Tara memberontak dan berhasil melepaskan tangan Dave yang menahannya.
“Aku punya seribu cara untuk membuat mereka percaya.”
“Aku akan menunggu gugatanmu.”
Dave kembali mencium Tara dan tangannya melepaskan bra Tara lalu meremas kedua gundukan itu.
“Nghhh..” Tara mencoba menahan tangan Dave namun pria itu tetap meremasnya.
Tubuh Tara terlihat gelisah saat Dave mengelus kewanitaannya yang masih terbungkus dalaman. Wanita itu terbelak saat tangan Dave menerobos masuk dan memainkan jarinya di kewanitaan Tara.
Tara menggigit bibir Dave yang menciumnya dengan kuat hingga pria itu menjauhkan wajahnya.
“Ahhhhh..” Tara mendesah karena Dave memasukkan jarinya ke kewanitaannya.
“Kau hanya perlu menikmatinya.”
Dave menciumi leher Tara dan memberikan tanda di sana, membuat Tara menjambak rambut pria itu.
“Aku akan menuntutmu.” desis Tara.
“Lakukanlah.”
Dave menarik dalaman Tara lepas dan melihat kewanitaan wanita itu yang begitu basah dan indah.
Tara menendang d**a Dave dan bangkit namun pria itu langsung menarik pinggang Tara dan membawa wanita itu kembali berbaring di ranjangnya.
“Kau suka bermain kasar huh?”
“Lepaskan aku k*****t!”
“Bibirmu sangat manis dan membuatku gemas.”
Dave melepaskan celananya, menunjukkan keperkasaannya.
“Aku tidak akan memaafkanmu jika kau melakukannya.”
“Kau akan merasakan nikmat dunia.”
Tara terus saja mengumpat saat Dave memaksanya membuka paha dan memaksakan miliknya memasuki liang Tara.
“Ngghhhh ahhhhhh..” Tara memejamkan matanya dan menggigit bibirnya saat kejantanan Dave menerobos miliknya.
Ia mencakar punggung Dave. “Agghhhh..” dan Tara tau, ia sudah benar-benar hancur.
“Aku suka milikmu.” bisik Dave dan mencium bibir Tara.
Dave menggerakan miliknya yang baru saja menembus selaput Tara. Tangannya mengelus punggung wanita itu dan sesekali meremas payudaranya.
Tara merasakan bahwa kewanitaannya begitu sakit saat Dave menjebolnya dan mulai menggerakannya. Hati dan tubuhnya sekarang hancur.
“Mmpphhhh..”
Pinggul Tara terus bergerak seiring gerakan Dave yang teratur memompanya.
Nafas Tara tersenggal saat ia mendapatkan puncaknya namun Dave masih menggerakan miliknya dan menekan titik sensitif Tara.
Dave mencapai muncaknya dan menyemburkan cairannya memenuhi liang Tara.
Dave tersenyum karena melihat wajah Tara yang baginya begitu menggoda.
Tubuh Tara lemas dan nafasnya naik turun. Ditatapnya Dave dengan sorot kebencian. Mata wanita itu sudah memerah karena tadi ia sempat meneteskan air mata.
“Kau mendapatkannya.” ucap Tara dengan penuh kebencian. “Sekarang lepaskan aku.”
“Aku tak pernah bermain hanya satu ronde.” Dave kembali memompa miliknya. Tara tak bisa melawan lagi dan hanya pasrah. Namun ia berjanji pada dirinya sendiri, setelah ini ia akan menghancurkan Dave.
:::
Tara memasuki apartemennya siang hari dan tak menemukan Berta. Tara masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya yang sangat kotor.
Lama Tara mandi, wanita itu keluar dengan hanya mengunakan handuk yang menutupi sebagian tubuhnya, membuat tanda kemerahan yang dibuat Dave terlihat jelas.
“Kau sudah pulang? Semalam kau tidur di mana?”
Tanya Berta yang memasuki kamar Tara. Wanita itu terdiam melihat tubuh Tara lalu matanya membulat. Dia tak bodoh melihat tanda-tanda itu, bahkan hingga di paha Tara.
“Tar, kau-”
Berta tak melanjutkan kalimatnya. Dan Tara mengambil bajunya lalu memakainya di hadapan Berta.
Berta menghampiri Tara dan memegang kedua pundak Tara. “Kau melakukannya?” tanya Berta namun dengan wajah ya em, sedikit berbinar.
Sejujurnya Berta senang karena akhirnya Tara bermain dengan pria.
“Jangan membahasnya.”
“Tapi kau mengeluarkannya di luar kan?”
Tara terdiam. “Belikan aku obat.” gumamnya singkat lalu meninggalkan Berta untuk tidur.
Walaupun Berta tak tau siapa yang telah melakukannya bersama Tara namun wanita itu tau bahwa Tara tak begitu senang dengan keadaannya sekarang.
Tara tampak tak fokus semenjak pemotretan di Next dan saat itu Berta tak bisa menemaninya. Walaupun begitu, ia tau bahwa Dave mencoba melewati batasnya saat pemotretan berlangsung yang membuat James menghentikannya.
:::
Dave terlihat bahagia membayangkan percintaannya semalam. Pemotretannya sore ini terpaksa ditunda karena punggung Dave punuh dengan cakaran Tara. Wanita itu benar-benar ganas.
Tara Mayers..
Memikirkan nama itu, membuat Dave menginginkan miliknya terbenam di dalam tubuh hangat dan sempit itu.
:::
Beberapa hari Tara meliburkan diri dari pekerjaannya dan sekarang wanita itu kembali menjalani aktivitasnya dengan normal.
Ia pergi ke sebuah hotel untuk melakukan pemotretan. Namun, mood Tara anjlok saat melihat Luna yang juga ada di tempat pemotretan.
“Oh! Hai Tara. Bagaimana kabarmu?” tanya Luna basa basi.
“Kau bisa lihat sendiri.”
Luna bersidekap dengan baju sexynya. “Cover itu aku yang menang. Dan aku akan menunggu foto nude mu. Itupun jika kau berani.”
Tara tersenyum mengejek. “Kau mungkin tak akan bisa berkata lagi jika melihatnya.”
“Aku yakin kau tak akan seberani itu.”
Tara kembali tersenyum mengejek. “Kau hanya perlu diam dan lihat Next edisi terbaru.” Tara meninggalkan Luna.Berbicara dengan Luna tak ada untungnya.
:::
Para fans Tara tampak dibuat heboh dengan model idola mereka yang terlihat sangat panas di majalah Next edisi terbaru. Pujian dan hujatan silih berganti menghiasi kolom komentar.
Tara tak ingin membuka cover yang menampilkan dirinya dan Dave yang sedang berciuman dengan keadaan telanjang itu. Tara yakin bahwa dirinya akan terus mengumpat jika melihatnya.
Tara mengambil ponselnya yang seharian ini sangat sering berdering. Namun pesan dari Dave membuatnya mengernyit. Untuk apa pria itu mengirimnya pesan.
Tara membukanya dan tubuhnya membeku saat melihat capturean video yang menampilkan dirinya sedang digagahi Dave.
Pesan baru muncul, dari Dave.
'Ingin nonton porno bersama?'
Shit! Apakah malam itu Dave merekamnya?! Pria itu benar-benar b***t.
'Enyahlah!' balas Tara namun tak lama Dave membalasnya.
'Jika kau tak ingin ini tersebar, temui aku besok.'
Dave menyertakan sebuah cuplikan video yang memperlihatkan Tara sedang mendesah dibawah kuasa Dave.
Tara meremas ponselnya. Pria sialan itu benar-benar minta Tara membunuhnya.
Keesokan harinya, Tara melakukan pemotretan untuk majalah Hellion. Para staff Hellion tampak memandang Tara berbeda. Ini pertama kalinya Tara bekerja sama dengan Hellion.
Seorang pria muda berjas, tampak menyambutnya. “Selamat datang Tara. Aku Petra, selaku pemilik Hellion.”
Tata tersenyum karena tak menyangka pria di hadapannya itu adalah pemilik Hellion. “Senang bertemu dengan Anda.”
“Kau tak perlu berbicara formal seperti itu padaku.”
Tara hanya mengangguk dan mengiyakan perkataan Petra.
“Kau terlihat lebih cantik daripada di foto.”
Oh ayolah itu gombalan yang sudah biasa Tara dengar.
“Terima kasih.”
Tara segera menganti kaosnya dengan baju yang sudah disiapkan. Petra tampak mengawasi setiap sesi pemotretan dari dekat monitor.
Tara tampak sangat berkelas menggunakan baju yang disediakan. Dan Petra terlihat puas dengan hasil pemotretannya.
Tara kembali mengganti bajunya dengan baju warna merah yang sekarang lebih terbuka dibanding sebelumnya.
Seperti biasa Tara melakukan posenya dengan bagus dan cepat. Ia juga melakukan sesi pemotretan bersama Kate -salah satu model ternama.
Pemotretan itu selesai jam 10 malam dan Tara langsung mengganti bajunya dengan kaos miliknya.
“Kau tak ingin melihat hasilnya?” panya Petra yang masih berada di depan monitor bersama Kate.
“Tidak. Aku yakin sudah bagus.”
Petra tersenyum. Ia baru pertama kali mendapati model seperti Tara.
“Well, setelah melihat hasilnya, aku ingin membuat kontrak denganmu. Kau mau?”
“Silahkan menghubungi managerku untuk membicarakan kontrak.”
“Senang berkerja sama denganmu, mungkin lain kali kita bisa makan bersama?”
“Aku juga. Untuk tawaran itu, aku tolak.” Tara sudah sangat sering ditawari hal seperti itu dan itu hanya modus modusan pria di luar sana.
Petra kembali tersenyum, seakan puas dengan jawaban Tara.
“Kau sudah mau pulang Tar?” tanya Kate yang sudah selesai melihat foto-fotonya.
“Begitulah.”
“Oh ya, aku sudah melihat Next yang edisi terbaru. Tak ku sangka kau sudah naik level.” walaupun itu sebuah pujian namun Tara tampak tak senang jika ada yang membahas Next edisi terbaru.
“Kau terlihat sangat cocok dengan Dave.”
Mendengar nama Dave disebut, Tara baru teringat sesuatu. Wanita itu mengecek ponselnya dan betapa terkejutnya ia mendapati pesan terkhir dari Dave yang mengirimkan ss foto ranjang mereka yang sudah diupload di sosial media Dave. Walaupun wajah Tara samar namun itu tetap membuat Tara membencinya.
“Aku harus pergi.”
Pamit Tara dan menghubungi Dave, namun pria itu tak kunjung mengangkatnya hingga Tara tiba di mobil, pria itu baru mengangkatnya.
“Hapus sekarang!”
'Aku tak pernah bercanda dengan ancamanku.'
“Kau.” Tara memejamkan matanya menahan emosi. “Apa yang kau inginkan?!”
'Kau merangkak di ranjangku?' jawabnya dengan kekehan.
“Kau pikir ini lucu, b******n!”
Tara menutup telfonnya dan melemparnya ke jok samping. Wanita itu segera meninggalkan gedung Hellion dan pulang. Ia tak ingin memikirkan kegilaan Dave.