2

857 Kata
Laylu Ford menggulung rambutnya yang bergelombang dengan jari telunjuk lalu menyipitkan mata menatapku curiga. "Jangan bilang kau tengah mengalami frustrasi seksual dan ingin segera pulang, lalu berkencan dengan vibratormu. i***t. Tidakkah kau lihat ada banyak lelaki panas di sini yang bisa kau pilih dan membantumu," lanjutkannya dengan vulgar dan barbar, dan berhasil membuat wajahku merah padam. Aku sangat ingin menemukan lubang dan menyembunyikan diri. Ya Tuhan! Laylu Ford sialan! Aku tahu ketika berinteraksi secara pribadi dengan Laylu Ford, dia sangat tidak tahu malu, tapi aku tidak pernah menyangka level tidak tahu malunya begitu tinggi. Bahkan tidak segan-segan mengucapkan kalimat begitu kotor di depan banyak orang. Suara Laylu Ford memang tidak keras, tapi sudah cukup untuk didengar orang-orang di dekat kami duduk, bahkan termasuk Ruihan Lu, mantan pacarku, yang matanya terus menatapku dan terasa akan memotong-motongku. Kesal, Aku berusaha untuk menginjak kaki Laylu Ford di bawah meja. Tapi sial! Siapa yang tahu Aku sama sekali tidak berhasil menginjak, tapi malah membuat Laylu Ford berhasil mengangkat kakiku ke atas kakinya. Belahan gaun malamku tersingkap dan membuat pahaku benar-benar terekspos. Di pencahayaan yang remang-remang, pahaku yang putih mulus, nampak agak berminyak dan menggoda. Yang paling menyebalkan Si sialan Laylu Ford memamerkan pahaku dengan sengaja, mempertontonkannya, sehingga menggoda banyak orang. Dia benar-benar membuat pahaku seperti daging segar yang sedang dilelang. Tidak hanya lelaki, tapi bahkan perempuan menatapku dengan lapar. "Hentikan, Laylu Ford," cicitku ketakutan dan gugup. Jantungku berdegup sangat kencang. Mungkin agak munafik, aku sangat ingin menemukan lubang untuk bersembunyi dari tatapan dari sekitar. Sungguh aku benar-benar tidak nyaman dengan wanita yang menatapku dengan nafsu. Apalagi sejak memasuki Club tempat pesta diadakan, mataku rasanya sudah sakit dengan pemandangan wanita yang saling berciuman, dan lelaki tampan besar yang saling berdempetan. Aku tidak tahu bahwa pesta yang kuhadiri ternyata pesta kaum itu. Aku tidak pernah mendiskriminasi mereka, hanya saja, hatiku tidak nyaman dipaksa berada di ruangan yang penuh dengan kelompok itu. Sangat disayangkan ada banyak lelaki panas, tapi tidak bisa dibawa ke tempat tidur. Laylu Ford menyeringai dan kedipan nakal bersinar di matanya. "Jangan membuat masalah Nona Ryce. Bersabarlah. Buat dirimu rileks. Nikmati malam ini dan Aku pasti akan mengantarmu pulang dengan selamat!" katanya dengan nada setengah mengancam sambil menurunkan kembali kakiku. "Mungkin saja Kau mendapatkan bonus nanti. Membawa lelaki tampan pulang," lanjutnya sambil mengedipkan sebelah mata dengan genit. *** Sofa tempat yang kami duduki berbentuk leter U, Aku dan Ruihan Lu hanya dipisahkan oleh dua orang, Laylu Ford dan temannya, Cloe. Pertama kali duduk, karena kemarahan, aku sama sekali tidak menyadari kehadiran Ruihan Lu. Tapi ketika aku melihat sekitar, mataku malah bersirobok dengan tatapan dalam lelaki itu yang membuatku hampir berdiri dan segera pulang. Sayang sekali Laylu Ford sama sekali tidak terkoneksi dengan niatku. Dan sejak Aku mengetahui kehadiran Ruihan, aku telah mencoba sekuat tenaga untuk mengabaikan kehadiran lelaki itu. Sayang sekali rasa keberadaan lelaki itu begitu kuat dan sulit diabaikan. Ruihan Lu dahulu dikenal sebagai seorang Pangeran Sekolah, dan juga dikenal lelaki b******k sombong dan arogan. Karena dia benar-benar sombong dan arogan, sebab dia memiliki modal untuk itu. Aku merasa kalau matanya terus memandangiku dan aku gugup karena tatapannya yang arogan. Aku takut jika dia dengan sombong bakal menarik Aku keluar dan pulang bersamanya. Aku tidak yakin apa yang dia lakukan disini, di pesta sesama, tapi aku melihat dia tidak merangkul seseorang, atau siapapun tidak berusaha merangkul dan intim dengannya. Aku sangat cemas jika dia malah datang khusus untukku, bukannya narsis, tapi karena Aku memiliki hati nurani yang bersalah. Aku bahkan memiliki perasaan samar, semacam intuisi, Ruihan Lu memang datang khusus untukku. Kupikir dia mungkin saja akan membalas dendam kepadaku, menyelesaikan skor lama. "Pesta, lelaki tampan, dan bersenang-senang. Tidak ada yang lebih baik dari akhir pekan. Mari kita guncang malam ini, dan tidak ada yang bisa pulang sebelum mabuk hingga tak sadarkan diri. Persetanan dengan pekerjaan pacar dan setoran," teriak Laylu Ford mengisi gelasku yang tidak kusadari telah kosong. Aku benar-benar tidak nyaman, cemas, dan frustasi dengan kehadiran Ruihan Lu. Aku mencoba menyalurkan pada minuman di gelasku. Bagaimanapun apa yang kulakukan kepadanya dimasa lalu benar-benar keterlaluan, tak berperasaan, dan kurang ajar, kupikir. Dia pasti sangat membenciku. Sangat-sangat membenciku, sehingga Dia mungkin telah mempersiapkan segala macam metode untuk memberiku pelajaran, dan balas dendam. Seperti mengurungku di ruang gelap, dengan rantai, bahkan mungkin dengan berbagai macam alat untuk menyiksaku. Sial, semakin aku memikirkan, semakin luar imajinasi kekerasaan yang kubayangkan, dan semakin meningkat kecemasanku. Telapak tanganku bahkan mulai basah keringat. Kilasan metode militer menginterogasi penjahat, di ruang isolasi dengan berbagai alat penyiksaan, malah muncul di benakku. Bagaimanapun kami berpacaran selama setahun, hubungan kami penuh kasih sayang dan romantisme dua remaja jatuh cinta. Banyak orang iri dan cemburu dengan hubungan kami. Tapi tak ada yang akan pernah mengira di hari dia masuk militer aku mengungkapkan hal yang sangat kejam kepada Ruihan Lu. Aku jujur mengatakan yang sebenarnya. "Ruihan, ada satu hal yang ingin ku katakan padamu," kataku kepada Ruihan Lu yang sudah mengunakan seragam militer, bersiap untuk masuk sekolah militer, dan berpisah jauh. "Kita belum berpisah. Mengapa? Sudahkah kau merindukanku? Tidak tahan berpisah denganku?" tanyanya dengan nada yang arogan dan sombong, tapi ada kilatan main-main dan kebahagiaan di matanya. Ketika dia akan merangkul, aku menghindar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN