“Siang Tante…” “Siang juga nak, Maaf nak ini siapa yah?” tanya Andini pada wanita muda yang cantik yang saat ini berdiri di ambang pintu. Melanie menghela napas, dan memberanikan diri untuk melangkah masuk ke dalam dan menghampiri wanita paruh baya yang sedang duduk sendiri di dalam ruangan tersebut. Tidak ada Revano dan juga tidak ada Adiknya Natta. “Saya Melanie, Tante Andini kan? Ibunya Revano?” Andini mengangguk pelan, ia masih bingung dengan wanita cantik bernama Melanie itu siapa. Melanie mengulurkan sebelah tangannya untuk berjabat tangan dengan wanita paruh baya yang sudah terlihat sehat. “Saya temen deketnya Revano, Tante.” Andini menghela napas sejenak, lalu ia menerima uluran tangan lembut itu untuk berjabat tangan dengan wanita cantik di depannya saat ini.

