Butuh waktu. Intinya begitu. Ia hanya ingin mencoba untuk mengendalikan dirinya dulu. Meski membutuhkan waktu hingga tiga hari. Para staf lainnya memaklumi. Karena Arabella benar-benar terpukul dengan hal itu. Ia juga tak menyangka kalau akan seperti ini parahnya. Sampai-sampai ia juga tak kuat lagi menahannya. Dengan pikiran yang masih kacau meski kini sudah agak mendingan. Maksudnya, ia setidaknya sudah mulai berpikir meski belum yang jernih-jernih amat. Dengan pelan, ia mengambil ponsel yabg selama ini sengaja ia simpan. Lalu menarik nafas dalam. Tangannya masih sangat gemetar. Masih terlalu takut juga untuk melakukan nuraninya sendiri. Tapi ia mencoba memaksakan diri. Berusaha menahan sesak di dalam d**a yang tiba-tiba menggerogoti. Lalu menambahkan hatinya sendiri. Ketika terdengar

