bc

Terlambatkah Cinta?

book_age18+
0
IKUTI
1K
BACA
family
HE
heir/heiress
sweet
bxg
childhood crush
like
intro-logo
Uraian

"Terlambatkah Cinta?" Sejak pertama kali bertemu di sebuah acara amal, Arif, seorang pemuda berdarah Jawa dan India, jatuh hati pada Zahra, seorang gadis cantik keturunan Sunda dan Pakistan. Zahra sudah dijodohkan dengan Rishi, seorang pengusaha sukses keturunan India yang memiliki reputasi baik. Arif berusaha melupakan Zahra, tapi hatinya tetap terpaut padanya. Lima tahun kemudian, Arif kembali bertemu Zahra. Zahra yang sudah menikah dengan Rishi, merasa pernikahannya tidak bahagia. Perbedaan budaya dan cara pandang membuat hubungan mereka renggang. Zahra merasa terkekang dalam pernikahan yang diatur oleh keluarganya. Arif, yang selama ini masih mencintai Zahra, kembali mendekatinya. Zahra terjebak dalam dilema. Di satu sisi, ia masih mencintai Arif, namun di sisi lain, ia terikat janji pernikahan dengan Rishi. Pertemuan mereka yang terlarang membuat hubungan mereka semakin rumit. Perbedaan masa lalu dan tujuan hidup mereka mengancam untuk menghancurkan hubungan mereka untuk selamanya. Apakah cinta Arif yang terlambat bisa mencairkan hati Zahra? Ataukah Zahra akan tetap terjebak dalam pernikahan yang tidak bahagia?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1 - Senyum di Tengah Keramaian
Lampu-lampu gemerlap menerangi Ballroom mewah Hotel Sultan. Aroma rempah-rempah dan bunga melati memenuhi udara, bercampur dengan alunan musik gamelan yang mengalun lembut. Acara amal tahunan Yayasan Amal Sejahtera sedang berlangsung, sebuah perpaduan budaya Indonesia dan India yang begitu kental. Di tengah keramaian itu, Arif, dengan kemeja batiknya yang elegan, tampak sedikit kikuk. Ia bukan tipe orang yang suka menghadiri acara seperti ini, tapi kehadirannya di sini adalah demi ibunya yang sangat aktif di yayasan tersebut. Pandangannya tak sengaja jatuh pada seorang gadis yang sedang berbincang dengan beberapa orang di sudut ruangan. Rambutnya yang hitam panjang terurai indah, dihiasi dengan aksesoris bunga melati. Wajahnya, campuran cantik antara Sunda dan Pakistan, memancarkan aura yang menawan. Itulah Zahra, putri dari sahabat karib ibunya. Arif pernah mendengar cerita tentang Zahra, gadis yang cerdas dan berhati mulia. Saat Zahra tersenyum, Arif merasa jantungnya berdebar-debar. Senyum itu, begitu tulus dan menenangkan, seakan mampu mencairkan ketegangan yang dirasakannya. Ia merasa tertarik, terpesona oleh kecantikan dan aura positif yang terpancar dari Zahra. Namun, saat itu juga ia menyadari, Zahra sudah dijodohkan dengan Rishi, seorang pengusaha sukses yang sangat dihormati. Sebuah kenyataan yang membuat Arif merasa sedikit kecewa, namun tetap menyimpan kekagumannya pada Zahra. Di akhir acara, Arif memberanikan diri untuk menyapa Zahra. Percakapan singkat mereka terasa begitu berkesan bagi Arif. Ia menyadari, ada sesuatu yang istimewa antara dirinya dan Zahra, sebuah koneksi yang tak terjelaskan. Namun, ia juga sadar, cintanya mungkin akan menjadi cinta yang terlambat. Setelah percakapan singkat itu, Arif tak mampu melupakan Zahra. Ia terus memikirkan senyum Zahra, cara bicaranya yang lembut, dan kecerdasannya yang terpancar dari setiap kata yang diucapkannya. Ia mencari informasi tentang Zahra dari ibunya, mendengar cerita tentang perjodohan Zahra dengan Rishi, seorang pengusaha sukses keturunan India yang memiliki reputasi baik. Rishi digambarkan sebagai pria yang tampan, kaya raya, dan beragama. Namun, ada sedikit keraguan dalam cerita ibunya, seakan ada sesuatu yang disembunyikan. Beberapa hari kemudian, Arif kembali bertemu Zahra di sebuah pameran seni. Kali ini, mereka berbincang lebih lama. Zahra menceritakan tentang hobinya melukis, tentang cita-citanya untuk membuka galeri seni, dan juga tentang perasaannya yang sedikit ragu terhadap perjodohannya dengan Rishi. Ternyata, Zahra juga merasa ada perbedaan budaya dan cara pandang yang cukup signifikan antara dirinya dan Rishi. Zahra merasa terkekang oleh harapan keluarganya dan tekanan sosial. Arif mendengarkan dengan seksama, hatinya bergetar mendengar keraguan Zahra. Ia melihat kesempatan, secercah harapan di tengah keputusasaan. Namun, ia juga sadar, mendekati Zahra berarti mengganggu rencana keluarganya dan mungkin akan menyakiti Rishi. Di satu sisi, ia ingin mengungkapkan perasaannya, namun di sisi lain, ia takut akan konsekuensinya. Saat mereka berpamitan, Arif memberanikan diri untuk mengatakan, "Zahra, aku… aku sangat mengagumimu." Zahra hanya tersenyum, matanya sedikit berkaca-kaca. Ia tak menjawab, namun senyum dan tatapannya membuat Arif merasa ada secercah harapan. Pertemuan itu meninggalkan Arif dengan perasaan campur aduk: kegembiraan, harapan, dan juga ketakutan. Ia tahu, perasaannya pada Zahra akan membuatnya berada di persimpangan jalan yang sulit. Beberapa minggu kemudian, Arif kembali menghadiri acara amal Yayasan Amal Sejahtera. Kali ini, ia datang dengan tekad untuk bertemu Zahra lagi. Ia ingin tahu lebih banyak tentang Zahra, tentang perasaannya, dan tentang perjodohannya dengan Rishi. Namun, saat Arif memasuki ballroom, ia melihat Zahra sedang berbincang dengan seorang pria yang sangat tampan. Pria itu tinggi, berkulit sawo matang, dan berpenampilan sangat elegan. Dengan mudah, Arif mengenali pria itu: Rishi, calon suami Zahra. Arif merasa sedikit tertekan melihat Rishi. Rishi tampak begitu perhatian kepada Zahra, menawarkan minuman dan berbincang dengan penuh perhatian. Arif merasakan gelombang kecemburuan yang tak tertahankan. Ia berusaha untuk bersikap biasa saja, namun hatinya terasa sesak. Ia mencoba untuk mendekati Zahra, namun Rishi selalu ada di dekatnya, menghalangi kesempatan Arif untuk berbincang dengan Zahra. Saat Arif hendak menyerah, ia mendengar Rishi berbicara dengan Zahra tentang rencana pernikahan mereka. Rishi dengan penuh semangat menceritakan tentang rencana pernikahan yang mewah, tentang pernikahan yang akan menggabungkan tradisi Indonesia dan India. Zahra hanya tersenyum tipis, matanya tampak kosong. Arif merasakan kesedihan di balik senyum Zahra, seakan Zahra tidak terlalu antusias dengan rencana pernikahan itu. Arif memutuskan untuk pergi. Ia tak tahan melihat Zahra yang tampak begitu terpaksa. Ia merasa harus melakukan sesuatu, meskipun ia tahu, perasaannya pada Zahra mungkin hanya akan membuatnya terluka. Namun, ia tak mampu untuk diam saja. Ia harus berbuat sesuatu, meskipun itu berarti harus melawan takdir. Arif meninggalkan Ballroom Hotel Sultan dengan perasaan campur aduk. Kecemburuan, kekaguman, dan rasa iba bercampur menjadi satu. Ia berjalan sendirian di bawah langit malam Jakarta, pikirannya dipenuhi oleh wajah Zahra dan Rishi. Senyum Zahra yang tampak dipaksakan masih terbayang jelas di benaknya. Ia merasa ada sesuatu yang salah, ada ketidakcocokan antara Zahra dan Rishi yang tak bisa diabaikan. Di dalam taksi menuju rumahnya, Arif merenungkan pertemuannya dengan Zahra dan Rishi. Ia menyadari bahwa perasaannya pada Zahra semakin dalam. Cinta yang terpendam selama ini kini semakin membara. Namun, ia juga sadar akan konsekuensi dari perasaannya. Zahra sudah dijodohkan, dan Rishi tampak begitu sempurna di mata keluarga Zahra. Arif hanyalah seorang pemuda biasa, bukan pengusaha sukses seperti Rishi. Ia bertanya-tanya apakah cintanya pada Zahra hanya akan menjadi sebuah mimpi yang mustahil. Apakah ia harus mengubur perasaannya dan membiarkan Zahra menikah dengan Rishi? Atau, apakah ia harus berjuang untuk mendapatkan Zahra, meskipun tahu peluangnya sangat kecil? Konflik batin Arif semakin membesar. Ia merasa terjebak di antara cinta, kewajiban, dan realita. Ia harus membuat keputusan, keputusan yang akan menentukan masa depannya dan masa depan Zahra. Sesampainya di rumah, Arif langsung menuju balkon kamarnya. Ia memandang langit malam yang penuh bintang, berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang membayangi pikirannya. Ia tahu, jalan di depannya akan sangat sulit, namun ia juga tahu, ia tak akan pernah bisa melupakan Zahra. Arif berdiri di balkon, angin malam yang sejuk menerpa wajahnya, seolah mencoba menenangkan gejolak di dalam hati. Ia mengingat senyum Zahra, senyum yang seolah menyimpan rahasia. "Apakah Zahra juga merasakan hal yang sama?" pikirnya. "Ataukah dia benar-benar bahagia dengan Rishi?" Perasaannya semakin rumit. Di satu sisi, ia merasa bersalah karena mencintai seseorang yang seharusnya tidak bisa dimilikinya. Di sisi lain, harapan kecil tumbuh dalam dirinya bahwa mungkin, hanya mungkin, ada kesempatan untuk mereka berdua. Arif menggelengkan kepala, berusaha mengusir pikiran-pikiran itu. Dia tahu bahwa harapan hanyalah ilusi yang bisa menambah luka di hatinya. Satu hal yang jelas bagi Arif adalah bahwa ia tidak ingin menjadi penghalang kebahagiaan Zahra. "Dia berhak mendapatkan yang terbaik," ucapnya pelan, meski hatinya berontak. Namun, saat memikirkan Rishi, sosok yang tampak sempurna di mata semua orang, Arif merasa semakin kecil dan tak berarti. "Kapan aku bisa menjadi cukup baik untuk Zahra?" Pikirannya melayang kembali ke pertemuan mereka sebelumnya, saat Zahra mengajaknya berbincang, meskipun hanya sebentar. Seolah ada magnet yang menariknya ke arah Zahra, membangkitkan rasa rindu yang pernah ia coba kubur. "Mengapa aku harus merindukannya?" desahnya. Arif merasa terjebak dalam lingkaran perasaan yang menyakitkan. Ia pun memutuskan untuk mengambil langkah. Mungkin, dengan berbicara langsung kepada Zahra, ia bisa mendapatkan kejelasan. Namun, rasa takut akan penolakan dan konsekuensi yang mungkin timbul menghantuinya. "Apa yang harus aku katakan? Apa aku berani mengungkapkan perasaanku?" Sebelum tidur, Arif menuliskan semua perasaannya di dalam jurnalnya. Tulisan tangan yang berantakan mencerminkan kekacauan dalam hatinya. "Zahra, aku mencintaimu. Tapi aku juga tahu, cinta ini mungkin hanya akan menyakitkan." Ia menutup jurnalnya, berharap bahwa dengan menuliskannya, sedikit beban di hatinya bisa berkurang. Dengan pikiran yang penuh, Arif terlelap, namun bayangan Zahra dan Rishi terus menghantuinya. Hari-hari ke depan akan menjadi ujian bagi dirinya, dan ia harus siap menghadapi kenyataan yang ada.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
51.1K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.7K
bc

Jodohku Dosen Galak

read
31.0K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.1K
bc

Desahan Sang Biduan

read
53.9K
bc

Silakan Menikah Lagi, Mas!

read
13.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook