Dunia Alternatif

1017 Kata
Sesaat setelah turun dari pesawat, mereka menyadari bencana yang sesungguhnya akan terjadi. Ratusan orang berseragam kerajaan telah mengepung mereka dengan terheran-heran melihat benda besar yang mempunyai sayap dan bisa terbang itu. Mereka siap siaga saat melihat Albert dan kru turun dari pesawat.  Albert mencoba menghubungi pengawas bandara London, tetapi dia sangat terkejut melihat telepon genggamnya tidak berfungsi. Leona pun tak kalah panik, dia berusaha mencari sinyal di segala arah. Sayang, hasilnya nihil. Akhirnya mereka pasrah ketika harus mengangkat digiring para pria berseragam itu.  Leona tidak berhenti merutuk Albert dalam hati. Dia benar-benar marah. Dalam hatinya dia berjanji memukul Albert jika ada kesempatan. Kalau bukan karena Albert, dia tidak terjebak dalam situasi ini. Mereka digiring ke sebuah halaman luas. Tempat itu seperti alun-alun dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan megah khas kerajaan. Di teras bangunan yang paling besar, terdapat sebuah kursi megah dengan ukiran mewah dan di jaga oleh para pengawal berseragam yang berbeda dengan seragam para pengawal yang membawa mereka.  Di sudut-sudut sekitar, terdapat para pengawal bersenjata lengkap. Tak lama kemudian terdengarlah suara seseorang berteriak. "Beri hormat pada Raja Gregory yang baru saja tiba di halaman istana!"  Seorang pria muncul. Ia mengenakan pakaian mewah yang terbuat dari sutera. Raja itu mengenakan mahkota, gelang dan kalung emas yang berkilauan. Setibanya di sana, ia duduk di singgasana yang bertakhtakan berlian. Pandangannya mengedar; wajahnya tampak berwibawa. Ia bercakap-cakap dengan anak buahnya sambil melirik Albert dan Leona. Setelah itu berdiri, lalu menghampiri Albert, dan Leona. “Selamat datang di Kerajaan Maeve, Saudara-Saudara. Siapakah kalian, dan apa tujuan kalian di kerajaan kami?” Raja bertanya dengan penuh wibawa. Albert dan Leona tersentak dan bertukar pandang. Selama ini tak sekalipun mereka pernah mendengar tentang kerajaan itu. Alih-alih pada zaman mereka, di dalam sejarah pun tidak pernah ada. Fakta itu membuat mereka tak habis pikir. Namun, kenyataan itu justru membuat Leona sedih. Kalau saja saat ini ia berada di suatu tempat yang dikenal, harapannya untuk pulang lebih besar. Akibatnya air matanya mulai menetes dan menunduk dalam-dalam. Melihat tidak ada yang menjawabnya, raja kembali mengulangi pertanyaan, "Aku lihat kalian adalah tamu istimewa. Jadi ada hal apakah kalian datang kesini. Dan dari manakah asal kalian? Mungkin saja ada yang bisa kami bantu, Saudara." Bukan sekadar mewarisi kekayaan keluarganya, Albert juga sosok pria yang cerdas, sehingga ia dipilih untuk memimpin perusahaan oleh ayahnya. Kecerdasannya itu kali ini tampak saat ia tanggap menganalisis keadaan mereka sekarang. "Terima kasih atas kebaikan hati Yang Mulia. Perkenalkan saya Albert Winston, dan ini temanku Leonor Westfallen, beserta para kru pesawat." "Pesawat? Apa yang Saudara maksud?" "Pesawat adalah kendaraan terbang yang membawa kami." Kata-kata Albert membuat orang-orang kerajaan berbisik-bisik. Begitu pula dengan raja yang berbisik-bisik dengan anak buahnya. Raja mengangguk-angguk sebelum mengalihkan pandangan pada Albert. "Apakah yang kalian maksud burung besi di mana kalian keluar dari dalamnya?" "Benar Yang Mulia. Sebenarnya kami sedang dalam perjalanan menuju New Zealand, tapi entah apa yang terjadi sampai akhirnya kami terdampar di sini. Mohon maaf atas jika keberadaan kami menimbulkan keributan. Kamiorang-orang baik. Tidak ada niat sedikit pun untuk mengganggu kerajaan Yang Mulia. Kami mohon kebijaksanaannya agar membiarkan kami di sini sampai kami menemukan cara untuk pergi." Raja tampak tenggelam dalam pikirannya sambil menatap Albert. Ia menyadari mereka tidak seperti orang-orang yang berada di sana. Dari cara berpakaian dan barang-barang tak lazim yang dibawa oleh mereka, raja yakin kalau Albert berkata jujur. "Baiklah, aku mencoba mempercayai kalian. Tapi aku harap kalian bisa menjelaskan lebih rinci tentang asal kalian dan benda-benda yang kalian bawa. Aku harus memastikan kalau benda-benda itu tidak membahayakan kerajaan kami." Raja menjentikkan jarinya. "Pengawal, antarkan tamu kita ke dalam aula. Perlakukan mereka dengan layak sebagai tamu kehormatanku. Untuk tamu pria dan wanita ini, perlakukan secara khusus." Raja dapat menilai kedudukan Albert dan Leona, melihat dsri penampilan mereka yang mewah. Akhirnya Albert dan Leona ke sebuah Aula perjamuan yang sangat luas dan megah. Sementara itu kru pesawat dibawa ke tempat lain. Semua furnitur berukiran mewah dan disepuh emas. Lampu-lampu chandelier yang berisikan lilin menggantung di rangka kuda-kuda kayu yang terekspos, itu semua terbuat dari batu-batu mulia. Walaupun mereka belum menemukan Listrik, penerangannya telah tertata indah menggunakan lilin dan obor. Ternyata di sinilah Raja menyambut tamu-tamu penting. Para dayang keluar berbaris satu persatu membawa minuman dan kudapan serta makanan-makanan lezat. Dan semuanya memakai pakaian sutra yang sangat indah.  Leona mengedarkan pandangan keseluruh ruangan sampai tidak sengaja bertatapan dengan aang raja. Jantung Leona seperti berhenti berdetak karena terpesona akan ketampanan raja. Leona mengalihkan pandangan, malu. Raja pun terkesiap melihat kecantikan Leona. Walaupun baginya penampilan Leona sangat aneh, raja mengakui Leona merupakan wanita cantik. Padahal raja terbiasa dikelilingi perempuan-perempuan cantik, tetapi belum ada yang bisa membuatnya terkesima seperti ini. Itulah alasannya dia masih memilih melajang sampai sekarang, lantaran tidak ada satupun yang menarik hatinya. Pandangan raja beralih kepada Albert. Dia menilai Albert merupakan seorang pria sukses di tempat asalnya. Memang dugaan raja tidak meleset. Albert Winston mempunyai kecerdasan dan wibawa layaknya pemimpin, dan dari auranya sangat jelas kalau dia seorang lelaki berkedudukan tinggi. Raja juga menyimpulkan tamu-tamunya yang lain merupakan anak buah Albert. Penilaiannya itu berdasarkan seragam yang dikenakan mereka. Setelah itu, Raja bertanya banyak hal kepada Leona dan Albert. Mereka pun menjelaskan dengan detail kalau mereka berasal dari Seoul pada tahun 2021. Negeri itu terasa asing bagi raja, apalagi tahun yang disebutkan. *** Sementara itu di kediaman Keluarga Westfallen. Kepergian Leona meninggalkan kesedihan bagi keluarganya. Terutama bagi sang ibu. “Leona ….” Tangisan Jean Westfallen tumpah. Sejak Leona menghilang, ia terus menerus seperti itu. “Sudah kukatakan beginilah akibatnya kalau berhubungan dengan Para Black Diamond. Kamu lihat sendiri 'kan?! Sekarang kamu dikhianati oleh kekasihmu itu! Bahkan dia berani menculik Leona untuk membalas dendam keluarga kita, Liana!” “Ayah, Albert bukan orang yang seperti itu. Aku yakin dia pikir Leona adalah aku. Kalau dia tahu yang sebenarnya, tidak mungkin melakukan itu," terang Liana. “Jadi maksudmu kalian sudah merencanakan ini, Liana? Itu artinya kamu lebih memihak Black Diamond ketimbang keluargamu sendiri!" “Tidak Ayah. Aku tidak tahu sama sekali. Kami tidak pernah merencanakan apa pun, seperti dugaan Ayah.” Gregory Westfallen sudah tidak mau mendengar ucapan Liana. Kemarahannya sudah memuncak; wajahnya pun bersungut-sungut. Bersambung ke bab selanjutnya, ya!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN