Taehyung membuka matanya perlahan dan yang pertama dilihatnya adalah senyum lebar adiknya yang sangat dekat dengan wajahnya.
"Tch ... "Decaknya lemah melepas masker oksigennya dan mendorong wajah Jungkook menjauhi wajahnya.
"Hyung tak merindukanku?"Ujar anak itu merajuk. Dengan bibir mencebik dan tangan yang bersedekap didada. Taehyung hanya mendengus melihatnya. Lalu mata elangnya mengedar mencari semua orang Namun nihil. Hanya mereka berdua diruangan itu.
"Dimana semua orang?"Tanyanya, Jungkook mengedikkan bahunya acuh.
"Dasar bodoh! kau tak ingin memanggil Jin hyung untuk memeriksaku?"Dengus Taehyung kesal dan Jungkook hanya tertawa padahal tidak ada yang lucu sama sekali menurut Taehyung.
"Ekspresimu Hyung hahaha ... Aku baru sadar ternyata kau jelek juga"Taehyung melotot.
"Yakkk aish!"Jungkook memegang perutnya dan mencoba menghentikan tawanya. Taehyung menghembuskan nafasnya berat.
"Apa mereka semua tak peduli dengan keadaanku?"Gumam Taehyung.
"Yakk! Hyung pikir aku patung? kau tak tau saja mataku sempat bengkak karena menangisimu"Taehyung melirik adiknya jengkel.
"Bahkan Eomma sempat menamparku karenamu"Lanjut Jungkook melirik kesal hyungnya itu. Taehyung terkesiap.
"Karena?"Tanyanya.
"Kepo!"
Tak!
"Hyung kau baru sadar, tapi masih saja punya tenaga untuk menyiksaku aissh"Taehyung memutar bola matanya malas.
"Seharusnya kau senang, karena yang kau lihat pertama kali adalah wajah tampanku"Anak itu menyisir rambutnya kebelakang dengan jarinya sontak membuat Taehyung langsung membuat gekstur ingin muntah.
Lalu Taehyung terkejut saat melihat anak itu mengenakan pakaian saat terakhir kali ia lihat Jungkook jalan dengan ayahnya.
"Tidak ku sangka, saking khawatirnya kau sampai lupa mengganti bajumu ckckck"Jungkook menampilkan cengiran khasnya.
"Berapa hari?"Tanya Taehyung. Jungkook membuat pose seolah sedang berpikir.
"Emmmm satu minggu mungkin Hyung"Taehyung melotot.
"Pantesan ada bau-bau aneh dari tadi,"Taehyung menutup hidungnya.
"pergi jauh dariku dasar jorok!"Jungkook merengut lalu Taehyung baru menyadari saat melihat wajah anak itu sangat pucat.
"Kookie-ah"Panggilnya pelan dengan tangan yang terlepas dari hidungnya.
"Kenapa wajahmu sangat pucat?"Jungkook terdiam, namun didetik berikutnya dia tertawa. Taehyung dibuat heran sendiri olehnya.
"Hyung pikir hyung tidak, bahkan wajahmu lebih pucat dariku"Taehyung mendengus.
"Aku sakit! sementara kau? terlihat baik-baik saja tuh"Sahutnya malas.
"Sudahlah hyung mungkin karena aku lapar, hyung sebaiknya istirahat. Tidak mungkin kan saat aku keluar makan, hyung menunggu mereka yang masih sibuk dengan urusan mereka masing-masing diluar sana"Taehyung mengernyit.
"maksudmu?"
"Yang jelas aku selalu ada disampingmu"Bibir Taehyung mencebik.
"Tidak jelas!"Sungutnya kesal.
"Biarin wlek!"Jungkook menjulurkan lidahnya lalu tertawa. Kemudian anak itu menaikkan selimut Taehyung. Lalu mengambil tangan Taehyung dan menyerahkan sebuah gelang bertulis TH membuat Taehyung mengernyit.
"Kenapa bisa ada padamu?"Jungkook tertawa lalu menunjuk boneka Tata dimeja samping Taehyung membuat Taehyung cengo.
"Kupikir dengan membawa benda-benda kesayanganmu akan mengurangi rasa sakitmu, eh ternyata benar! buktinya tidak sampai satu bulan kau sudah sadar hyung ... Aku hebat bukan?" Taehyung hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Lalu dimana gelangmu, kenapa kau tak memakainya?"Tanya Tarhyung, ya mereka berdua mempunyai gelang yang sama bertuliskan nama mereka masing-masing. Gelang pemberian Yoongi untuk kedua adiknya.
"Aku lupa!"Sahut anak itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Istirahatlah! Aku akan keluar mencari makan"Lanjut Jungkook tersenyum lebar.
"Jangan rindu, berat biar dilan saja! bye!"Taehyung hampir melemparkan apa yang ada disekitarnya pada anak itu yang tertawa sembari keluar ruangan.
"Saking bahagianya melihatku sadar, anak itu sampai tertawa untuk hal-hal kecil"Gumam Taehyung sebelum akhirnya mengarungi mimpinya.
▪
▪
▪
▪
Yoongi jatuh bersandar dengan mata sembab menatap penuh luka sebuah gelang dengan darah yang mengering disana.
"Kookie ... Kau dimana? jangan membuat semuanya semakin runyam, kumohon!"Lirihnya.
Malam dimana ia meninggalkan anak itu sendirian diMansion adalah malam malapetaka untuknya dan keluarganya.
Jungkook menghilang dengan tubuh Jihyun yang ditemukan terkapar penuh darah dihalaman Mansion itu.
Darah berceceran dimana-dimana dan tak sedikitpun menemukan intensitas para pelayan serta pengawal kecuali Jihyun disana.
Bahkan polisi mengira kediamannya mengalami p*********n dengan bibinya Jihyun yang sekarang tengah mengalami koma menjadi satu-satunya saksi mata untuk apa yang terjadi malam itu karena hanyalah dirinya yang selamat.
"Taehyung bahkan belum sadar saeng hiks" Yoongi menatap beberapa poto adiknya yang sudah tersebar dengan beberapa tulisan pencarian disana.
▪
▪
▪
▪
"Selain beberapa darah disekitar kamar dan tempat tidurnya, kami juga menemukan darah dibalkon kamar putra anda Tuan" Pria dengan tubuh tegap dan tingginya itu menghela nafas. Jinwoon hanya mendengarkan dengan tatapan kosongnya.
"Dan pusatnya dibawah balkon ... Tidak jauh dari tempat Nyonya Park ditemukan, kemudian besar Putra anda terjatuh"Jinwoon hanya terdiam namun Air matanya mulai mengalir.
"Appa aku tak ingin meninggalkan Taetae hyung hik hiks ... Aku tak mau pulang!"
"Yang jelas, pelaku sudah merencanakan semuanya dengan baik" Jinwoon masih dengan tatapan kosongnya seolah jiwanya terenggut halus oleh kata demi kata dari detektive yang disewanya itu.
"Kita harus menunggu Nyonya Park sadar!" Jinwoon membasahi bibirnya lalu bangkit.
"Kita kesana sekarang"Ujarnya pelan.
°°°°°°°°°
Jimin terkejut bukan main saat pertama kalinya ia membuka kamar rawat sepupunya dan menemukan Taehyung sudah terduduk dengan tatapan tajam.
"Akhirnya kau sadar Tae"Lirihnya dan Taehyung baru menyadari penampilan anak itu yang sangat kacau.
"Jimin kau---"Jimin mendekat dan langsung memeluk erat tubuh Taehyung, tubuhnya bergetar. Jimin terisak dan Taehyung semakin dibuat bingung.
"Eommaku hiks"Taehyung mengusap lembut punggungnya.
"Ada apa?"Tanyanya pelan. Jimin melepaskan pelukannya lalu menatap Taehyung sedih.
"Eommaku mengalami kejadian yang sama sepertimu"Taehyung membatu.
"Tae ... Aku tidak tau harus melakukan apa hiks" Taehyung melepas selang infusnya.
"Aku ingin melihat Bibi Jihyun Jim" Jimin menatap tak percaya Taehyung.
"Aku sudah merasa lebih baik, bahkan aku sudah sadar dari tadi pagi---"
"Maaf"Jimin berujar parau, Taehyung tersenyum.
"Aku mengerti! Ayo"Ujarnya membawa bangkit.
▪
▪
▪
▪
"Seandainya Eomma tak menyuruh adikmu pulang, semua ini tak akan terjadi!"Yoora berujar lirih memandang kosong kearah ruangan dimana Jihyun yang terbaring. Disampingnya Jin selalu setia menemaninya dan menenangkannya.
Namjoon dan Hoseok hanya tertunduk mengalami kepedihan yang sama. Lalu kemudian Jinwoon datang dengan seorang pemuda seusia Jin.
Yoora menatap suaminya, namun Jinwoon segera memalingkan wajahnya.
Seorang perawat datang kearah mereka membawa sebuah kotak.
"Maaf ... Tuan Jinwoon ada seseorang yang menitip kotak ini untukmu tadi"Ujar perawat itu tersenyum manis lalu berlalu setelah Jinwoon menerima kotak itu.
Jinwoon memandang kotak itu bingung kemudian membukanya. Mereka semua melotot tak percaya.
Pakaian yang terakhir kali dikenakan Jungkook sebelum menghilang penuh noda darah disana dengan potonya yang tersenyum manis di beri tanda X berwarna merah. Yoora terisak histeris, jatuh bersimpuh dengan pikiran buruk yang memenuhi otaknya.
Detektive yang dibawa Jinwoon tadi segera berlari mengejar perawat yang membawa kotak itu. Dan Jin serta Namjoon mendekat kearah Jinwoon yang terduduk.
Dengan tangan bergetar Jin mengambil note yang ada dikotak itu. Sementara Namjoon mengangkat baju Jungkook.
"Mungkin ini terlambat ... Seharusnya aku mengembalikan pakaian ini setelah mengubur tubuhnya"
"Kenapa?" Suara Taehyung terdengar membuat mereka terkejut bukan main dan menoleh kearahnya.
"Ada yang bisa menjelaskan, apa yang terjadi dengan pakaian adikku?"
"Tae--
Taehyung berjalan mengambil kertas yang ada ditangan Jin yang mematung dengan pandangan kosong. Lalu tertawa.
"Apa yang dimaksud kertas ini Jungkook?"Tanyanya. Ibunya masih terisak dan ayahnya pun terlihat lebih kacau.
"Apa yang terjadi selama aku koma?"Lirihnya pelan.
"Bahkan tadi pagi Jungkook datang menemuiku"Jimin menariknya kedalam pelukannya Namun Taehyung segera menolak dan berjalan tertatih pergi darisana.
"b******k! Arghhhh"Jinwoon ikut bangkit dan pergi darisana membawa poto putra bungsunya itu.
▪
▪
▪
▪
Sebuah poto Adiknya yang mungkin tertempel hampir diseluruh tembok kota sekarang berada ditangannya. Taehyung tertawa pahit.
"Tidak mungkin"Lirihnya.
"Bahkan tadi pagi kita sempat bercanda bersama ... Kenapa?" Air mata mengalir dengan pakaian pasien yang dipakainya, Taehyung terlihat menyedihkan.
"Kau hilang satu minggu yang lalu? terus tadi pagi apa Jungkook, apa aku hanya mimpi?"Taehyung terduduk frustasi.
Angin ditaman rumah sakit yang menerbangkan dedaunan membuat rambutnya ikut terbang, sebuah kertas tiba-tiba jatuh dipangkuannya. Taehyung membuka lipatan kertas itu dan membeku.
Aku baik-baik saja Hyung!
■■■■■