Jayson tertegun dan memikirkan sesuatu sebelum mengangguk sambil tersenyum. “Kira-kira begitu.” Dia menghela napas dengan sedih. “Syukurlah kalau begitu. Jadi, aku tidak perlu khawatir tentang itu sekarang.” Tiba-tiba pikiran Jayson terhenti saat mendengar kata-kata itu. Entah mengapa, dia mengingat kata-kata yang diucapkan Wiska sebelum pergi. ‘Jangan khawatir, Aku akan berperan sebagai pacar yang baik di depan publik dan tidak pernah mempermalukanmu’ ‘Memainkan peran?’ Ekpresinya memucat dan tiba-tiba dia bergetar dengan hebat. Mungkinkah semua yang Wiska lakukan sekarang, termasuk kelembutan dan perhatian yang dia tunjukan hanyalah sebuah akting? Tidak, itu tidak mungkin. Gadis itu pasih masih mencintainya. Demi dirinya, Wiska lebih memilih meninggalkan Davis yang telah lama bersam

