“Kamu tampak kelelahan.” Gia menoleh dari kegiatan mencuci piringnya kepada sosok Gazain yang bergerak mendekat. Setelah argumen penuh ketegangan mereka tentang menggugurkan kandungan sebelumnya, Gia pilih kesibukan daripada meladeni percakapan dengan lelaki itu. Jujur saja, Gia memang lelah sejak adanya calon bayi dan calon ayah itu, Gazain seolah tanpa dosa menambah lelah Gia dengan tuntutan dan peraturan tak terbantahkan. “Aku memang cukup lelah.” “Mengapa memasak sebanyak itu?” “Aku suka memasak, aku senang makan masakanku,” jawabnya ringkas sambil meneruskan kegiatannya. “Jangan berpikir itu kulakukan untuk menyambutmu. Terlalu percaya diri tidak baik.” Gazain tadinya berniat mengambil alih cucian piring Gia, membiarkan perempuan itu rehat dari aktivitasnya. Gazain pribadi membuja

