"Brengsek..." teriak Rio sambil memukul meja. Rio tampak kesal sekali atas pernyataan cintanya buat Karina ditolak.
Dia tak terima atas hal yang memalukan baginya ini terjadi.Dia sungguh penuh amarah dan emosi. Hingga teman-temannya pun tak ada yang berani mencoba untuk menenangkannya. Mereka tau pasti kalau Rio sedang marah tidak ada yang bisa meredam amarahnya. Jika mereka mencoba menenangkan maka harus bersiap mendapatkan sebuah tinjuan dari Rio. Malah akan jadi bulan-bulanan Rio untuk dihajar.
Pernah dia sedang marah terhadap papinya. Surya mencoba untuk menenangkannya. Tapi apa yang terjadi. Surya mengalami patah tulang rahangnya dan harus menjalani operasi dan berada di rumah sakit selama hampir satu bulan sampai benar-benar pulih. Kali ini pun tak ada yang berani mendekatinya. Mereka hanya membiarkan Rio minum. Hanya alkohol saat ini yang bisa menemani dan menenangkannya. Hingga akhirnta Rio mabuk dan tertidur itulah sudah yang menjadi kebiasaannya kalau lagi sedang kesal.
Amora tiba-tiba datang mencoba mendekati Rio. Hal ini langsung dicegah Surya. Surya menahan Amora agar tidak mendekati Rio yang lagi kesal. Dia tidak ingin hal buruk akan menimpa Amora. Namun Amora bersikeras untuk tetap mendekati Rio.
"Hai babe.... Lagi kesal".
"Ada apa? Lu mau mentertawakan gue" katanya dengan sinis.
"Relax babe... I just want to make you happy".
"Sudahlah. Jangan terlalu dipikirkan masalah Karina. Kan gue ada disini buat lu. Gue selalu ada buat lu babe" rayu Amora sambil menyender dipundak Rio.
Rio tersenyum kearah Amora. Surya, Agung dan Ringgo hanya terdiam melihat Rio yang seolah-olah telah jinak dengan rayuan Amora. Rio yang tadinya penuh amarah kini telah mereda dengan hadirnya Amora.
"Gila... Baru tau gue ternyata cewe yang bisa jadi peredam amarah si Rio" kata Agung.
"Cowo mana coba yang bisa menolak Amora. Aduh gila gue ngaceng bro ngebayangi body Amora" kata si Surya sambil tertawa.
Mereka bertiga tertawa dan bercanda di belakang Rio. Rio yang mendengar perkataan teman-temannya hanya tersenyum melihat tingkah mereka. Amora hanya tertawa kecil dan memandangi Rio.
"Rio gue kangen sama lu" bisik Amora ditelinga Rio dengan mendesah. Sedangkan tangan Amora meremas-remas paha Rio.
Rio pun mulai terpancing dan melumat bibir Amora dengan penuh birahi. Trio cs dibelakang yang melihat adegan panas antara Rio dan Amora merasa panas. Mereka benar-benar menggelinjang melihat betapa beringasnya Rio mencumbui Amora
dengan penuh nafsu birahi. Amora pun terlihat sungguh begitu erotis mencumbui tubuh Rio. Pergumulan pun terjadi. Ini pertama kalinya Trio cs melihat Rio bercinta secara langsung didepan mata mereka. Tanpa mereka menyadari mereka ikut dalam pergumulan sengit tersebut. Ya empat cowo sekaligus yang menjamah dan mencumbui Amora. Amora mendesah dan terus mendesah menikmati setiap sentuhan, ciuman dan jilatan ditubuhnya. Mereka benar-benar dalam kenikmatan surgawi yang tiada tara. Secara bergiliran mereka menikmati wilayah sensitif Amora. Rintihan demi rintihan kini memenuhi ruangan pergumulan. Entah berapa lama mereka melakukannya. Namun tiada rasa lelah bagi tubuh Amora melayani nafsu birahi keempat pria tersebut. Justru dia sangat menikmatinya. Ini pertama kalinya bagi Amora bercinta sekaligus dengan Rio cs. Biasanya dia bercinta dengan mereka satu persatu. Itupun tidaķ dihari yang sama.
"Babe. Apa kamu ingin mendapatkan Karina?" tanya Amora ke Rio sambil menghisap roko ditangannya.
"Kenapa lu bahas masalah dia lagi?" Rio tampak kesal.
"Relax babe. Kalau lu mau ngasih pelajaran ke dia. Gue bakal bantui lu".
Rio menatap tajam ke arah Amora. Amora tersenyum seolah-olah memberikan sebuah isyarat ke Rio.
"I will find the way for you babe" bisik Amora ke telinga Rio dan mencium pipinya.
"Gue cuma nggak terima lu dihina dan dipermalukan" ucap Amora.
Rio mengerti apa yang dimaksudkan oleh Amora. Dan merangkul Amora dipelukannya.
"Lu memang yang paling mengerti gue. Thank you honey" kecup Rio dibibir Amora.
****
"Hai girl" sapa Amora pada Dira.
"Ngapain lu disini?" tanya Dira.
"I'm waiting you".
Dira tersenyum kecut pada Amora. Tampak sekali Dira sangat tidak menyukai Amora.
"Gue punya penawaran buat lu. Tapi gue butuh bantuan lu juga" kata Amora.
"Mau lu apa? To the point aja. Soalnya gue ga ada waktu buat orang seperti lu" kata Dira.
"Gue mau lu bantuin gue buat Rio mendapatkan Karina?".
Dira langsung terperanjat dengan perkataan Amora. Bukankah selama ini Amora sangat membenci Karina karena Rio selalu mengejar Karina. Kenapa tiba-tiba dia ingin Karina bersama Rio. Dira merasakan sebuah rencana busuk yang sedang dibuat Amora.
"Gimana?".
"Nggak. Dasar gila lu ya".
"Gue kasih imbalan yang sempurna buat lu".
"Bodo".
"Gue tau. Sebenarnya lu juga pengenkan diperhatiin Rio?" pancing Amora.
"Sudah nggak waras lu".
"Tidakkah lu merindukan sentuhan Rio serta cumbuannya yang dahsyat?" tanya Amora.
Sontak Dira kaget dengan ucapan Amora tadi.
"Gue tau tentang hubungan lu sama Rio dimasa lalu".
"Gimana ya seumpamanya Karina tau. Apa lu ngga penasaran dengan reaksinya?".
"Diam lu. kalau nggak....".
"Apa Dira?".
"Jujur aja lu. Sebenarnya dalam hati lu masih menginginkan Rio".
"Tampak jelas sekali saat lu melihat Rio dari kejauhan.Tatapan mata lu nggak bisa berbohong".
"Gue sering perhatiin lu Dira. Lu pikir gue hanya asal ngomong gitu. Nggak".
"Apa sich yang lu mau dari gue?" Dira tampak mulai gugup dengan kata-kata Amora. Dia sungguh tak ingin ada yang mengetahui masa lalunya.
"Cuma sedikit bantuan aja kok".
"Gue pengen Karina buat Rio".
"Dia gadis yang baik. Gue mohon lu jangan apa-apain Karina" pinta Dira.
"Kenapa lu nggak marah sama dia? Gara-gara dia Rio nggak mau melihat lu lagi. Padahal lu ada disamping Karina. Tapi Rio mengacuhkan lu. Apa lu nggak sakit hati?".
"Bukankah disini sempat tertanam janin dari Rio?" tanya Amora sambil memegang perut Dira.
Dira tampak cemas dan mulai pucat dengan setiap perkataan Amora. Desiran aliran darahnya mulai tak karuan.
"Tidakkah terbesit dalam angan lu ingin bersama Rio seperti dulu lagi Dira".
"Gue pastikan lu bakal dapetin apa yang lu impikan selama ini".
"Melalui Karina lu bisa dapetin Rio lagi".
"Caranya?" Dira mulai terpancing dengan perkataan Amora.
"Hanya sedikit bantuan nanti" kata Amora dengan tersenyum kecil.
Dira tampak bingung dengan apa yang diinginkan Amora. Sekaligus takut kalau masa lalunya dengan Rio terbongkar. Penuh tanda tanya di pikirannya sekarang. Dira benar-benar gelisah. Apa yang akan diperbuat Amora kepada Karina? Apa sebenarnya rencana Amora?