"Kania." tangan Kania langsung diraih oleh si pemilik suara, dan tubuhnya diajak untuk sedikit menyingkir dari wilayah pintu masuk agar mereka tidak menghalangi jalan. "Apa-apa, sih!" Kania dengan cepat menepis tangan pria itu dan menatapnya kesal. "Maaf, hanya saja aku terlalu senang kita bertemu lagi." jawab pria bernama Rico yang merupakan salah satu masa lalu pahit bagi Kania. "Tapi saya tidak senang bertemu dengan anda lagi." "Ayolah Kania, jangan begitu. Kitakan dulu pernah punya kenangan bersama." "Kenangan yang mana? Kenangan saat melihatmu menghisap buah milik Catherine?!" sudut bibir Kania naik dengan cara menghina. "Itu hanya masa lalu, saat itu aku masih muda jadi mudah lepas kontrol. Sekarang aku bukan pria seperti itu, kok." senyum Rico meyakinkan, "Oh ya apakah kamu s

