Saat kebahagiaan baru saja dirasa, seketika menguap. Dalam sekejap. Tanpa Emil tahu apa yang membuat sumber kebahagiaannya menolak untuk mempertahankan Emil dalam genggaman. Sudah cukup Emil berharap lebih pada hubungan yang menurutnya, hanya dirinya, satu-satunya yang melangkah maju. Sedangkan Dika, memilih berhenti, kemudian mundur. Sudah cukup juga air matanya terbuang percuma karena kesedihan. Sudah cukup waktu satu minggu ia berada di kota ini. Saatnya Emil kembali, dan mengakhiri semuanya. Percuma jika hubungan ini hanya Emil yang ingin mempertahankan. Keraguannya lebih besar dibanding rasa percaya. Ia, tidak mau lagi berharap padanya. Biar saja Dika pergi. Mungkin selama ini ia hanya terpaksa menjalani hubungan aneh dengan gadis aneh pula. Namun, sialnya adalah... Dika sudah mereb

