HS 2 | Jangan Ikutin Gue!

1157 Kata
"Bagaimana aku akan mengenalmu jika mengikuti saja tak diperbolehkan?" •H e a r t | S t o n e• ? •Jangan ikutin gue!• Setelah jam pelajaran pertama berakhir, seperti kata Nara, dia kembali bersama 3 orang sahabatnya. "Rik? Lo udah baikan?" tanya seorang gadis yang baru saja membuka pintu, diikuti 3 gadis dibelakangnya. Rikka bangkit dari tidurnya, duduk menghadap ke tempat para sahabatnya berdiri. Gadis itu tersenyum tipis. "Gapapa kok." "Nara, gue-" Tok! Tok! Tok! Ucapan gadis itu terpotong oleh seseorang yang mengetuk pintu. "Aku boleh masuk?" tanya seseorang dibalik pintu. "Boleh," sahut Rikka. Pintu dibuka, menampilkan seorang laki-laki yang memakai jersey basket bertuliskan 'blue wolf' dan angka 1. Laki-laki itu membawa plastik hitam ditangan kanannya, dan bola basket disebelah kiri. "Ngapain lo kesini?" tanya Nara. "Nih aku beliin s**u buat kamu, sebagai tanda permintaan maaf karena ga sengaja lempar bola basket kena kepalamu." Tutur laki-laki itu sambil menyodorkan sebotol s**u pisang. "Lo tau gue suka s**u pisang?" tanya Rikka, lalu menerima s**u yang diberi oleh laki-laki itu. "Nggak, aku asal beli aja, pisang bagus buat nambah stamina." Sahut laki-laki itu. "Yaudah, aku pergi, dan maaf ga sengaja." Lanjutnya, lalu melangkah keluar uks. Keempat sahabat Rikka yang tadinya hanya diam kini saling bertukar pandang, berempat. "Dia siapa?" tanya seorang gadis yang selalu memakai tali rambut ditangannya. "Oh, dia yang bikin Rikka pingsan." Sahut Nara. "Kayak kenal." Gumam seorang gadis yang 1 lagi. "Rik, kantin yu? Gue laper nih." Tutur Nara. Gadis itu hanya mengangguk, lalu mengikuti keempat sahabatnya menuju kantin, untuk mengisi perut. Kelima gadis itu berjalan santai menuju lantai 2 sambil sesekali berceloteh. Kelimanya hanya tertawa kecil hingga sampai dikantin. "Mau makan apa nih?" tanya Tiara, gadis yang selalu memakai tali rambut ditangannya. ________________________________________ Tiara Adinda Azzahra, gadis manis berkulit putih bersih yang sering dipanggil Tia atau Ara itu sering memakai tali rambut ditangannya. Tia merupakan sahabat kedua Rikka setelah Nara, mereka berteman atas bantuan dari Nara. _______________________________________ "Gue mau beli roti lapis aja, biar nyerep sama susunya hehe." Sahut Rikka. "Kalo Nara?" tanya Tiara. "Gue pengen kebab aja deh." Sahut Nara, sambil menunjuk seorang penjual kebab dekat penjual pop ice. "Masuk aja dulu, pesennya belakangan." Ajak Rikka. Masuklah kelima gadis itu kedalam kantin. Menuju meja paling ujung dekat jendela. "Mau pesen apa nih? Biar gue catet." Tanya Nara. "Roti lapis satu." Sahut Rikka. "Seblak sama jus alpukat." Sahut Tiara. "Es boba sama salad buah." "Dimsum rasa nori, sama greentea." Nara mulai mencatat pesanan para sahabatnya itu, lalu menuju penjual setiap makanan yang disebutkan sahabatnya. Nara sudah kembali, tinggal menunggu makanan mereka diantarkan. "Pulang sekolah mau ke mall gak?" tanya Nara. "Boleh," sahut Rikka. Tiara kan kedua sahabtnya yang lain hanya mengangguk setuju. Kurang lebih 10 menit, pesanan kelima remaja itu datang. "Ittadakimasu!" ucap kelima sahabat itu bersamaan. Lalu menyantap makanan masing-masing. "Eh Rik-" "Nih buat kamu lagi." Ucapan Tiara dipotong oleh suara seorang laki-laki yang meletakkan sebotol s**u dimeja mereka. Rikka yang melihat s**u itu hanya mengernyitkan dahinya. Lagi?. Gadis itu mendongak menghadap laki-laki yang berdiri disampingnya. "Buat gue?" sahut Rikka sambil menunjuk dirinya. Laki-laki itu hanya mengangguk. "Abisin ya, bye." Tutur laki-laki itu lalu melangkah pergi meninggalkan kantin. "Nih buat lo aja deh Van, gue ini aja masih banyak." Ujar Rikka sambil menyodorkan s**u pemberian laki-laki tadi pada Vania. _______________________________________ Vania Adelviana Aprilia, gadis cantik berambut panjang bergelombang. Bermanik coklat tua, berkulit kuning langsat. Sahabat Rikka Ke-3, tak sengaja bertabrakan ketika diperpustakaan. Seorang gadis yang hobi makan. Jago karate, dan jago bermain gitar juga jago masak. Pokoknya jago