Namun Kania harus menelan kekecewaannya pasalnya Daniel tidak bisa mewujudkan permintaan wanita itu untuk menjemput ayah Kania karena Daniel tiba-tiba harus pergi ke luar kota malam itu juga karena ada beberapa masalah dengan usahanya. "Huft!" Kania menarik nafas lesu sembari menutup lembar berkas yang kini ada di hadapannya. Saat ini Kania sudah kembali dengan statusnya sebagai sekretaris. "Oh ya Pak Bahari, bagaimana dengan situasi penerimaan karyawan baru?" Kania mengangkat kepalanya, pada Bahari yang merapikan berkas sang tuan. "Saya belum sempat untuk mengeceknya."Bahari menatap Kania dengan pandangan minta pendapat, "Mau coba melihat situasi mumpung kerjaan tidak terlalu banyak?" "Ok." Kania lantas merapikan mejanya dan keluar bersama Bahari menuju lantai 1 dimana interview sedan

