sudah sekitar satu Minggu aku menjalani kegiatan mengajar di madrasah.. dan aku pun sudah mulai bisa melupakan satu nama yang pernah membuat ku putusa asa..
Hari ini aku, parsan, mas Taslim dan mba Rois di panggil untuk menghadap ustadz Zakaria untuk rapat terkait kegiatan yang akan diadakan mengisi waktu kosong santri karena Minggu depan santri kelas 12 akan menghadapi Ujian nasional, jadi untuk kelas X dan kelas Sebelas tidak ada kegiatan belajar mengajar maka akan diadakan beberapa kegiatan.
"mas Jayyid nanti kita berangkat bareng aja ya untuk rapat nya, soalnya nya mas Parsan sudah ada di gedung putri kebetulan dia ada jam disana."
"lah emang rapat nya bukan disini ya mas?" tanya ku
"bukan mas, kalo untuk rapat kegiatan ekstra santri biasa nya di rumah ustadz Zakaria."
"oh gitu ya... oke deh... aku siap-siap dulu mas" ucap ku sambil membereskan buku-buku tugas santri yang belum selesai aku koreksi.
Jayyid POV
aku dan mas Taslim sudah sampai di depan rumah ustadz Zakaria,
"Mas Taslim banyak amat nih motor nya, bukan nya cuma kita berempat aja ya?" Tanya ku kepada mas Taslim.
Taslim hanya mengendurkan bahu nya sambil tersenyum.
"dah lah yuk masuk mas" ucap mas Taslim seraya menggandeng tangan Jayyid
"kaya orang pacaran aja tangan ku di gandeng gini" cicit ku dalam hati.
"assalamualaikum" Taslim mengucapkan salam sambil berjalan menuju bagian kanan ruang tamu. aku hanya mengikuti mas Taslim masuk tanpa ikut mengucap salam.. "lah udah di wakilin ngapain aku ikut salam" gumam ku dalam hati.
aku sedikit melirik kearah sebelah kiri ruang tamu sambil berjalan menuju sebelah kanan ruang tamu. ruang tamu ini di skat oleh gorden yang bisa di buka tutup.
"oh dia ada disini" gumam ku dalam hati saat melihat sebuah wajah yang masih aku kenali saat melirik sambil jalan menuju tempat duduk yang kosong entah kenapa tiba-tiba hati ku deg-degan dah kaya orang abis balapan lari.
"kenapa mas kok senyum-senyum gitu" tiba-tiba mas Taslim menepuk bahu ku..
"ah ga da apa apa mas" jawab ku dengan ekspresi terkejut.
"oh ya mba Rois, ustadz Zakaria nya lagi kemana ya kok belum datang?" tanya mas Taslim ke mba Rois.
"ustadz masih ada masih di kelas mas Taslim, sebentar lagi beliau kesini sudah chat aku" jawab mba Rois.
"oh ya Jayyid, kamu masih ingat sama Rahmah ga?
"emm iya ingat dong mba, masa ga ingat sama teman sendiri"
"ya kalo ingat sapa, tanya kabar atau apa lah gitu"
"em eh iya mba iya,.. gmn.."
belum sempat melanjutkan kan bicara tiba-tiba terdengar suara dari balik gorden dan itu bukan suara mba Rois.
" apa kabar Jayyid, lama ga ketemu ya"
aku yang di tanya hanya diam saja... "kok aku jadi grogi gini sih... padahal biasa nya aku biasa aja kalau ngobrol sama wanita... bahkan dulu sama Rani pun akun santai saja" gumam ku kesal sendiri dalam hati.
"hai mas Jayyid... di tanya kabar kok malah ngelamun gitu" tanya tuslim yang sadar kalau aku sedang grogi.
" emm eh iya, kabar ku baik Alhamdulillah, kamu sendiri bagaimana kabar nya?" jawab ku sambil mencoba menghilangkan grogi ku.
"Jayyid grogi ya mas Taslim?" tiba-tiba tanya mba Rois kepada mas Taslim,
"iya nih mba, ga tau kenapa mas Jayyid grogi kaya nya"
"hehe ada sejarah nya itu mas Taslim"
"sejarah apa mba"
"sejarah per.. aw.." belum sempat melanjut kan ucapan nya mba Rois sudah meringis kesakita karena di cubit oleh Rahmah.
"apaan sih mba... " cicit Rahmah pelan tapi masih terdengar oleh ku
"sejerah perjuangan Indonesia mas Taslim" ucapa mba Rois sambil tersenyum menatap Rahmah yang terlihat malu.
saat sedang asyik mengobrol tak lama kemudian datang ustadz Zakaria mengucapakan salam kemudian duduk di kursi yang ada di depan kami.
"assalamualaikum"
"waalaikumussalam" jawab kami bersamaan
"baik langsung saja ya.. untuk mengisi kegiatan santri yang di liburkan karena adanya ujian nasional madrasah akan mengadakan kegiatan outbound untuk para santri, nah hari ini saya minta tolong di musyawarahkan lokasi nya yang baik itu dimana dan konsep nya seperti apa, silahkan di yang ada usulan di sampaikan"
"kalau kita rihlah (jalan-jalan) ke perbukitan gimana ustadz? kan banyak itu perbukitan di sekitar sini" usul mas Taslim.
"bagus itu" seru ustadz Zakaria.
"maaf ust, tapi kan waktu ujian nasional nya ada 5 hari, nah kalau rihlah kan paling butuh dua hari saja karena untuk putra satu hari dan putri satu hari masih ada sisa tiga hari" sela mba Rois.
"eemm maaf ustadz kalo saya usul sih bagaimana kalo kita ada kan camping saja" ucap ku kemudian.
"sebetulnya saya juga punya ide untuk camping, tapi saya khawatir soal keamanan nya terutama untuk santri putri" jawab ustadz Zakaria.
"begini ustadz, kalo ustadz menyetujui nya saya usulkan kita camping di bumi perkemahan Baturraden. insyaallah aman disana ustadz"
"betul ustadz saya setuju, kalo masalah keamanan nya nanti saya bisa minta bantuan alumni yang kuliah dekat lokasi camping" seru Rahmah kemudian
"cocok emang kalian tuh" cicit mba Rois pelan sambil tersenyum ke arah Rahmah.
"iya ustadz toh kita juga bisa minta bantuan guru-guru lain yang tidak mendapatkan jadwal mengawas ujian nasional untuk membatu mengawasi kegiatan outbound santri terutama pas waktu malam hari nya" ucap ku menambahkan..
"baiklah kalo begitu nanti saya akan memberitahu mas Rizki, mas Farid dan mas Akbar untuk membantu kegiatan ini" jawab ustadz menyetujui usul ku.
"berarti kita harus survey lokasi dulu ustadz" ucap mas Taslim.
"betul, tolong kalian segera survey lokasi dan urus perijinan nya" jawab ustadz Zakaria.
"maaf ustadz untuk tenda nya bagaimana?" tanya Parsan yang semenjak tadi diam menyimak saja.
"untuk tenda saya bisa bantu pinjam kan ke temen-temen saya yang di MAPALA, Kebetulan di kampus saya juga ikut kegiatan MAPALA, insyaallah nanti bisa di pinjamkan" ucap ku menjawab pertanyaan Parsan.
"saya juga nanti bisa minta tolong Kaka saya untuk pinjam ke SMA Negeri" ucap Rahmah yang memang mempunyai kakak yang mengajar di SMA negeri.
"eemm emang bener-bener kalian berdua itu" cicit mba Rois sambil memberikan senyuman jahil nya ke Rahmah, namun kali ini ucapan nya terdengar oleh ustadz Zakaria.
"bener-bener apa nya mba Rois?" tanya ustadz Zakaria yang tentu saja membuat mba Rois salah tingkah
"oh ga ustadz, maksudnya bener-bener membantu dengan ada nya mas Jayyid dan mba Rahmah di madrasah ini" jawab mba Rois sambil tersenyum malu.
"baik lah tolong segera di urus semua kebutuhan nya, untuk kegiatan ini di ketuai oleh mas Taslim dan mba Rois"
"baik ustadz, ucap kami bersamaan".