semuanya!. _______________________________________ Vania hanya nyengir kuda menerima s**u itu. "Makasih Rikka." Setelah acara mengisi perut selesai, kelima remaja itu hendak kembali ke kelas. "Masih ada 10 menit lagi nih." Ucap Vania sambil melirik arloji berwarna silver ditangannya. "Ke bawah dulu y-" "Itu cewek yang digendong Lian kan?" "Iya, yang modus pingsan itu." "Ga ada kerjaan banget pura-pura pingsan biar digendong Lian!" "Biasalah kupu-kupu malem namanya juga." Vania menghentikan ucapannya ketika mendengar sahabatnya sedang dibicarakan. Gadis itu menghentikan langkahnya. "Kenapa Van?" tanya Nara. Vania hanya melirik kedua siswi tadi dari ekor matanya. "Eh Nara, gimana kalo misalkan lo gabisa dapetin apa yang lo mau karena sesuatu itu udah diambil duluan sama orang lain?" tanya Vania dengan suara yang dinaikkan, bermaksud menyindir kedua siswi tadi. Nara hanya mengernyitkan dahinya. Kenapa Vania tiba-tiba berbicara begitu?. "Ya.. y-yaudah ngalah aja, mau gimana-gimana juga gabakal ada hasilnya kalo udah sama yang lain. Mau gue apa-apain juga percuma, nanti gue yang malu." Tutur Nara. "Haha iya ya, untung lo masih punya cermin, Nar." Sahut Vania. Lalu gadis itu melanjutkan langkahnya, diikuti keempat sahabatnya. Kedua siswi yang mengerti bahwa Vania telah menyindir mereka menjadi geram. "Sialan, kalo bukan kakak kelas udah gue labrak!" tutur sorang siswi bername tag Aurora Rahmania El Hakim. "Iya tuh ish!" timpal seorang siswi bername tag Gabriella Dela Delima. *** Kini kelima gadis itu sudah berada dilapangan. Mereka berjalan-jalan melihat para siswa/i yang sibuk dengan aktivitas masing-masing. "Lo tadi kenapa sih Van? Kok tiba-tiba gitu?" Tanya Nara. Dia tidak mengerti dengan sikap Vania tadi. "Oh? Gapapa, dekel nyinyirin Rikka tadi." Sahut Vania. "Padahal biarin aja gausah diladenin." Timpal Rikka. "Iya tuh, Vania dasar." Tambah Tiara. "Tuman!" Keempat gadis itu tertawa riang. "Heh! Lo ngomong kek Rachel! Diem terus ga bosen-bosen." Tutur Nara sambil menepuk bahu gadis berkacamata itu. ________________________________________ Rachellia Ananda Fransisca Makawimbang, gadis dengan nama terpanjang ke 2 diantara kelima sahabat itu. Seorang gadis irit suara, pintar, sahabat Rikka paling bontot haha. Gadis berdarah Indo-Belanda, berkulit putih pucat, dan bermanik Biru. ________________________________________ "Hm." Sahut Rachel. Gadis itu benar-benar irit suara. "Yaelah gustii pelit suara banget." Cibir Tiara. "Haha udah sih kan udah biasa." Timpal Rikka. Kelima remaja itu tertawa lagi, entah apa yang mereka tertawakan. "Hai, Rikka." Sapa seorang laki-laki yang menghampiri kelima gadis itu. "Hai, yang ngasih s**u ya?" sahut Rikka. Laki-laki itu hanya mengangguk. "Rikka, aku suka kamu." Ucap laki-laki itu, spontan. Kelima gadis itu langsung terdiam. Begitu juga orang-orang disekitar mereka. Hening beberapa menit. "Aku suka kamu, Rikka." Ulang laki-laki itu dengan wajah datarnya. Rikka mengedipkan matanya beberapa kali. Mencerna setiap kata dari laki-laki itu. "Ha?" "Aku-suka-kamu-Rikka." Ulang laki-laki itu, lagi. "P-pftttt." Keempat gadis itu tertawa terbahak-bahak. "L-lo? Belum kenal udah nembak Rikka? Pftttt hahahaha." Tawa Nara terlepas begitu saja, dan disusul tawa dari keempat sahabatnya. "Gue tolak." Ucap Rikka. Laki-laki itu masih berwajah datar. "Kenapa?" tanya laki-laki itu. "Kita aja ga kenal, udah sono pergi gue mau ke kelas." Tutur Rikka lalu mengajak keempat sahabatnya pergi dari tempat itu. Tapi, laki-laki itu malah mengikuti Rikka. "Ngapain lo ikutin kita? Bukannya udah ditolak sama Rikka?" tanya Nara, masih diselingi tawanya. "Boleh minta nomor?" tanya laki-laki itu. "Gak." Sahut Rikka. Penolakan lagi. Harusnya laki-laki itu pergi, tapi malah mengikuti lagi. "Ih! Kenapa sih ngikutin mulu!" omel Vania. Kelima gadis itu berbalik menghadap laki-laki tadi. "Gausah ikutin gue!" tutur Rikka. "Ta-" "No! Don't follow me!" Laki-laki itu diam. Setelah puas, kelima gadis itu melanjutkan langkahnya. Meninggalkan laki-laki tadi yang terpaku ditempatnya. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN