"Woy....".
"Kenapa lu ngelamun?" tanya Dira yang melihat Karina sedang melamun.
"Eh...kamu Dira" ucapnya lemas.
"Apa sich yang lu pikirin?".
"Jangan bilang kalau lu lagi mikirin Rio" kata Dira dengan nada agak sedikit ketus.
"Iya. Aku merasa tidak enak sudah menolak dia. Padahal dia sudah baik sekali sama aku" jawabnya.
"Cowok kaya dia itu nggak usah dipikirin. Keputusan lu buat nolak dia udah tepat kok" kata Dira sambil tersenyum.
"Memangnya kenapa? Sepertinya kamu tidak suka dengan Rio. Kamu ada masalah sama dia" tanya Karina.
"Nggak....cuma nggak suka aja. Diakan seorang playboy Karina. Lu tu gadis baik jadi ga pantas buat dia. OK!".Karina pun hanya tersenyum dengan masih menyimpan perasaan bersalah kepada Rio.
Sedangkan Dira mengingat memori kelamnya semasa SMA
Flashback......
Dira memberikan surat cinta kepada Rio. Dia menyatakan tentang semua perasaan cintanya kepada Rio. Rio hanya tersenyum membaca surat cinta yang diberikan oleh Dira. Dira mengatakan dia akan melakukan apa saja agar Rio menerimanya tulisnya didalam surat tersebut. Rio pun memberikan senyum dan membisikkan sesuatu ke telinga Dira.
"Tunggu gue ya diparkiran seusai pulang sekolah. Gue bakal beri jawaban atas surat yang lu kasih".
Rio pun berlalu pergi meninggalkan Dira.
Dira yang mendengar bisikan Rio tersebut merasa sangat bahagia. Dia merasa tak sabar untuk mengetahui jawaban dari Rio. Dira sangat berharap kalau cintanya bersambut.
Seusai pulang sekolah seperti yang dikatakan Rio, Dira menunggunya diparkiran sekolah. Rio pun meminta Dira untuk masuk kedalam mobil. Rio mengajak Dira jalan-jalan mengitari kota. Hingga akhirnya Rio memarkirkan mobilnya disebuah tempat yang sepi dan sunyi. Sepanjang jalan tak ada percakapan diantara mereka berdua hanya sesekali Rio tersenyum dan melirik ke arah Dira. Dira yang merasa canggung dan grogi hanya diam membisu.
"Well. Gue bakal kasih jawaban surat lu tadi" kata Rio sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Dira. Gadis manis yang mungil tersebut merasa tersipu dan gugup. Detak jantungnya berdegup kencang seakan tak percaya dia akan sedekat ini dengan Rio. Pria paling tampan dan populer disekolahnya. Ini semua adalah impian para gadis yang menyukai Rio sang pemikat hati wanita.
"Apa lu gugup?" tanya Rio.Dira pun mengangguk.
"Kalau lu mau jadi cewe gue lu harus mau memberikan apapun yang gue minta".
"Lu bersedia".
"Iya. apa aja yang lu mau pasti gue kasih".
"Serius?".
"Iya gue serius"
"Gue pengen bercinta dengan lu sekarang" ucap Rio sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Dira.
Dira hanya memejamkan matanya karena perasaan gugupnya. Tak ada penolakan dari Dira dengan keinginan Rio tersebut. Rio dengan bernafsunya melumat bibir tipis nan mungil tersebut dengan penuh gairah. Disambut dengan balasan lumatan dari Dira yang sudah mulai merasa b*******h. Tangan Rio pun bergerliya meraba tubuh kecil itu dengan penuh nafsu birahi. Kecupan tiap kecupan bersambut dengan penuh erotis. Tangan Rio meremas p******a Dira yang masih tertutup dengan baju sekolahnya. Perlahan Rio mulai turun menciumi leher Dira sedangkan tangan Rio perlahan membuka kancing baju Dira. Bernafsunya Rio menciumi leher Dira membuat dirinya sesekali mendesah. Tanpa Dira sadari dia begitu sangat menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh Rio. Secara perlahan Rio menanggalkan bajunya dan baju Dira. Tanpa Dira menyadari bahwa dirinya sudah dalam keadaan tanpa busana. Sehelai kain pun sudah tak melekat ditubuhnya. Rio pun dengan beringas mencumbui tubuh bugil Dira.
Dira pun menikmati setiap cumbuan dan kecupan Rio pada tiap inci tubuhnya. Dira mendesah tidak karuan dengan aksi liar Rio. Hingga akhirnya Rio mulai menjamah kebagian daerah intim Dira. Rio pun memulai aksinya dengan mencoba menembus selaput perawan Dira. Dira merintih sakit namun bibir Dira langsung dilumat Rio hingga tak bersuara dan tangan Dira yang sempat mencoba mendorong pinggang Rio ditahan sama Rio. Hingga akhirnya aksi Rio dapat berjalan mulus. Dengan penuh birahi Rio menyetubuhi tubuh mungil tersebut. Tak ada lagi percobaan menolak dari Dira. Tubuhnya pun merespon seolah-olah menikmati persetubuhan tersebut. Setiap Rio melumat p****g p******a Dira,Dira mendesah kenikmatan atas pergumulan yang mereka lakukan di dalam mobil. Keduanya benar- benar terbakar dalam gelora kenikmatan surga duniawi. Hingga akhirnya Rio menuntaskan segala hasrat dan birahinya setelah puas mencumbui dan menikmati tubuh mungil tersebut. Rio terkulai lemas setelah puas sedangkan Dira merasa takjub dan tidak percaya apa yang telah terjadi padanya. Apa yang sudah dia lakukan bersama Rio?
Ada bercak darah yang melekat di pahanya. Tersadarlah dia bahwa itu adalah darah perawannya. Pria ini yang sudah menikmati keperawanannya. Dia pun tak menolak sedikit pun sebelumnya. Dira tak menyesal dengan yang telah terjadi tapi dia hanya masih tidak percaya sekarang kalau dia benar-benar telah memiliki Rio. Tak pernah terbayangkan dalam khayalannya melihat tubuh atletis dan seksi Rio. Serta memeluk erat dan bersatu jadi satu dengan tubuh Rio. Dira benar-benar merasa bahagia atas perbuatan dosa yang telah diperbuatnya. Tanpa sedikit penyesalan yang terlintas.
"Terima kasih untuk semua ini sayang" ucap Rio sambil mengecup kening Dira.Dira merasa terbuai dan sangat bahagia berpikir bahwa Rio menerima dirinya untuk jadi kekasihnya.
Setelah 2 bulan bersama dan entah berapa kali Rio dan Dira melakukan hubungan suami istri tersebut. Akhirnya Dira hamil,dia pun meminta tanggung jawab Rio atas janin di rahimnya.
"Apa? Tanggung jawab".
"Gila lu ya. Kita kan melakukannya suka sama suka. Kenapa gue harus tanggung jawab. Itu kan salah lu sendiri. Udah gue kasih enak lu yang bego kenapa jadi bisa hamil?" kata Rio dengan nada tinggi penuh kesal.
Dira hanya bisa menangis sedih atas apa yang dialaminya. Dia tidak menyangka kalau Rio akan memperlakukannya buruk seperti ini. Dia merasa bingung apa yang harus dia lakukan dan dia katakan kepada orang tuanya.
"Lu harus gugurin kandungan lu. Kalau lu masih mau bersama gue. Jika lu tetap pertahanin itu (sambil nunjuk ke perut Dira) lu nggak usah nyari gue".
"Lagipula gue juga udah punya cewe baru".
"Lu cuma selingan gue".
Rio pergi meninggalkan Dira seorang diri yang sedang menangis. Dira merasa seperti telah dicambuk dengan kata-kata Rio tadi. Dia merasa frustasi dengan kesalahan yang telah diperbuatnya.
Suatu hari orang tua Dira mengetahui kalau Dira tengah berbadan dua. Sebuah buku Diary Dira yang tergeletak begitu saja di meja kamarnya. Dira diberikan beribu pertanyaan dari orang tuanya. Dira sungguh tak menyangka kebahagiaan dan kenikmatan yang baru saja dia miliki ternyata menjadi malapetaka dalam hidupnya. Ayah Dira memutuskan untuk menemui ayah Rio. Namun apa yang ayah Dira dapati hanya hinaan dari Ayah Rio. Ayah Rio menawarkan sejumlah uang kepada keluarga Dira agar tidak meminta tanggung jawab dan menggugurkan kandungan Dira. Ayah Dira marah dan merasa sangat kesal atas penghinaan yang didapatnya.
Namun naas yang terjadi kepada Dira dan keluarganya. Keluarga Dira mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kelumpuhan pada ayah Dira. Sedangkan Dira mengalami keguguran akibat kecelakaan mobil yang dialami keluarganya. Sejak saat itulah Dira sangat membenci Rio. Walaupun dia pernah sangat mencintai Rio namun cinta tersebut telah berubah menjadi benci yang teramat sangat. Benci yang telah mengubah dirinya menjadi seorang yang lebih kuat,tegar,dan bersikap dingin terhadap laki-laki. Pengalaman buruk yang dialaminya bersama Rio membuatnya berpikir kalau semua pria itu jahat dan b******k.