Keisha keluar dari pusat perbelanjaan kota itu dengan kesal. Tadinya ia sedang menemani Aina mencari sesuatu, tapi sekarang ia terpaksa berjalan sendirian karena Aina sudah buru-buru pergi tanpa menjelaskan apa pun padanya. Keisha berjalan lambat di trotoar. Memandangi sekeliling, mencari kesenangan yang bisa ia lakukan, tapi Keisha tidak bisa menemukan apa pun yang membuatnya bersemangat. “Ya udah, sekarang pulang aja, deh.” Keisha berjalan menuju halte. Ia refleks berjengit saat merasakan titik air di wajahnya. Kepalanya sontak menengadah ke langit. Matanya menangkap awan putih dan biru. Tidak ada mendung, tapi titik-titik air itu juga tak henti-hentinya jatuh dari langit. Hati Keisha mencelus seketika. Langkahnya semakin cepat menuju ke halte bus beberapa meter di depan. Kini titik-t

