Ada tiga benda pusaka atau benda penguasa bulan di Dunia Peri Bulan. Ketiga benda tersebut kini sudah tidak dapat ditemukan lagi, karena setelah kematian Kaisar pertama, pusaka tersebut hilang dengan sendirinya. Sekarang banyak peri yang mencari benda itu.
Ring's Moon merupakan pusaka berbentuk cincin, berwarna kuning, kekuatan Ring's Moon sendiri dapat menyerap kekuatan peri lainnya. Keberadaannya sangat sulit ditemukan, berpindah-pindah seperti memiliki ruh dengan pikirannya sendiri.
Mahkota Bulan merupakan pusaka kedua, berbentuk mahkota dengan ukiran naga di sekelilingnya, yang warnanya bervariasi, tergantung keinginan seseorang. Crown Moon merupakan pusaka yang unik, ketika pemiliknya menghilang atau lenyap maka Crown Moon akan hilang dengan sendirinya. Kekuatannya sendiri dapat menjaga Dunia Peri Bulan dalam kondisi aman, menciptakan kenyamanan dengan menaklukkan para peri.
Wing Moon adalah pusaka ketiga, sayapnya berwarna pelangi, kecepatan terbangnya tidak ada yang bisa menandinginya.
Tiga objek penguasa bulan memiliki roh dengan pikiran mereka sendiri. Setiap roh dari pusaka itu berbeda-beda. Mereka akan memilih peri yang pantas mendapatkannya. Tapi, bukankah tidak mungkin jika yang mereka pilih adalah Peri Hitam? Oh, Whitemoon tidak akan membiarkan itu terjadi!
Dengan memiliki tiga objek penguasa bulan, peri akan menjadi Kaisar di Dunia Peri Bulan. Ketika pusaka disatukan, kekuatan yang lebih besar akan muncul.
Jika benda itu ada di tangan yang salah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada dunia peri.
Tentu saja Whitemoon tidak akan membiarkan itu terjadi. Dia mengepalkan tinjunya sebelum mengangguk pada keputusannya.
"Mungkin ini takdirku. Tujuanku sekarang adalah menemukan pusaka itu sebelum terlambat."
Whitemoon menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Kembali mengingat pesan dari mimpinya dan Maizemoon. Arti dari pesan mereka adalah 'temukan sesuatu yang harus kamu cari', Whitemoon sekarang mengerti apa yang harus dia cari.
Peri kecil itu melihat sekeliling, kesepian, dan gelap. Warna putih yang menghiasi tanah kini menjadi gelap. Angin yang menerpa wajah Whitemoon terasa dingin, tidak sehangat biasanya.
“Suatu saat aku akan kembali ke tempat ini. Kenangan bersama nenekku akan tetap ada, walaupun mungkin ada perubahan....”
Beban yang dipikulnya akan sangat berat, usianya yang masih sangat muda jelas akan menyulitkan dalam perjalanannya. nanti.
Sebuah misi yang penuh bahaya, siap kapan saja untuk merenggut nyawanya. Whitemoon tidak mengerti bagaimana takdir memilihnya untuk melakukan tugas berat ini.
Whitemoon memejamkan matanya, menghirup udara dingin di sekitarnya lalu mengeluarkannya perlahan. Mata terbuka, lalu mantap melangkah keluar dari tempat ini.
Kalau saja sayapnya tidak rusak, dia pasti akan terbang tanpa harus berjalan. Whitemoon bisa saja menggunakan tongkat untuk terbang, tapi peri kecil itu memilih berjalan karena menghemat tenaga.
Dalam perjalanan, Whitemoon terus menyerap cahaya bulan, secara bersamaan memindahkannya ke tongkat. Whitemoon merasakan sesuatu di tubuhnya, kekuatan yang diserap membuatnya menahan napas sejenak.
"I-ini terasa luar biasa!"
Tekad dalam hati Whitemoon membuatnya percaya bahwa, apa pun yang dihadapinya, Whitemoon tidak akan pernah mundur.
Whitemoon melakukan gerakan yang pernah diajarkan Maizemoon. Jutsu Naga Emas, dan Angin Petir. Dua gerakan yang dilakukan Whitemoon. Dia tidak mengira bahwa gerakan itu membuat angin bertiup kencang dengan warna biru.
"I-ini luar biasa! Bagaimana nenek bisa memiliki gerakan yang hebat?"
Angin biru mengelilingi Whitemoon, seolah melindunginya dari serangan musuh. Whitemoon memutar tongkatnya, perlahan angin biru menghilang.
Tongkat Whitemoon memancarkan cahaya redup, membuat Whitemoon kembali dengan kagum.
Blaar!!
Whitemoon tersentak ketika mendengar suara besar di atasnya, ada potongan cahaya ungu dan hijau.
Peri kecil berlari untuk menghindari serangan nyasar. Whitemoon hampir tersandung saat dia terus menyaksikan serangan nyasar padanya.
Tepatnya sekitar lima belas meter dari tempat Whitemoon berada sekarang, seorang peri dengan sayap seperti daun berwarna hijau sedang menyerang peri jantan Bersayap Burung. Dia selalu kesulitan mengalahkan lawannya. Tubuh Daun Peri Bersayap kecil, sama seperti Whitemoon.
Cukup lama Peri Bersayap Daun bertarung, kekuatan mereka masih belum cukup untuk menyerang Peri Bersayap Burung.
Peri Burung Bersayap sendiri cukup terkagum-kagum saat lawan masih mampu bertahan dari serangannya. Bahkan, peri kecil itu pasti menangis atau lari karena takut akan kekuatannya. Tapi Peri Bersayap Daun tidak menunjukkan rasa takut sama sekali.
Lawan Peri Bersayap Burung sebelumnya memilih di antara keduanya, baru kali ini dia mendapatkan lawan yang memilih bertahan, apalagi peri yang dia lawan masih sangat muda. Tentu saja Peri Burung Bersayap tidak akan menyia-nyiakan sesuatu yang langka.
Peri Bersayap Burung, "peri kecil sepertimu tidak akan pernah menang."
Peri Bersayap Daun sudah melepaskan banyak kekuatan. Namun, Peri Bersayap Burung masih ingin bermain, dia menunjukkan senyum yang membuat Peri Bersayap Daun menelan ludah dengan susah payah. Namun, peri kecil itu masih berusaha menunjukkan wajah tenang, seolah-olah semua serangan itu hanyalah angin.
Peri Bersayap Daun, "benarkah? Kau terlalu sombong, paman."
Peri Bersayap Daun mendarat. Tarik napas kemudian hembuskan perlahan. Mengangkat tongkat itu lalu membuat gerakan aneh, Sebuah lampu hijau berbentuk daun teratai muncul dari bawah kakinya.
Peri Burung Bersayap mengangkat satu alisnya. "Apa yang dilakukan peri kecil itu?"
BAAM!
Blaar!
Greenmoon mempercepat serangannya.
"Petir akar kematian...!"
Akar besar dan tajam yang muncul dari tongkatnya melesat cepat, menyelimuti tubuh Nakemoon. Tidak sampai di sana Greenmoon bersiap untuk serangan mendadaknya.
Dia terbang lebih dekat ke Nakemoon, sampai dia tersenyum.
"Jangan pernah meremehkan lawanmu seperti orang bodoh, paman."
Setelah mengucapkan kalimat itu, peri kecil itu kembali membuat gerakan aneh, perlahan tongkatnya mengangkat daun-daun kecil.
Nakemoon mengatupkan giginya, tubuhnya tidak bisa digerakkan sama sekali karena akar lawan, tubuhnya terus ditekan seolah hendak meledak.
"Tsk, root seperti ini tidak akan memusnahkanku."
Dia harus menemukan cara untuk keluar dari saluran akar ini, peri menutup matanya, menggambar cahaya bulan di sekelilingnya.
"Kamu tidak akan bisa keluar dari akar kematianku, paman!"
Greenmoon membanting daun-daun kecil yang telah dipenuhi dengan kekuatannya. Namun, terlambat, serangannya menembus cahaya hitam, yang seharusnya menjadi tubuh Nakemoon.
Cahaya hitam itu membuat akar Reen memudar, jelas peri kecil itu kaget.
Nakemoon menghilang, membuat Greenmoon kembali waspada. Serangan 'akar kematian petir' adalah serangan yang diajarkan ayah Greenmoon. Serangan itu membutuhkan kekuatan yang besar. Greenmoon telah memusnahkan banyak peri dengan akar kematiannya.
Namun, Nakemoon berhasil lolos dari serangan Greenmoon. Ini benar-benar tidak terduga.
"Tsk, dia sangat kuat. Aku harus lebih berhati-hati. Huh, kalau saja duniaku tidak bermasalah--"
Greenmoon tersentak, merasakan hawa kehadiran lawan, dia dengan cepat melemparkan daun itu ke belakang. Namun, Nakemoon jauh lebih waspada. Serangan itu mengenai pohon.
BAAM!
Sepuluh pohon terbakar. Greenmoon mengepalkan tinjunya, meskipun daunnya sudah cepat.
"Kekuatanmu unik, kamu bisa menggunakan daun sebagai s*****a. Sepanjang hidupku, aku belum pernah menemukan peri sepertimu."
Suara lembut itu masih bisa didengar oleh Greenmoon, dia melihat sekeliling, berusaha mencari suasana kehadiran Nakemoon, tetapi tidak ditemukan.
"Berhenti menyembunyikan pengecut!"
"Pengecut? Bukankah kamu pengecut? Lari dari masalah...."
Greenmoon mengatupkan giginya, memegang tongkat perinya erat-erat.
Blaar!!
Greenmoon melemparkan semua daun ke segala arah, pohon-pohon yang berjarak sepuluh meter terkena serangan, Greenmoon benar-benar terpancing dengan kalimat Nakemoon, mendengar kata 'pengecut' ditujukan kepadanya.
Ada tawa di sekelilingnya, Reen menyerang lagi menggunakan sisa kekuatannya. Hope Nake mendapatkan serangannya meskipun hanya tergores.
Namun, Nakemoon tidak terluka sama sekali. Luka dari lingkar akar kematian telah sembuh. Dia sendiri mengatakan serangan Reen sia-sia. Namun, Greenmoon tidak peduli.
Greenmoon telah melepaskan banyak kekuatan, dirinya tiba-tiba terdiam. Memikirkan kemungkinan Nakemoon dengan sengaja menguras tenaganya, agar Nakemoon bisa menyerang balik dengan mudah.
Peri kecil menyebutkan alasan dia baru menyadari strategi lawan, tubuhnya lemah, karena kekurangan kekuatan, Reen tidak menyadari bahwa lawannya ada di belakang.
"Kamu bodoh karena meremehkan lawanmu, peri kecil. Biar kutebak, kamu bukan peri bulan."
Suara itu tepat di telinga Greenmoon, dengan cepat memberikan serangan terakhir.
Blaar!!
Greenmoon jatuh, sudah benar-benar kekurangan kekuatan di tubuhnya, dirinya sendiri muntah darah.
Nakemoon tersenyum puas, dia muncul kembali di depan Greenmoon. Dia juga telah melampaui batas menghilang.
"Kamu salah memilih dunia peri bulan."
Dengan kekuatannya, Nakemoon mengangkat sebuah tongkat dan kemudian mengucapkan mantra terlarang. Sebuah cahaya hitam menyerupai ular muncul, bersiap untuk melenyapkan peri kecil di depannya.
"Apakah ini akhir hidupku?"
Greenmoon hanya bisa menyerah pada situasi, darah terus keluar dari mulutnya. Dia berpikir bagaimana Nakemoon tahu dia melarikan diri dari masalah? Dan bukan dari peri bulan?
"Kamu pantas mati. Peri lemah sepertimu tidak akan mendapatkan apapun di dunia yang kejam ini. Jadi pergilah dari dunia ini...!"
"Bayangan ular penghancur peri...!"
Bayangan ular melesat meledakkan tubuh Greenmoon.
BAAM!!
Asap hitam mengepul di udara.