“Tidak masalah. Kita akan tahu di malam hari.” Setelah kembali ke hotel, Davis tentunya mandi dulu. Meskipun lokasi syutingnya di wilayah terpencil tetapi secara ekonomi makmur karena ada banyak kru drama lainnya di sana sepanjang tahun. Ada jalan yang menjual jajanan tidak jauh dari hotel. Davis sedang dalam suasana hati yang baik hari ini, maka dari itu dia mengajak Kaisan pergi ke jalan itu untuk berjalan-jalan. Setelah mereka keluar, sosok yang mengendap-endap muncul di pintu kamar mereka. Sosok itu melirik ke kiri dan ke kanan untuk memastikan bahwa tidak ada orang di sekitarnya sebelum mengeluarkan kartu untuk membuka pintu. Saat masuk, dia melihat kamar itu kosong dan dia bisa menghela napas lega. Kemudian mulai mengobrakabrik. “Di mana itu?” Zaina mengernyitkan alisnya. Dia

