Dejavu

1219 Kata
"Alen tolong kumpulkan semua tugas teman-teman kamu ya kalau sudah antar langsung ke meja saya" ujar pak bowo kepada alen sambil berlalu keluar kelas. "Baik pak" Jawab alen pendek. "Bapak, saya belum selesai.. Gimana dong ?" Kata siwi setengah berteriak. Pak bowo berhenti sejenak, "Bapak potong point nilai kamu" Ujarnya sambil berlalu. "Alennn, aku belum selesai ke yang lain dulu deh" Ujar siwi setengah merajuk. Alen menghela nafasnya, "Buruan !!" Ujarnya berlalu ke meja temannya yang lain. "Ihhh ganteng-ganteng judes banget si, untung ketua kelas" Oceh siwi sambil melanjutkan mengerjakan tugasnya. Setelah tugas terkumpul semua alen segera menuju ke ruang guru untuk menyerahkan buku tugasnya. Ketika ia hendak masuk ke ruang guru, tidak sengaja ia bertabrakan dengan seseorang yang membuat buku-buku teman kelasnya jatuh berserakan. Ia segera membereskan buku-buku itu dibantu dengan orang yang telah menabraknya. "Maaf ya saya ga lihat" Katanya sambil membereskan buku bawaan alen. "Iya gapapa bu eh ka" Ujarnya meralat panggilan orang itu ketika dilihatnya ternyata yang menabraknya bukan ibu guru. "Gapapa panggil ibu aja, bentar lagi juga saya akan jadi salah satu guru kamu" katanya sambil tertawa. "Tapi kok lebih cocok dipanggil kaka ya" Kata alen dengan wajah serius nya. Alen memperhatikan orang itu, ditatapnya lama. Dia merasakan ada sesuatu didalam hatinya ketika menatapnya. Ia merasa pernah mengalami hal seperti ini bersama orang itu dan wajah itu seperti tak asing baginya. Entah kenapa ? Alen pun bingung. Alen tipe laki-laki yang dingin terhadap wanita. Padahal ia sangat populer, banyak wanita yang ingin dekat dengannya. Dulu ketika ia masih menjadi adik kelas, kakak-kakak kelasnya berlomba-lomba untuk mengejarnya namun tak ada satu wanita pun yang menarik perhatiannya. Tapi kenapa hanya menatap orang ini saja membuat hati alen bergetar begitu hebatnya, padahal ini pertemuan pertama mereka. "Yauda gapapa terserah kamu tapi kalo nanti saya sudah diterima disini kamu harus panggil saya ibu loh. Yaudah gih kamu simpan dulu bukunya, nanti guru kamu nyariin loh" Katanya mengingatkan alen. Alen mengangguk dan berlalu pergi menghampiri meja pak bowo dan meletakkan buku tugasnya disana kemudian ia pun segera pergi. Ketika keluar, alen melihat orang itu sedang melihat ke arah lapangan. Alen menatapnya dari belakang. Entah kenapa, alen ingin sekali menghampirinya. Dia ingin mengenalnya lebih jauh padahal biasanya ia tidak peduli terhadap wanita, ini sama sekali bukan seperti alen. "Nama saya Alen, kelas 3 Ips 2" katanya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya. "Halo alen, saya Arina. Calon guru kamu" Ujarnya setengah berbisik ketika mengatakan calon guru alen sambil membalas uluran tangan alen. "Kaka lebih cocok jadi anak kuliahan" Kata alen. Arina tertawa mendengarnya, "Saya memang masih kuliah, sebentar lagi kelar" Katanya. "Umur kaka berapa ?" "Minggu depan 20 tahun" Jawabnya singkat. Beda 3 tahun dengan alen, baginya itu sama saja seumuran. "Oh kita seumuran" Jawab alen asal. Alen bisa membaca mimik wajah arin yang bingung ketika alen mengatakan kalau mereka seumuran, apa dia berfikir usiaku juga 20 tahun ? Tanya alen dalam hati. "Kalo beda 3 tahun kaya seumuran" Jelas alen. Dan itu membuat arin mengangguk paham maksud alen seumuran. "Berarti usia kamu 17 tahun ya, sama seperti anak-anak yang lain. Paling rata-rata kalian usianya masih segitu ya" Ujar arin. Alen tampak tidak senang mendengar ucapan arin, entah kenapa ia tidak suka arin mengatakan ia masih anak-anak. "Tapi 17 tahun sudah b****a anak-anak, bisa dibilang beranjak dewasa" Katanya menegaskan itu pada arin. Arin tampak sedikit terkejut dengan perkataan alen tapi kemudian ia tersenyum, "Iya iya alen remaja beranjak dewasa" Katanya. Tiba-tiba panggilan dari bu winda menghentikan percakapan antara alen dan arin, dengan segera arin bergegas pergi namun sebelum pergi arin sempat meminta alen mendoakannya agar diterima mengajar disekolah ini. "Arina" Panggil alen sambil berjalan mendekati arin. Arin menghentikan langkahnya dan menoleh, namun ia bergerak mundur ketika arin berbalik alen sudah berada sangat dekat dengan dirinya. "Kalau diterima disini kaka jadi guru apa ?" Tanya alen. "Hmm kalo dilihat dari pendidikan sepertinya saya akan jadi guru BP dan saya akan menghukum anak-anak tidak sopan seperti kamu yang memanggil guru dengan namanya langsung" Katanya tegas tapi sedetik kemudian langsung tersenyum dan meninggalkan alen. Alen menatap kepergian arin. Ketika arin tersenyum terlihat lesung pipit dipipinya, membuat senyumnya terlihat sangat manis dimata alen tanpa sadar alen pun ikut tersenyum. Alen masuk kembali kedalam kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Namun kali ini pikirannya tidak fokus, ia ingin segera mendatangi ruang guru menemui arin. "Ngapain si lu ngeliatin jam melulu ?" Tanya doni teman sebangku alen, seperti bisa membaca kegelisahan alen. "Lama banget jam istirahat" Katanya ga sabar. "Yailah, 10 menit lagi kali. Bentar lagi juga kelar" Kata doni. Dan benar saja, setelah doni mengatakan itu bel istirahat pun berbunyi. Alen langsung berlari ke ruang guru diikuti doni dan teman lainnya. Alen tampak mondar-mandir di depan ruang guru, sesekali melirik kedalam untuk mencari keberadaan arin. Pak bowo yang melihat gelagat alen langsung keluar menghampiri. "Ada apa alen ? Kamu cari siapa ?" Tanya pak bowo. Alen tampak kikuk, "Pak kepala sekolah ada pak ?" Pak bowo tampak mengerenyitkan keningnya, heran. "Mau ngapain nyariin kepala sekolah ? Beliau sudah pergi dari tadi, ada rapat di luar" Kata pak bowo. Alen menghela nafasnya, kecewa karena tak bisa menemukan arin. "Lu ngapain si aneh banget dah. Mau ngapain nyariin pak heru ?" Tanya doni heran. "Nanya doang. Yauda yuk cabut ke kantin" Alen dan teman-temannya beranjak pergi ke kanti. Sesampainya di kantin, ketika alen hendak duduk dikursi khusus makan bakso dari kejauhan ia melihat sosok arin. Ia melihat bu winda meninggalkan arin dan membiarkan arin membawa plastik besar itu sendirian. Dengan cepat alen pun menghampiri arin dan merebut plastik yang dibawa arin. "Kembalikan" Pinta arin. "Aku hanya mau membantu" Kata alen. "Kamu perlu izin untuk itu.. Jangan asal tarik, emangnya kamu penjambret ?" Ujar arin tampak kesal. Alen meletakkan kembali plastik itu, "Biarkan aku membantumu miss" Kata alen pelan namun masih bisa didengar arin. Arin pun mengangguk. "Lain kali jangan seperti itu, utarakan yang baik niatmu. Bersikaplah yang baik, masa mau nolong maen tarik-tarik aja" Ujar arin santai. "Iya miss" kata alen. Alen terlihat sangat penurut kali ini, ia sama sekali tidak membantah satu pun perkataan arin. Dia mengantar arin sampai ke mobilnya, meletakkan plastik besar itu dibangku belakang. Lalu berdiri didepan arin. "Terima kasih ya" Kata arin. "Kapan mulai bekerja ?" Kata alen. Arin tidak segera menjawab malah menatap alen. Alen yang ditatap seperti itu oleh arin menjadi kikuk dan segera mengoreksi kata-katanya. "Kapan mulai masuk miss" Tanya alen. "Besok, sampai ketemu besok ya" Kata arin sambil mengulurkan tangannya. Alen membalas uluran tangan arin lalu mencium punggung tangannya layaknya sungkeman antara guru dan murid. Namun hal itu membuat arin malu, terlihat jelas dimana alen kalo arin salah tingkah dengan perlakuannya. Tapi maksud alen memang benar ia berniat salim sama seperti ke guru yang lainnya. Tapi melihat salah tingkah arin membuat perasaan alen bergetar, untuk kesekian kalinya alen bertanya dalam hati. Kenapa ? Kenapa hanya arin yang mampu membuat getaran dihatinya ? Setelah mobil arin meninggalkan sekolah, alen segera kembali ke kelasnya. Ternyata teman-temannya sudah menunggu disana. "Siapa orang tadi ? Lo kenal ?" Tanya dino. Alen mengangguk, "Guru baru" Jawab nya singkat. Alen memegang dadanya, kenapa hatinya terasa kecewa arin meninggalkannya. Padahal ia baru mengenalnya tapi perasaannya mengatakan kalau ia sudah lama mengenal arin. Wajahnya terasa familiar, tidak asing baginya. lesung pipitnya ketika arin tersenyum, caranya ketika tertawa mengingatkan alen pada seseorang tapi siapa, alen benar-benar tidak bisa mengingatnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN