"AKU HAMIL ANAKMU. KAMU TEGA?" Suasana yang tadi memang sudah riuh, semakin panas. Apalagi saat Fajri terpakur mendengar perkataan itu. Bukan hanya Fajri yang terkejut. Semua orang yang melihat mereka bertengkar seperti itu juga sama. Sama terkejutnya. Awalnya bukan adu mulut. Fajri masih baik-baik mengusirnya dengan kata-kata putus. Misah tentu saja tak terima. Ia sudah bertahan sejauh ini lalu apa katanya? Putus? Hahaha. Tertawa saja. Ia tak akan sudi. Melepas Fajri begitu sama dan membiarkan lelaki itu tenang hidup dengan istrinya begitu? Segala cara juga akan dilakukan. Meski kali ini, Fajri mulai tega. Tidak lemah seperti biasanya. Bahkan sudah kepalang basah karena ditonton oleh begitu banyak orang. Ia pasrah karena tak bisa mengusir orang-orang itu. Lalu membalik badan. Tapi pere

