DUA PULUH DUA

1556 Kata

Senyum yang semulanya terpatri di wajahku hilang ketika mendengar suara mengejek dari seberang sana. “Lo udah dapetin apa yang lo mau dari gue, kan? Lo udah seneng, kan? Gue bayar lo mahal. Jadi, buang apa yang lo bilang sayang dan cinta itu. Gue enggak butuh! Berperilaku lah selayaknya orang yang di bayar! Tunjukin rasa hormat lo sama majikan!” Panggilan dimatikan begitu saja tanpa sempat aku menjawabnya. Air mata membanjiri wajahku. Siapa pula yang bisa menahan air mata ketika mendengar kata-kata itu? “Sabar, Selly. Everything needs time.” Aku berusaha menghibur diriku sendiri meski kalimat menyakitkan itu terus terdengar di telingaku. Apa salah ku, sih, sebenarnya? Apa menyayanginya adalah sebuah kesalahan? Aku harus bagaimana? Aku tidak mungkin membunuh perasaan ini begitu saja, ka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN