bc

My Husband is My Boss

book_age0+
13.3K
IKUTI
128.3K
BACA
love after marriage
CEO
boss
drama
like
intro-logo
Uraian

Cerita tentang seorang wanita 22 tahun yang bekerja di suatu perusahaan lalu menikah dengan seorang ceo tempat ia bekerja, tetapi si wanita belum mengetahui bahwa sang suami adalah bos diperusahaan tempatnya bekerja begitu juga dengan suaminya ia juga belum mengetahui bahwa istrinya bekerja diperusahaannya sebagai karyawan biasa.

Setelah mengetahui suaminya bos di kantornya si wanita cantik bernama Anindya ini memilih untuk merahasiakannya sampai kontrak kerja ia habis. Dan si suami setuju saja dengan sebuah syarat tentunya.

Syarat yang dibuat Adnan suami Anin membuat Anin tidak bebas dan selalu dibully orang kantornya. Tetapi Adnan tak peduli sampai istrinya mau mengakui sendiri bahwa Adnan bos nya adalah suaminya.

chap-preview
Pratinjau gratis
Part 1 - Perjodohan
Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagi Anindya Maharani bagaimana tidak ia telah diterima bekerja di suatu perusahaan yang cukup terkenal di Jakarta. Dengan banyak tes yang ia lalui akhirnya ia diterima, padahal banyak orang yang mengikuti tes kerja ini tetapi banyak yang gagal karena kata orang untuk masuk perusahaan ini sangatlah susah. Anindya biasa yang dipanggil Anin ini sangat bersyukur karena ia mendapatkan pekerjaan walau hanya sebagai karyawati biasa. Anin memasuki gedung yang akan menjadi tempat nya bekerja selama 2 tahun kedepan, karena Anin langsung dikontrak selama 2 tahun ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Anin adalah gadis berusia 22 tahun, gadis cantik berhijab ini merupakan gadis yang pintar, cekatan dan mandiri. Sebenarnya Anin termasuk orang berada, ayahnya seorang pengusaha dibidang makanan yang mempunyai restoran dan ibunya mempunyai usaha dibidang yang sama yang mempunyai toko cake yang lumayan besar. Anin mempunyai satu orang adik laki-laki angkat berusia 17 tahun yang masih duduk di bangku SMA yang sudah dianggap seperti adik kandungnya sendiri. Setelah lulus kuliah Anin memang berniat untuk bekerja dan berusaha mencari pekerjaan sendiri tadinya tidak diperbolehkan oleh ibu dan ayahnya tetapi Anin kekeh untuk bekerja karena ia ingin mandiri tidak bergantung dengan orangtuanya terus dan akhirnya orangtuanya pun mengizinkan putrinya bekerja. Anin POV Sudah 4 bulan aku bekerja disini, sungguh cepat waktu berlalu, aku sudah banyak mendapatkan teman disini, Alhamdulillah orangnya ramah-ramah dan baik semua. Dan aku juga sangat menikmati pekerjaanku, dulu memang aku sempat menginginkan untuk bekerja didepan komputer alias bekerja dikantor seperti sekarang ini. Hari ini aku mendapatkan pekerjaan yang lumayan banyak bagiku tetapi itu semua sudah ku selesaikan, kulihat jam ditangan kiriku sudah menunjukan jam 4 sore aku merapihkan barang-barangku dan mematikan komputer bersiap untuk pulang, kulihat Lina teman satu ruanganku yang masih berkutat dengan komputernya "Lin gak pulang? Sudah waktunya pulang lho," ucapku di depan meja kerjanya, Lina membetulkan letak kacamatanya lalu ia tersenyum kepadaku "Gak nih aku lembur Nin masih ada pekerjaan yang harus dikerjakan sekarang," Ucap Lina lalu matanya kembali menatap komputer lagi "Yasudah gue duluan ya Lin, semangat kerjanya Assalamualaikum," "Waalaikumsalam hati-hati Nin," Lina merupakan teman baikku dikantor, saat pertama kali aku bekerja disini ia sungguh baik kepadaku mau membantuku dan mengajarkan segalanya yang ia bisa, aku sungguh kebantu waktu itu. Dan sekarang ia sudah menjadi teman dekatku dalam 4 bulan ini Aku pun melangkah keluar ruangan menuju parkiran, saat berjalan menuju parkiran banyak orang yang kusapa, karena banyak juga yang mengenalku karena aku sering menyapa duluan. Setibanya diparkiran dengan cepat aku memakai helm dan segera menaiki motor maticku dan segera menuju rumah. Sesampainya dirumah aku menyalami ibu yang sedang bersantai dihalaman depan kebiasaan ibu selalu menungguku pulang di halaman depan rumah. "Anin nanti malam ada teman ayahmu datang kemari bersama anaknya, akan melamar kamu malam ini, jadi kamu harus dandan yang cantik ya nak," ucap ibu dengan senyum di bibirnya. Ya ayah dan ibu menginginkan aku menikah dengan pilihannya yang merupakan anak teman ayah, aku sudah mencoba menolak dan berbicara baik-baik pada ayah dan ibu tetapi mereka selalu meyakinkanku bahwa calon yang dipilihnya adalah yang terbaik. Dengan hati yang ikhlas gak ikhlas aku mencoba untuk menerimanya, aku gak mau membuat ayah dan ibu kecewa. Aku juga sudah sholat istikharah beberapa hari ini saat ibu bilang anak dari teman ayah akan melamarku dan hasilnya aku serahkan semua kepada Allah semoga ini yang terbaik. "Iya ibu," kataku, ibu tersenyum lagi lalu mengelus kepalaku "Makasih ya anak ibu memang baik deh, yasudah yuk masuk" **** Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, aku sudah rapi dengan pakaiannku aku memakai gamis dan jilbab yang baru ibu berikan, aku memandangi wajahku didepan cermin, ya Allah apa ini sudah jalanku untuk menikah, jika iya maka lancarkanlah semuanya. Aku sudah duduk ditengah-tengah orangtuaku, adikku Firman gak tau kemana, sungguh aku gugup karena aku akan bertemu dengan calon suami dan calon mertua. aku masih menundukkan kepala sampai ibu menyuruhku mengenalkan diri "Nin ayo perkenalkan dirimu nak," ucap ibu, aku pun mengangkat kepalaku kulihat ada 2 orang paruh baya yang sepertinya calon mertuaku, satu orang gadis yang tampak tersenyum kepadaku lalu pemuda dengan wajahnya yang datar, apa dia yang akan jadi calon suamiku? tanyaku dalam hati "Halo tante, om saya Anindya Maharani panggil saja Anin," ucapku seraya menyalimi mereka, mereka tersenyum lalu mengenalkan diri juga "Putrimu cantik Han," ucap bapak yang kusalimi tadi, aku hanya tersenyum malu "Oya kenalkan ini calom suami kamu Anin," ucap tante Rina sambil menyenggol anaknya "Adnan Syafi Amzari Pratama" ia menjulurkan tangannya kepadaku tetapi aku balas dengan menangkupkan tanganku didada, ia menurunkan tangannya lagi sambil menatapku aneh. Lalu setelah itu aku berkenalan dengan gadis yang dari tadi kulihat hanya tersenyum. Ternyata itu adiknya seumuran dengan adikku namanya Alisha Putri Pratama. "Baik Farhan dengan ini saya bermaksud melamar putri anda untuk putra saya Adnan untuk menjadi istrinya," ucap om Kenan pada ayahku, aku yang mendengarnya juga cukup gugup karena ayah pasti menanyakan jawabannya padaku. Aku harus gimana ya Allah laki-laki didepanku yang belum kukenal apa iya aku harus menerimanya langsung "Kenan saya menerima lamaran anda tetapi saya kembalikan lagi pada putri saya, Anin apa kamu bersedia nak?" tanya ayah sambil menatapku, aku sungguh gugup Ya Allah bantulah aku "Anin bagaimana?" tanya ayah lagi "Ehhh iya apa boleh saya bicara berdua sebentar dengan Adnan?" Tanyaku ragu, kulihat para orangtua mengangguk. Dengan cepat aku berdiri dan diikuti Adnan yang sepertinya mendengar ucapanku. Sekarang kami, aku dan Adnan ada di halaman depan rumah. Tanpa basa-basi lagi aku memberanikan diri untuk berbicara "Kenapa anda tidak menolak perjodohan ini?" tanyaku langsung, ia menengok kearahku lalu menghembuskan nafasnya "Saya sudah coba Anin, asal kamu tau orangtua kita sudah menjodohkan kita dari dulu," aku berfikir sejenak dari dulu? Memang ayah sudah berteman berapa lama sih dengan om Kenan "Terus gimana ini, kita baru saja kenal masak langsung mau nikah," "Terus kamu maunya pacaran dulu gitu?" tanyanya dengan tatapan terus kedepan tanpa melihatku "Ya gak gitu juga," ucapku sebal "Yasudah terima saja Anin jadi istri saya, saya sih siap-siap aja karena mungkin ini memang saatnya saya menikah," aku menatapnya kesal, lah dia sudah siap bagaimana dengan diriku baru saja aku memulai karirku masa sudah menikah saja memang si Adnan ini gak punya calon sendiri apa, kenapa ia harus menerima perjodohan ini coba "Yasudah dari pada mengecewakan orangtua kita saya terima tetapi ada satu syarat yang harus dipenuhi" Adnan menatapku tajam "Apa?" "Nanti saja saya sebutnya didalam," Adnan mengangguk lalu kami pun masuk kedalam rumah kembali, ayah dan ibu sudah menatapku menunggu jawaban, dengan mengucapkan bismillah terlebih dahulu aku menjawabnya "Aku terima lamarannya," ucapku pasrah "Alhamdulillah," ucap semuanya kecuali si Adnan ia hanya tersenyum tipis "Tapi ada satu syarat," kataku mereka pun menatapku "Apa?" kata mereka serempak "Anin ingin saat sudah menikah nanti Anin masih diperbolehkan kerja sampai masa kontrak kerja Anin selesai," ucapku lantang membuat semuanya bengong, apa ada yang salah dengan syaratku? "Itu terserah pada Adnan, bagaimana Adnan apa kamu setuju?" tanya om Kenan pada anaknya "Ya aku setuju," ucap Adnan datar Setelah itu kami pun membicarakan pernikahan. Dan semua sepakat melangsungkan pernikahan 2 minggu lagi, aku setuju saja mungkin lebih cepat lebih baik, bukan aku yang memintanya tetapi Adnan lah yang memintanya, mau gak mau aku menurut dan persiapan akan disiapkan oleh orangtuaku dan orangtua Adnan. **** Aku melupakan masalah pernikahanku sejenak dengan mengerjakan banyak tugas kantor yang harus kuselesaikan hari ini. Aku menyibukan diri dikantor tak mau memikirkan pernikahanku yang akan berlangsung hari sabtu besok. Segala persiapan sudah 70% selesai. Resepsi Pernikahan akan dilaksanakan di hotel dan acara pernikahan ini mengundang banyak orang, mengingat om Kenan adalah orang terpandang yang memiliki banyak perusahaan. Dan aku hanya mengundang Lina dan Rere teman dekatku dikantor dan teman-teman sekolahku dulu juga ku undang. "Oyy calon pengantin kerja mulu gak cape apa," ucap Lina yang sudah duduk disampingku "Biarin," ucapku singkat "Nin nanti lo masih kerja disini kan?" tanya Rere sambil menarik kursinya kesamping dekatku. "Masih lah, gue kan masih ada kontrak disini," Lina dan Rere mengangguk. Lalu kami pun mengobrol sebelum kerja dimulai. Setelah jam menunjukkan pukul 8 Lina dan Rere kembali ketempatnya semula. Drrttt drtt hp ku bergetar disaku celanaku, aku pun mengambilnya dan segera membukanya From : Adnan Anin jangan lupa nanti siang kita fitting baju pengantin Ternyata Adnan yang mengirim pesan, oh ya hampir saja aku lupa dengan cepat aku membalasnya To : Adnan Iya. Setelah itu aku buru-buru melanjutkan pekerjaanku agar selesai saat waktu istirahat. Dengan cepat aku memasukkan barang-barangku karena jam menunjukan hampir 12 siang. Setelah itu aku meluncur keluar kantor untuk menemui Adnan di butik yang sudah ditentukan Adnan. Sesampainya dibutik aku langsung menemui Adnan yang sudah menungguku. Setelah itu kami pun masuk dan segera mencoba pakaian yang akan dikenakan saat akad dan resepsi nanti. Sudah banyak gaun yang kucoba dan akhirnya ada yang cocok untukku dan juga Adnan menyetujuinya. Kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 1 lewat aku pun langsung pamitan pada Adnan karena aku harus kembali ke kantor. Tadi Adnan sempat menawarkan mengantarkanku tetapi aku tolak karena aku membawa motor kesini. Dengan cepat aku melajukan motorku melewati jalan yang lumayan kosong karena siang hari. Dan akhirnya aku sampai juga di kantor walau sudah telat setengah jam dari jam istirahat kantor, pasti aku kena omel oleh bu Nindy. 

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Turun Ranjang

read
579.2K
bc

CEO Dingin Itu Suamiku

read
151.6K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

I Love You, Sir! (Indonesia)

read
261.1K
bc

Hate You But Miss You

read
1.5M
bc

Marriage Agreement

read
591.0K
bc

Akara's Love Story

read
260.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook