Melta berulah

1195 Kata

Mama terlentang di atas lantai dengan kedua mata yang terpejam, matanya enggan terbangun sekalipun kami sudah berusaha menepuk-nepuk pipinya. Tante Ajeng yang tak lain istri Om Feri dan anak keduanya sibuk memberikan pertolongan agar mama cepat kembali tersadar. "Jangan pergi, Melta! Kasihan Ibumu!" teriak Om Feri murka. Wanita itu melepas cekalan tangan Gian, lalu berlari menghampiri ibunya sambil terisak. "Mama, bangun, maafin aku," ucapnya dengan derai air mata. Namun, mama belum juga membuka matanya. "Kita harus bawa Mamamu ke rumah sakit, Melta," sahut Om Feri. Sedangkan Gian entah di mana mungkin lelaki p*ng*c*t itu sudah melarikan diri, aku tak peduli karena di luar sana para security sedang berjaga. Jika ia berhasil melarikan diri itu tak masalah, polisi pasti berhasil menca

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN