bc

Dirty Obse(x)ssion

book_age18+
0
IKUTI
1K
BACA
revenge
dark
love-triangle
one-night stand
family
HE
age gap
opposites attract
friends to lovers
dominant
badboy
mafia
drama
tragedy
bxg
bold
office/work place
like
intro-logo
Uraian

Perebutan warisan membuat kehidupan Seruni Ayunia Artama yang baru saja datang dari desa berubah. Apalagi kakak-kakak tiri yang tidak menyukainya, menjualnya ke sebuah pelelangan.

Entah dia beruntung atau masuk ke neraka, Seruni terjual seharga $20 juta dollar pada seorang pria bernama Illawana Delta Jagaswara, pria blasteran berdarah campuran Indo-Belanda-Russia-Itallia. Demi menutupi dirinya sebagai salah satu penguasa dunia bawah, Delta memilih menjadi Arsitektur.

Dibeli dan menjadi wanita milik Delta, membuat Seruni tidak punya pilihan lain. Walaupun sikap Delta terkadang dingin, Arogant, kasar, tetapi ada saat pria itu memperlakukannya dengan baik, hingga membuat Seruni lupa, jika dirinya hanyalah wanita yang dibeli untuk menghangatkan ranjang pria itu.

Seruni lupa, dia harusnya tidak jatuh cinta pada pria itu.

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Gadis $20 Juta Dollar
"Kita bunuh saja dia," seru seorang pria bernama Kevin Zio Artama, pada dua saudaranya yang lain dengan suara keras penuh amarah yang meledak di udara. Napasnya tersegal-segal, setelah mengangkat beban 45 kg, terlihat dengan keringan yang menetes di pelipisnya. Sorot matanya dipenuhi kebencian menatap seorang gadis yang tengah terikat pada kursi kayu dengan kedua pergelangan tangan terikat tali. Suaranya erangannya tertahan karena mulutnya tersumpal kain. Mendengar kata 'bunuh' membuat matanya bergetar, dia berusaha untuk melepaskan tubuhnya dari lilitan tali, tapi tak bisa. Semakin keras dia berusaha melepaskan diri, semakin terasa pula rasa sakit akibat gesekan tali ditubuhnya. Seruni Ayunia Artama, tidak pernah menyangka saat dirinya menyandang marga Artama, mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan. Cacian, hinaan, serta penindasan selalu didapatkan dalam satu tahun terakhir ini. Dia bahkan tidak pernah pernah meminta jadi anak di luar nikah. Seruni, berusaha ingin mengatakan sesuatu tapi mulutnya tersumpal kain. "Kau gila, ya, Kak? Bagaimana kalau ayah tahu, huh?" tolak Juan—Juan Abraham Artama. Seakan tidak setuju dengan apa yang dipikirkan oleh sang kakak. "Benar, dia itu anak dari wanita yang dicintai ayah. Bisa-bisa kita kena masalah," timpal adik perempuan mereka—Estella Aveline Artama. Usianya dengan Seruni, hanya terpaut beberapa bulan. Matanya kini beralih pada Seruni, ada rasa jijik terlihat jelas dari gestur wajah serta matanya yang menatap Seruni. "Terus kalian mau apakan anak ini? Kalau kita lepasin, dia pasti akan ngadu ke Ayah dan Kakek. Apa kalian mau diusir dari rumah, apalagi Kakek sudah menyukainya." Suara pria itu makin meninggi. "Makanya, kita bunuh saja dia!" tegasnya. Mendengar kalimat itu lagi, Seruni semakin merintih, membuat Estella yang melihatnya kesal dan melepaskan bekap mulut Seruni dengan kasar. "Mau ngomong apa sih?" "J-jangan Kak. Jangan bunuh Runi," pintahnya, suara sedikit serak karena sejak tadi meronta-ronta. Plak! Suara tamparan disertai dengan pipi Seruni bergeser ke samping, hal itu menandakan jika cukup kuat Estella menamparnya. "Siapa yang kau panggil Kakak," bentak Estella. Apa salahnya? Dia bahkan tidak tahu jika dia anak haram, dia dijemput oleh orang kepercayaan pria yang mengaku ayah kandungnya. Bukan salahnya dilahirkan di dunia, tapi seakan kehadirannya adalah sebuah kehancuran dari ketiga saudara tirinya. Kenapa? Apakah karena ibunya yang menjadi orang ketiga? Tapi, bukan dia yang melakukannya, kenapa dia dibenci. Jika bisa memilih, Seruni tidak akan pernah mau lahir atau bahkan tidak akan pernah menerima ajakan menemui ayah kandungnya. "R-runi mohon, jangan bunuh Runi. R-runi nggak akan ngadu ke Ayah atau K-kakek, a-atau kalian mau Runi pergi? Runi akan lakukan, Runi akan keluar dari rumah!" pintanya memohon belas kasih agar nyawanya diampuni. Kevin berkacak pinggang. "Kau pikir, aku akan percaya, huh?" bantahnya. "Pokoknya, kita bunuh saja dia, hanya itu jalan keluarnya. Aku tidak mau anak ini mendapatkan warisan juga," tegasnya sambil menatap Seruni yang semakin menangis frustasi. Seruni segera menggelengkan kepalanya, "Runi tidak akan ambil warisan itu. Runi akan nolak. J-jadi Runi mohon, jangan bunuh Runi!" Satu gerakan cepat, Estella menarik rambut Seruni ke belakang. "Kau pikir kami percaya, huh?" "Runi tidak bohong!" jawab Seruni jujur. Ya, anak itu hampir tidak pernah berbohong. Walaupun kehidupan di desa hampir kurang cukup untuk makan sehari-hari tetapi dia bahkan tidak pernah mengeluh mengenai kehidupan seperti itu. Anak gadis yang baru beranjak remaja itu, harus dipatahkan oleh kenyataan pahit. Jika saja dia tidak bersikeras menemui ayahnya dan ingin melanjutkan sekolah, mungkin dia tidak akan bernasib sial. "Ikat dia lebih erat, Juan dan tutup kembali mulutnya," titah Kevin lagi pada adiknya yang terpaut 5 tahun dengannya. "Jadi, kalian maunya bagaimana? Kalian mau biarin anak ini? Nanti dia lepas. Kita cari saja pembunuh bayaran!" bentaknya pada kedua adiknya. "Sialan, rumah ini jadi kacau sejak ibunya menggoda ayah dan sekarang dia datang-datang malah dapat warisan!" geramnya sambil berkacak pinggang dengan erat leher yang cetak jelas. Sangat jelas terlihat penuh kebencian di raut wajah mereka menatap Seruni. "Jadi kalian sepakat 'kan, kita bunuh saja dia biar tidak jadi gangguan?" tanya Kevin sekali lagi. Tiba-tiba Estelle terpikirkan sesuatu sambil wajahnya terlihat begitu cerah, seakan menemukan solusi yang cocok. "Jangan bunuh, kak. Kita jual saja dia!" cetus Estella tiba-tiba mengusulkan untuk menjual Seruni. "Jika kita menjualnya, kita akan dapatkan uang!" tambahnya. Baik Kevin ataupun Juan terkejut dengan usulan itu, tetapi sesaat kemudian mereka mengangguk. "Benar juga, kenapa aku tidak terpikirkan sampai sana, ya," seru Kevin sambil mengusap puncak kepala Estella. "Jika menyewa pembunuh untuk membunuhnya, kita akan keluarkan uang tapi jika menjualnya, kita akan mendapatkan bayaran!" lanjutnya. "Jika dia dijual, orang yang membelinya pasti tidak akan membiarkannya kabur. Kita bisa membuat alasan pada Ayah dan Kakek jika dia kabur dengan pria," jelas Estella. Seakan ide itu mengalir begitu saja. "Harganya pasti akan mahal karena dia masih perawan," lanjutnya sambil tersenyum licik pada Seruni. Seruni mengelengkan kepala sambil menjerit, sayangnya tidak ada yang mendengarkannya. Suaranya dibungkam, tidak bisa melarikan diri karena tangan dan kakinya diikat. Dijual? Dia tahu jika itu mungkin sesuatu yang sangat buruk. Seruni sering mendengar berita mengenai perdagangan manusia di sosial media, dan itu jelas berakhir buruk. Dan kini ... Seruni berada di sebuah sangkar berwarna silver yang tengah ditutupi kain berwarna merah, memakai dress putih, transparan seakan dirinya tengah menjual dirinya. Dari balik sangkar yang tertutupi tirai merah, Seruni dapat mendengar dengan jelas suara-suara berisik. Tidak ada air mata, wajahnya lesu. Dia terlalu banyak menangis, bahkan dia tidak lagi memberontak. Pasrah, itulah yang saat ini yang dilakukan. Mungkin juga sambil berdoa, berharap orang yang membelinya bukanlah p****************g ataupun pria m***m dengan perut buncit. "Hadirin sekalian," suara pembawa acara lebih menggema dari sebelumnya. "Malam ini, saya memiliki barang bagus, saya pastikan kalian akan tertarik dengannya," serunya membuat ruangan tersebut semakin riuh. "Bawa barangnya masuk," titahnya pada seseorang. Seruni tersentak kaget karena ada seseorang mendorong sangkar tempatnya berada membuat rasa gugup pun menjalar di sekujur tubuhnya. Apalagi saat tirai penutup dibuka membuat matanya silau. Kini, Seruni dipertontonkan di hadapan banyak orang. Lampu hanya tersorot padanya. Dress satin, yang sangat tipis serta beberapa rantai yang mengikatnya terlihat jelas. Wajah asia, yang mulai tirus, serta mata sedikit bengkak, sedikit lebam di pipi tidak melunturkan wajah cantiknya. "Dia barang malam ini. Usianya masih 19 tahun, belum pernah tersentuh oleh siapapun, berasal dari pedesaan di Indonesia dan masih perawan. Kita mulai penawarannya dengan 500.000 dollar." Seorang pria tambun dengan cincin di beberapa jarinya mengangkat papan. "Satu juta dollar!" serunya dengan lantang, disambut tepuk tangan meriah. Tidak lama kemudian pria lainnya berseru menimpali, suaranya terdengar dingin. "Dua juta!" Suara bisik-bisik mulai terdengar tetapi tawaran terus melonjak. Seorang pria tersenyum sinis mengangkat papan penawarannya. "Lima juta dollar." Lima juta dollar? Bukan itu harga sangat mahal untuk seorang asia dipelelangan? Apa yang membuatnya mahal? "Wah. Penawaran tertinggi ... Lima juta dollar," seru pembawa acara sambil melihat ke arah Seruni. "Sekedar informasi, gadis ini anak haram kesayangan dari salah satu konglomerat Indonesia," jelas pria itu. "Tujuh juta dollor!" seseorang berseru, saat mendengar penjelasan pembaca acara tersebut. "Sir ..." Seorang pengawal berbisik pada atasannya. Seakan mengingatkan jika pria itu harus membuat penawaran juga. "Apa Anda tidak akan memberikan penawaran?" Walaupun gugup, akhirnya dia membuka suara karena sejak tadi atasannya itu tidak membuat satupun penawaran. "Huh, aku tidak tahu kenapa dia memintaku datang langsung dan memintaku melakukan hal gila itu," gerutunya sambil melipat tangannya di depan d**a, dia masih terus menatap ke arah sangkar tempat di mana Seruni berada. Matanya, seakan tengah menyelidiki dan pikirannya sedang menimbang-nimbang. Pengawal yang bersamanya malah semakin gugup karena belum juga ada penawaran yang dibuat oleh atasannya itu. "Sir ..." "Shut up!" ucapnya membuat pengawalnya tidak berani mengatakan apapun lagi. Ketegangan kian memuncak saat seorang pria baru, berwajah tirus, matanya tajam memberi penawaran. "Sepuluh juta." Suaranya tenang, tapi menebarkan hawa dingin yang membuat aula hening seketika. Tubuh Seruni bergetar, baginya nominal yang menawar dirinya adalah sesuatu yang tidak lebih dari sebuah belenggu. Setiap nominals yang disebutkan bukanlah harga atas keindahannya, melainkan palu yang menghantam martabatnya sedikit demi sedikit—di hadapan para elit yang menganggapnya sekadar trofi malam. "S-sepuluh juta dollar!" pembaca acara semakin berseru, sedangkan ketiga saudara Seruni mendengar nominal itu semakin berharap jika ada yang menawar Seruni semakin tinggi. "Dua puluh juta dollar!" Barulah, setelah mempertimbangkan pria itu membuka suaranya. Suaranya yang berat itu, membuat keheningan mendadak, semua mata tertuju padanya. Semua orang yang berada di sana penasaran siapa yang memberikan penawaran seperti itu. Ya, dia adalah Illawana Delta Jagaswara, pria bertubuh kekar, tegap. Walaupun wajahnya tertutup topeng naga, semua orang pasti menyadari jika dia pria dengan wajah tampan. "Ada penawaran lagi?" tanya pembawa acara. "Tiga ... dua ... satu! Terjual 20 juta dollar pada pria memakai topeng naga."

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
198.4K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.9K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.5K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.1K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
44.9K
bc

My Secret Little Wife

read
131.9K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook