Tidak lama kemudian dikejutkan oleh sebuah teriakan. “Wow! Kalung yang sangat indah!” Seorang asisten berjalan di belakang Wiska dan Jayson, memegang kotak belduru merah di tangannya. Jayson mengambil kotak itu dan membukanya, memperlihatkan kalung yang indah. Gadis itu tertegun dan meletakkan tangannya di dadanya. “Jay, apakah ini untukku?” Jayson menatapnya dengan lembut dan mengangguk. “Tentu saja. Bukankah kau menyukai kalung yang terlihat di mal tadi? Aku membelikannya untukmu secara diam-diam.” Wiska sangat tersentuh sehingga matanya langsung berkabut. “K-kalung ini sangat mahal. Tidakkah ini membuang-buang uang?” “Itu untukmu. Semahal apa pun itu, asalkan tidak sampai menjual rumah.” Jayson berkata sambil mengambil kalung itu dan berdiri. “Kemarilah, aku akan membantumu memaka

