Part 2. Tiada Kasih

1066 Kata
Setelah mengatakan itu, Bintang pergi begitu saja dari kamarnya dan tak lama setelahnya suara mesin mobil terdengar. Bintang kembali keluar untuk pergi dan meninggalkan Cinta sendirian di rumah besar miliknya. Untuk sesaat, Cinta mematung di tempatnya. Tapi, setelah itu dia hanya mengabaikan kejadian tersebut tanpa perlu memikirkan terlalu jauh. Memang seperti itu bukan kelakuan dari anak orang kaya pada umumnya. Selalu bertindak seenaknya tanpa peduli memikirkan orang lain. Sampai hari berikutnya, Cinta sama sekali tidak melihat Bintang. Bahkan sampai ketika dia harus pergi ke kantor lelaki itu tak muncul dan benar-benar seperti menghilang tertelan bumi. Tapi, lagi-lagi cinta tak peduli. Dia melakukan apa yang perlu dilakukan. Itu akan mengurangi beban pikirannya. “Ngomong-ngomong, selamat atas pernikahanmu.” Cinta sedang berdiri menunggu pesanan kopinya ketika seorang lelaki berbicara kepadanya dari belakang. Dia tak perlu berbalik untuk mengetahui siapa pemilik suara yang sudah dihapalnya di luar kepala. Keinginan Cinta adalah tak perlu memedulikan ucapan itu, tapi lelaki tersebut tak berhenti sampai di sana. “Aku tahu Bintang Antariksa adalah lelaki hebat yang selalu didambakan oleh banyak perempuan di kota ini.” “Terima kasih.” Cinta mengambil satu gelas kopi yang dipesannya dan berlalu dari sana. Menolak menyerah, lelaki itu mengikuti Cinta tak peduli dirinya diabaikan. “Aku sekarang tahu kenapa pada akhirnya kamu menerima perjodohan itu. Karena dia adalah laki-laki dari keluarga terpandang. Aku tidak menyangka kamu akan melakukan ini… Cinta aku sedang berbicara denganmu!” Tangan Cinta ditarik dengan kuat sehingga kopi yang dipegangnya tumpah mengenai pakaiannya. Cinta mengeratkan rahangnya dengan perasaan kalut luar biasa. Bajunya kotor sedangkan sebentar lagi dia harus meeting. Terlebih lagi, kopi yang sedang dipegangnya adalah kopi panas. Sudah bisa dibayangkan, kulit Cinta pasti memerah setelah ini. Emosinya perempuan itu meluap-luap bak air mendidih di atas kompor. Ingin sekali dia melenyapkan lelaki itu sampai tak tersisa. “Sorry! Sorry!” katanya meminta maaf dan raut wajahnya sedikit panik melihat noda kopi di sebagian kemeja yang dipakai oleh Cinta. Lelaki tinggi itu ingin mendekat bermaksud untuk membersihkan, tapi Cinta melemparkan gelas kopi yang ada di tangannya ke arah lelaki itu dengan keras. Bau kopi yang tadinya sudah tercium kini semakin menguat di sekitar tempat itu. “Menjauhlah dari hidupku!” Cinta berucap tajam. “Kalau kamu tidak bisa menjadi lelaki yang berguna, lebih baik enyahlah dari dunia ini.” Atmosfer di sekitar mereka sangat menegangkan. Tatapan mata keduanya bak seorang musuh yang siap membantai satu sama lain. “Jangan mengotori mataku dengan kemunculanmu.” Cinta berbalik untuk meninggalkan tempat itu. Sayangnya lagi-lagi tangan Cinta ditahan oleh lelaki itu. “Kita perlu bicara, Cinta!” “Lepaskan aku!” Cinta kembali menepis tangan lelaki itu dengan kasar. Perempuan itu tidak bisa lagi diajak berkompromi. “Dengarkan aku baik-baik, Dery.” Kesabaran Cinta hanya setipis kertas jika itu berhubungan dengan orang-orang menyebalkan ini. “Mulai saat ini, jangan coba-coba mendekat atau bahkan punya keinginan berbicara denganku. Kamu sudah tidak diterima lagi di kehidupanku.” “Karena kamu berhasil menikah dengan pewaris Antariksa grup, maka beginikah tingkahmu? Aku benar-benar tidak menyangka kamu bersikap murahan seperti ini.” Suara tamparan menggema di tempat sepi tersebut. Cinta bahkan membelalakkan mata bulatnya. Menoleh ke samping kirinya, Bintang sudah berdiri dengan tatapan dingin miliknya. Tidak ada kompromi! Kira-kira seperti itulah yang sedang ditunjukkan. “s**t!” Lelaki bernama Dery tersebut terjatuh ke lantai dengan sudut bibirnya mengeluarkan darah. Mendongak dengan mata melotot tajam Dery berteriak, “Apa yang kamu pikir sedang kamu lakukan!” “Saya sedang membuat perhitungan kepada lelaki yang sudah merendahkan istri saya!” Bintang, dia adalah lelaki hangat yang penuh perhatian. Tapi, tentu saja itu akan mengarah pada dan kepada siapa dia bersikap. Ketika dia mengawali hal baik tapi balasan orang tersebut sangat buruk, maka dia juga bisa membuat pembalasan yang lebih dari sakit. Bintang mendekat ke arah Dery yang masih bertahan di posisi yang sama. Berjongkok di depan lelaki itu, kemudian dia kembali bersuara. “Jangan pernah membuat masalah dengan keluarga saya. Terlebih dengan istri saya. Saya bukan orang yang mudah melepaskan pembuat onar.” Suara tawa Dery terdengar mengejek. Tawa yang tadinya hanya tawa ringan sekarang berubah menjadi lebih keras. “Kamu tidak tahu kalau kamu sedang dimanfaatkan oleh Cinta, Tuan Antariksa yang terhormat. Dia, perempuan itu, sudah mengelabuimu dengan kelicikannya.” “Terima kasih sudah memberikan informasi penting ini untuk saya. Apa saya perlu membayarnya?” Dery kini terlihat mengetatkan rahangnya karena ucapan Bintang kepadanya yang seolah mencemoohnya. Bintang berdiri. Menatap ke sekeliling dan memastikan tidak ada siapa pun di sana sebelum kembali berbicara. “Dery Sudrajat, kalau kamu ingin tetap hidup dengan nyaman di dunia ini, maka bijaklah dalam bertindak. Atau kamu akan kehilangan semua milikmu.” Setelah mengatakan itu, Bintang menarik Cinta dan membawa perempuan itu pergi dari sana tak peduli Cinta terus memberontak. Memasukkan ke dalam mobilnya dan membawa istrinya meninggalkan tempat itu. “Kenapa kamu membantuku sedangkan aku tidak membutuhkannya!” Alih-alih berterima kasih, Cinta justru memberikan penyerangan terhadap suaminya. “Aku bisa menyelamatkan diriku sendiri dari lelaki seperti itu. Jangan bertindak jagoan di depanku. Aku tidak tertarik melihatnya.” Bintang tidak menjawab ucapan Cinta. Dia sedang tidak tertarik bertengkar sekarang. “Turunkan aku di sini!” perintah Cinta dengan keras. “Kita ke toko baju lebih dulu. Kamu perlu mengganti bajumu.” “Tidak perlu berbuat baik kepadaku. Turunkan aku di sini!” Cinta benar-benar menyebalkan. Bintang menepati janjinya untuk memberikan pernikahan yang diinginkan oleh perempuan itu. Maka dia menghentikan mobilnya dan memberikan waktu untuk Cinta keluar dari mobil. “Keluar!” mungkin Cinta menganggap Bintang akan seperti laki-laki pada umumnya yang akan membujuk dirinya agar tidak bertindak konyol. Sayangnya hal itu tak terjadi. Dengan perasaan yang keruh, Cinta keluar dan kemudian membanting pintu mobil Bintang dengan keras. Segera setelah itu, Bintang melajukan mobilnya dan meninggalkan istrinya di pinggir jalan. Begitukan yang diminta oleh Cinta? Keinginan Cinta untuk menangis begitu besar sekarang. Ditahannya mati-matian agar air matanya tak keluar. Ia harus mengulur kesabarannya menghadapi semua ini. Toh, dialah yang mengawali semuanya. Menghentikan taxi yang melintas di depannya kemudian masuk ke sana, Cinta menghubungi sekretarisnya agar membatalkan jadwalnya siang ini. Dalam keadaan pikiran yang penuh, Cinta tahu dia tak akan bisa bekerja dengan benar. Yang dia butuhkan sekarang adalah mengunci dirinya di kamar dan menangis sepuasnya. Dirinya terasa terombang-ambing oleh keadaan yang membelenggunya. Dosa apa yang pernah dilakukan sebelumnya sehingga dia merasakan hidupnya begitu rumit seperti ini? Cinta bertanya-tanya pada dirinya sendiri, tapi tak ada jawaban yang didapatkan. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN