Kisah Sanggara - 7

1041 Kata
Gara akhirnya memutuskan untuk pulang dari kantor , dan ia kini sedang berada di dalam mobilnya dan ingin segera keluar dari parkiran gedung tinggi itu. Setelah gara keluar dari gedung itu , Ia melihat seseorang yang sangat di kenal nya yang mungkin juga baru saja selesai dari pekerjaan nya. Mobil gara perlahan mengarah ke arah arra yang sedang asyik berjalan menyusuri jalan setapak dekat restoran nya itu. Suara klakson mobil gara membuat arra sedikit merasa jengkel karena mendapati kebisingan di jam malam seperti saat ini. Sejenak arra menghentikan langkah nya dan kemudian berbalik memandangi mobil satu-satu nya yang ada di jalan raya. Arra memang lah perempuan muda yang begitu sangat berani , sebab ia langsung menghampiri mobil yang sekarang sedang berhenti di tepian jalan dekat arra berjalan tadi. Dengan sopan arra mengetuk kaca mobil agar sang pemilik mau menurunkan kaca tersebut. Betapa terkejut nya arra saat melihat gara ada di dalam mobil tersebut. “ gara... Kamu ternyata. “ Gara hanya terkekeh karena mengingat cara dirinya memanggil arra tadi dengan klakson mobilnya. “ pulang bareng yuk. “ Tawar gara. “ rumah ku deket kok , aku jalan kaki aja gaa. Lagi pula mobil mu gak akan muat jika masuk ke jalan rumah ku. “ Jelas arra. “ udah malam , kamu cewek. Ayo lah. Tenang , aku bukan orang yang... “ Ucap gara terhenti ketika arra membungkam mulut gara dan melihat arah sekitaran yang memang terlihat sepi. Arra merasa jika ada yang masih mengawasi mereka. “ ada apa raa? “ Tanya gara setelah arra melepas bungkaman nya. “ aku gak tau sih apa mau mereka. Aku ikut kamu pulang aja. Gak apa-apa kan? Gak ada yang marah kan? “ Ujar pertanyaan arra yang sontak membuat gara menjadi sedikit bingung dengan apa yang di maksud oleh arra. Namun yang gara tahu hanyalah saat ini ia pun juga merasakan apa yang sedang di rasakan oleh arra. Jika ada seseorang yang sedang begitu tajam mengarahkan pandangan nya pada arah mereka berdua. “ gak akan ada yang marah. Naiklah. “ Setelah nya arra pun beralih pada kursi penumpang yang berada di samping kemudi dan sesudahnya arra segera memasang seatbelt pada kursi yang di duduki oleh arra. Arra masih terlihat begitu terkejut dan kebingungan dengan apa yang baru saja ia lihat tepat di hadapan nya. Gara pun bingung dengan apa yang terjadi dengan arra , karena seketika arra terlihat sangat kaku saat baru saja masuk ke dalam mobil gara. “ kenapa? “ Tanya gara yang di tanggapi gelengan kepalanya. Namun entah mengapa gara pun seperti mendengar aungan harimau lagi pada kedua telinga nya. Pikir gara pun arra juga mendengar apa yang ia dengar dan pastinya arra tahu tentang suara tersebut. “ kau juga mendengar nya? “ Tanya gara lagi dan di angguki arra. Gara sendiri pun tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya , Namun gara yakin jika memang ada suatu hal yang harus segera gara selidiki dan caritahu. Tanpa basa-basi lagi , Gara segera menginjakkan pedal mobilnya dan mengarahkan kemudi nya untuk menuju ke arah rumah nya. Sepanjang perjalanan arra terus membungkam mulut nya dan tak mengeluarkan sepatah katapun. Pandangan nya pun lurus ke depan dan tidak menoleh kearah sekitar , gara mulai merasa curiga atas apa yang di alami oleh arra. Dan ini pun juga untuk pertama kalinya gara melihat arra seaneh itu , seperti orang yang memendam rasa takut nya. Gara pun mempercepat lau mobilnya hingga akhirnya mereka sudah sampai di depan rumah gara yang tak Nampak asing bagi arra. Tatapan mata arra pun tak berkedip sama sekali untuk melihat struktur rumah gara Nampak depan , langkah nya pun mulai tertata begitu rapi untuk memasuki rumah tersebut. Gara masih terus menatap arra dengan heran , Namun ia membiarkan nya agar mungkin arra sendiri pun juga dapat menilai apa yang sedang terjadi dengan keadaan yang sedang menimpa mereka. “ sanggara… Amazing… “ Gumam nya namun dapat terdengar oleh gara. “ ada apa raa? “ Tanya gara memastikan , Ia melihat wajah arra seketika begitu kagum dengan tatapan yang sangat sulit untuk gara artikan. “ kamu kenal sanggara? “ Tanya arra heran , Dan pertanyaan arra pun semakin membuat gara merasa kebingungan karena bagaimana ia tidak mengenal dirinya sendiri. “ aku sanggara , raa. “ Jjelas gara sontak membuat arra membulatkan matanya sembari memandang gara yang sedang menggaruk kepala nya yang tidak gatal. “ oh god? Apa aku mimpi? Pantas saja tadi dia muncul. “ Kata arra yang semakin membuat gara tak mengerti dengan apa yang di katakan oleh arra. “ sebaiknya kita masuk saja dulu raa , Dan setelah itu kamu ceritakan saja apa yang kamu tau. Jujur raa , Aku benar-benar tak paham dengan maksud kamu. “ Pungkas gara yang masih terlihat begitu lugu dengan semua pernyataan yang telah arra gumam kan kepaddanya. Gara pun membuka pintu rumah nya dan kemudian mempersilahkan arra untuk memasuki rumah nya , rumah yang untuk pertama kalinya memiliki seorang tamu. Dan dia seorang perempuan. Bahkan terkadang gara pun merrasa tak ingin membawa teman nya ataupun rekan bisnis nya untuk sekedar berkunjung. Dan sahabat nya yang bernama jimmy pun tak pernah singgah di rumah nya , Karena gara lebih memilih untuk menginap di rumah jimmy dari pada harus membawa jimmy ke rumah nya. Arra kembali terlihat takjub dengan tatanan rumah gara , Banyak sekali lukisan yang menarik bagi arra sebab di balik lukisan itu banyak sekali pelindung untuk gara , Apalagi dengan lukisan terbesar yang melihatkan sebuah hutan yang rindang dan di tengah nya terdapat seekor harimau putih yang sangat gagah sedang berdiri dan menatap dengan tajam. Bahkan lukisan tersebut Nampak hidup , “ sanggara. “ Kata arra lagi dan membuat gara terkekeh. Dan arra pun mengalihkan pandangan nya kearah gara yang sedang menatap nya aneh. “ kenapa? “ “ aku heran sama kamu raa , Kenapa sih sedari tadi kamu manggil nama ku terus. “ Protes gara. “ aku tau itu nama mu , Tapi apakah kamu tau rahasia lainnya gaa? “ Gara pun mengangguk antusias menanggapi perkataan arra. “ dia sanggara. “ Ujar arra dengan menunjuk lukisan harimau putih yang terpampang pada dinding ruang tamu rumah nya. Gara semakin di buat penasaran dengan ucapan arra , Sebab gara sendiri tak mengerti apa maksud sang ayah meletakkan lukisan itu disana semenjak gara menempati rumah ini.         _             Bersambung        _
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN