mau kamu kenapa-napa,” bujuk Melanie.     Akhirnya pria itu pun mau ikut ke klinik dekat kampusnya. Setelah sampai  Pria itu pun langsung di tangani oleh dokter dan suster. Iai melihat wanita yang menolong dirinya sungguh cantik dan sempurna dalam hatinya. "Gimana dok. Ada yang serius gak? Atau kita medical chek up saja?" "Tidak ada yang serius nona, hanya luka ringan saja," jawab dokter menjelaskan kepada Melanie.   Melanie mengehela napas sejenak, untung pria yang ia tabrak tidak mengalami luka yang serius. Ia duduk diruang tunggu dengan yang di bantu oleh suster dan diam-diam ia menatapnya dan menunggu wanita itu berbincang dengan dokter dan tak lama wanita itu menghampirinya.  "Maaf yah, saya benar-benar gak sengaja, jadi kamu luka-luka ginih, oh iya saya lupa memperkenalkan diri, nama saya Melanie Sanjaya,” ucap Melanie mengulurkan tanganya.  Pria itu tersenyum dan berjabat tangan dengan  wanita cantik di depanya.  “Namaku Revano William.” Ucap Revano, Mereka saling bertatapan dengan tangan yang masih berjabat tangan, dengan keduanya yang masih saling menatap satu sama lain, keduanya seperti mendapat chemistry.  Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN