Akhir Dari Cinta

Waktu menunjukan pukul 07.00 suasana universitas Gunadarma sudah sangat ramai karena akan melaksanakan apel pagi rutinitas yang rutin dilakukan setiap hari senin, para staff dan panitia termasuk anggota BEM sudah siap melaksanakan apel. “Selamat pagi anak-anak bagaimana kabar kalian hari ini? Setelah libur panjang bagaimana libur kalian? Teruntuk mahasiswa baru selamat datang di kampus kita semoga kalian menjadi penurus kakak tingkat kalian yang lebih baik dan semakin bisa memajukan kampus kita, dan untuk kakak tingkat semester akhir selamat atas tahun-tahun yang di lewati disini, dan sekarang saat nya kalian harus meninggalkan kami semua, belajar lah dengan giat agar lulus tahun ini dan bisa melanjutkan impian kalian,” ujar salah satu dosen. Setelah dosen memberi amanat amanat apel pagi pun selesai dan sekarang waktu nya anggota BEM memberikan aba-aba untuk mahasiswa baru memulai mada orientasi selama 3 hari dan di lanjutkan dengan kemah di kampus selama 3 hari. Dan selama OSPEK di lakukan di situ lah pertemuan antara Aurora dan Devandra di mulai karena mereka menjadi 1 tim saat kemah di kampus selama 3 hari, bahkan sangat sering berpapasan saat menjalani OSPEK walaupun mereka beda fakultas. “Maaf ini kalung nama anda tadi terjatuh di jalan saat anda bermain kucing-kucingan saya ada di belakang anda dan mencari anda dari tadi tapi tidak menemukan anda juga untung kita ketemu disini,” ucap Devandra. “Oh iya terimakasih pantes aja saya cari kemana-mana tidak ketemu waktu menelurusi jalan yang telah saya lewati saat mencari kalung nama saya,” jawab Aurora lembut sambil tersenyum manis. “Gila ini cewek manis banget, ramah banget lagi, kalo bisa berteman sama ini cewek enak kali ya seru kayak nya supel juga ini cewek sepertinya,” ucap Devandra dalam hati. “Woy lu ngapa jadi diem gini, ada yang salah kah? Dengan muka saya ada coretan di muka saya? Atau ada apaan? Kok sampe benggong gitu sih?!, gua nanya woy yaudah kalau begitu saya pamit ya,” tanya Aurora. “Ahhh emmm maaf-maaf deh tadi saya lagi pusing aja sedikit habis nabrak tembok tadi, ohh iyaudah kalau begitu silakan pergi dan hati-hati di jalan,” ujar Devandra. “Lah bocah ngapa ya, liat gua kayak habis liat hantu aja,” gumam Aurora sambil berjalan menjauh dari Devandra. Berbeda dengan Devandra yang masih saja berdiri terposona melihat gadis yang belum di kenalnya berjalan membelakanginya dan semakin tak terlihat pundaknya namun sambil bergumam sendiri “Andai aja gua bisa berteman sama dia asik kali ya?! Pengen banget punya temen cewek tanpa melibatkan perasaan huh,” harap Devandra. Beberapa detik Devandra masih saja termenung namun harapanya secara tiba-tiba buyar di karenakan bunyi bell yang mengisyratkan kepada seleruh mahasiswa baru untuk berkumpul dan membentuk tim agar ospek hari ini bisa di mulai kembali karena waktu istirahat telah selesai. “Sekarang waktu istirahat kalian sudah selesai cepat kembali ke tempat kalian sebelum hitungan ke 10, kalau sampai hitungan ke 10 kalian belum sampai ke tempat kalian akan saya berikan hukuman!” Tegas ketua BEM. “ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 masih ada yang belum datang, yang belum datang silakan memisahkan diri,” hitung ketua BEM. Benar saja pada hitungan tepat ke 11 Aurora baru sampai di lapangan karena Aurora sedang berada di WC untuk mencuci wajah nya yang mengantuk di karena kan semalem tidak bisa tidur nyeyak bukan hanya Aurora ada 10 orang yang telat bersama Aurora dan mendapatkan hukuman bersama. “Hei kamu yang disana kemari, saya mau membisikan hukuman untuk kalian maju satu persatu!” perintah ketua BEM. Lalu satu persatu dari mereka maju mendekati ketua BEM untuk melaksanakan tugas yang di berikan ada berbagai tugas seperti menari di depan kumpulan kelompok, menyatakan cinta dengan seseorang yang tak di kenal, berdansa dengan seseorang yang tak di kenal dan mencari cara untuk menarik perhatian panitia. Sedangkan Aurora mendapat bagian untuk menyatakan cinta dengan seseorang bernama Davendra Dipta anak fakultas menajemen yang tidak di ketahuinya “Aurora tugas kamu menyatakan cinta dengan pria bernama Devandra Dipta anak fakultas manajemen dengan cara memberikan bunga sepatu dan cari sendiri bunganya dimana?” perintah ketua BEM. “Lah bisa nawar gitu tugasnya kak?” pinta Aurora dengan raut wajah memelas. “Ga ada udah sana cari orang bernama Devandra, dia sama kayak kamu anak baru juga dia itu aja clu nya dan mengenai bunga sepatu ada di belakang taman,” ujar ketua BEM. “Yailah kak, ga sekalian aja nyuruh saya jadi tukang rumput?” tawar Aurora. “Udah sana buruan kerjain waktu kamu 20 menit lho, kalau 20 menit belum selesai kamu bakan lebih malu dari ini! Kamu mau?” desak ketua BEM. “Ah iya iya kak, jangan s***s-s***s ngapa kak, ntar cepet tua! Belum tua ajah udah ada kerutan tuh di kelopak mata,” ledek Aurora sambil berlalari menjauhi ketua BEM. “Yee anak itu ya, ga ada otak nya malah ngeledek bukan nya takut! Awas aja kalo nanti ketemu lagi dan aku jadi mentor mu habis kau!” gumam ketua BEM. Selagi Aurora ke taman belakang mencari bunga sepatu sambil melihat ke kanan dan ke kiri bertanya ke sana kemari untuk mengetahui cowok bernama Devandra, tanpa disadari teryata saat aurora berada di taman di situ ada devandra juga yang sedang mencari ide untuk membuat kreasi kerajinan tangan untuk di berikan kepada kakak tingkat.  namun Aurora tidak menyadari bahwa dia berpapasan dengan Devandra, dan saat menemukan bunga sepatu tanpa fikir panjang Aurora langsung memetiknya melihat bangku di taman lalu Aurora duduk sudah sangat melelahkan baginya untuk muterin kampus itu namun sosok Devandra masih belum di temukan juga, sudah 15 menit berlangsung hukuman Aurora berjalan itu artinya waktu Aurora hanya tersisa 5 menit untuk menyelesaikan hukuman Suasana di taman sangat sepi membuat Aurora ingin melepaskan emosinya dengan cara berteriak. “Devandraaaaaaaaaaaaaaa lu siapa sih? Lu dimana sih? Gua gatau lu siapa gua juga gatau lu dimana kenapa gini banget sih hukuman yang gua terima ,” renggek Aurora. “Yang ngerasa namanya Devandra tolong lah muncul di hadapan gua, tolongin gua ngapa? Gua ga minta apa-apa sama lu, selain lu muncul di hadapan gua!,” pinta Aurora. Devandra yang merasa namanya terpanggil pun berbalik badan mencari sumber suara sambil berfikir siapa yang memanggil nama nya, saat sampai di bangku belakang taman Devandra melihat gadis yang sedang menunduk seakan meratapi nasibnya yang kalut. “Nona apakah anda yang memanggil nama saya tadi,” tanya devandra sambil menepuk pundak Aurora. Aurora pun tersadar dan mengangkat dagunya sambil termenung saat melihat kehadiran seorang cowok di hadapannya, sambil bertanya dalam hati siapa laki-laki di depan nya saat ini. “Hah saya memanggil anda?” tanya Aurora.   ||bersambung.....||