Setelah di rasanya selesai ,
Gara dan teman-teman nya pergi dari restoran tersebut dengan suasana hati yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya bagi gara.
Ia pun tak lupa juga meminta nomer ponsel arra sebelum kembali lagi ke perusahaan tempat nya bekerja.
Setidaknya kali ini memang hanya arra lah yang bisa memalingkan pikiran gara tentang pasukan jubah hitam tetsebut.
.
Gara sudah memasuki kantornya dan kemudian ia pun mengerjakan pekerjaan yang memang harus ia selesaikan hari ini.
dan kemungkinan pun gara akan mengambil lembur agar pekerjaan nya bisa di kumpulkan besok paginya pada dewan direksi.
Ia sama sekali tak memikir hal lain lagi selain kerja dan kerja.
Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan kantor sudah terlihat begitu sepi.
Gara memutuskan untuk menuju ke dapur perusahaan yang ada di lantai tempay nya bekerja ,
Sebab perut nya sangat menuntut untuk di isi dan juga matanya pun terasa begitu berat.
Ketika gara berjalan melewati lorong ,
Ia merasa jika ada sesuatu yang sedang mengikuti nya dan yang lebih aneh nya lagi gara mendengar begitu jelas suara aungan harimau pada kedua telinga nya.
Langkah nya terhenti sejenak ,
Ia berbalik dengan segera namun tak mendapatkan apapun di belakang nya.
Tapi lagi-lagi suara aungan harimau itu masih terus terdengar oleh gara.
Ini baru pertama kalinya bagi gara merasakan hal yang tambah membuat nya semakin begitu aneh.
Apalagi suara itu terdengar begitu dekat.
Mungkin bisa di bilang jika suara tersebut terdengar dari dalam diri gara sendiri.
Namun gara mengenyahkan nya dan kemudian ia pun memilih untuk tetap berjalan memasuki dapur untuk mencari cemilan.
Tapi entah mengapa langkah nya semakin terasa berat saat ia sudah ingin kembali ke ruangan nya lagi.
Gara sendiri tak tau apa yang sedang terjadi dengan dirinya , ia berusaha sekuat mungkin untuk segera beranjak tapi kaki nya serasa semakin berat jika ia selalu mencoba terus untuk melangkah.
Lampu di sekitaran pun terlihat kedap-kedip tak terhenti.
Gara merasakan sesuatu yang begitu ingin keluar dari dalam dirinya.
“ panas... “
Gumam gara lirih sambil memegang bagian tubuh depan nya antara perut dan leher.
Rasa panas itu semakin menjalar pada sekujur tubuh nya hingga pada akhir nya gara sendiri tak tau apa yang terjadi dengan diri nya.
Ia seketika tergeletak di atas lantai dan memejam kan matanya.
Namun gara saat ini seperti sedang bermimpi ,
Ia berada di hutan yang begitu rindang dengan pepohonan dan terlihat gelap.
Seketika dari arah belakang nya gara merasakan ada yang dengan sengaja menghantam nya hingga membuat nya terjatuh.
Betapa terkejut nya gara saat mendapati sosok berjubah hitam sedang berdiri di hadapan nya sekarang.
Perlahan gara mencoba bangkit dan pikiran nya semakin terasa aneh saat ia melihat dirinya sendiri yang berpenampilan begitu aneh.
“ kenapa aku begini? “
Ujar nya dalam hati dengan mengamati sendiri bagaimana dirinya saat ini.
Gara tak tahu apa yang harus ia lakukan ketika melihat sosok berjubah itu datang berlari ,
Tapi seketika tangan dan kaki gara bergerak dengan sendirinya manangkis dan membalas perlakuan yang di lakukan oleh sosok berjubah hitam tersebut.
Bahkan gara pun juga bisa mengeluarkan jurus-jurus yang sama sekali tidak pernah ia pelajari sebelumnya.
Sungguh sangat di luar nalarnya ,
Gara mampu melumpuhkan sosok jubah hitam itu dengan sekali hentakkan saja.
Bukan hanya satu atau dua sosok saja ,
Namun hampir ada lima sosok yang menyerang nya dengan sengaja.
Dan yang lebih mengejutkan lagi saat ini gara pun mampu berjalan melayang untuk mencapai pohon satu ke satunya lagi.
Seketika sosok para jubah hitam itu pergi setelah gara mengambil pedang yang ia bawa di punggung nya.
Pedang yang terlihat begitu gagah dengan warna ke emasan.
Setelah itu ,
Terasa angin kencang yang seperti membuka lorong terang dengan pencahayaan yang begitu tajam.
Tak selang lama ,
Tubuh gara seperti tertarik untuk masuk ke dalam lorong itu dan tiba-tiba semua kembali gelap.
Gara mencoba membuka kelopak matanya dan sekarang ia berada di atas lantai dengan keadaan yang sangat sulit di artikan.
Yang dimana gara merasa jika seluruh badan nya begitu sakit , namun ia tak menemukan adanya luka ataupun lebam di tubuh nya.
Ia mencoba berdiri dan bertumpu dengan kedua lengan nya tapi rasanya kakinya begitu terasa begitu lemas.
Hingga akhirnya gara memilih untuk berdiam sebentar dan menyenderkan punggung nya pada dinding yang ada di belakang nya.
Gara mencoba menarik nafas nya dalam-dalam lalu mengeluarkan lewat mulut , rasanya seperti orang yang baru saja berlari ribuan kilo meter.
Lagi-lagi pikiran nya masih tidak bisa menela’ah apa yang terjadi kepada dirinya , gara pun mencoba untuk mengingat kembali kejadian yang baru saja ia alami.
Kepalanya pun seketika merasa begitu sakit ,
Kemudian gara memutuskan untuk lebih menenangkan dirinya terlebih dahulu dan tidak mengingat kembali kejadian aneh yang terjadi kepada nya tadi.
Terdengar suara bunyi dering ponsel gara yang berbunyi dari dalam ruangan nya , ia mencoba untuk bangkit dan berjalan ke dalam ruangan nya.
Mencaritahu siapa yang sudah menghubungi nya.
Perlahan gara mencoba melangkahkan kakinya , hanya dengan sisa tenaga nya saja gara bergerak memasuki kantor nya dan segera ia duduk di kursi kebesaran nya.
Ia meraih ponsel yang ada di meja kerja nya , lalu gara sedikit mengerutkan kening nya saat melihat nama siapa yang ada di layar ponselnya.
“ arra..
Telfon sampai berkali-kali.
Ada apa? “
Gumam gara bingung.
Dan kemudian gara pun memutuskan untuk kembali menghubungi arra.
“ kenapa raa? “
Tanya gara setelah mendapati jika arra menerima panggilan telfonnya.
“ syukurlah kamu udah kembali gaa.
Gak ada yang luka kan? “
Tanya arra yang sontak kembali membuat gara semakin bingung dengan apa yang di katakan oleh arra.
Pikiran gara seakan bergeming untuk lebih menjelajah lagi apa yang di ucapkan arra barusan.
“ kamu tau apa yang terjadi sama aku? “
Tanya gara heran.
“ yes , i know that. “ –
“ pulang aja gaa , kamu perlu istirahat. “
Ujar arra seperti memberi peringatan untuk gara , sebab kali ini tubuhnya memang begitu sangat lemas dan sangat sakit.
Rasa sakit itu pun semakin terasa menjadi-jadi , tapi sang empunya sendiri pun seperti masih tak menemukan alasan atas apa yang membuat nya merasa sakit yang berkepanjangan di dalam dirinya.
“ iya raa.
Thanks ya , abis ini aku pulang kok. “
Jawab gara.
“ baiklah gaa , hati-hati di jalan.
Bye... “
Ucap arra lalu mengakhiri panggilan telpon nya terlebih dahulu.
Setelah itu ,
Gara mencoba memejamkan matanya dan merebahkan kepala pada punggung kursi kebesaran nya.
“ sebentar lagi ,
Sebentar lagi aku akan tau siapa kalian. “
Tutur gara sembari mengepalkan kedua telapak tangan nya dan memandang tajam lurus ke arah luar jendela kantornya yang memperlihatkan lampu-lampu kota pada malam itu.
Teka-teki yang begitu sangat berlebihan di dalam kehidupan nya , gara sendiri pun seakan muak dengan apa yang terjadi kepadanya.
Kejadian yang sama sekali tak berujung.
◖Bersambung◗