DUA PULUH SATU

1371 Kata

Aku terbangun dari tidurku dengan pening yang melanda karena semalaman menangis hingga tertidur. “Ssshh.” Aku meringis, menahan nyeri saat bangkit dari tempat tidur. “Sakit banget,” ujarku pada diriku sendiri sebelum melangkah dengan tertatih ke depan meja rias. Mataku sembab dengan kantung mata yang jelas terlihat. Wajahku tampak sangat kacau. Menghela napas kasar, aku memutuskan untuk membersihkan diriku. Kenapa airnya terasa melukai kulitku? “Jangan nangis, Sel. Hari ini semuanya bakalan kembali normal. Gabe bakalan baik lagi sama kamu!” Menyemangati diri, aku melanjutkan ritual mandiku. Tepat setelah aku mandi dan menggunakan sedikit riasan di wajah agar wajahku terlihat segar, bel di rumah besar ini berbunyi. “Siapa yang dateng, ya?” tanyaku sambil melihat jam yang tergantung

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN