Pagi itu adalah hari libur. Ian menghabiskan waktu untuk duduk di ruang utama dan membaca buku selagi menunggu Faith beranjak dari tidurnya. Ian telah membayangkan makan malam yang menyenangkan dan ia terus berharap semoga Faith tidak menolaknya. Ketika Faith keluar dari ruang pribadinya, perhatian Ian segera teralih, terutama karena penampilan Faith. Wanita itu telah bersiap untuk pergi dengan mengenakan mantel hitam dan tas kecil yang menggantung di seputar bahunya. Faith membiarkan rambut ikalnya tergerai dan wajahnya tampak natural tanpa hiasan. Begitu Faith mengunci pintu kamarnya, Ian segera bangkit dari sofa kemudian melangkah lebih dekat ke hadapan wanita itu. Faith diam ketika Ian memperhatikannya dari atas hingga ujung kaki kemudian kembali lagi ke atas. "Kau berencana untuk

