“Lah memang bisa seperti itu? Mana mungkin bisa! Sudahlah saya minta maaf atas perbuatan saya kemarin sudah membuat anda malu!” desak Aurora.
“Sudahlah menjauh anda! Ngapain juga saya selalu bertemu anda? Kayak ga ada orang lain aja di dunia ini selain anda!” omel Devandra.
“Segitu bencinya anda sama saya? Sampai-sampai menyuruh saya menjauh huh! Saya beneran kemaren itu saya minta maaf bagaimana lagi? Saya pun tidak mau begitu! Siapa yang mau di suruh nembak cowok! cowok yang tidak di kenal pula! Cuman saya bisa apa? Itu perintah yang di suruh! Dan saya pun tidak tau kenapa cowoknya harus anda?”
“Yasudahlah lupakan saja, toh udah terjadi kan?” cetus Devandra.
“Tapi maaf in dulu!” bujuk Aurora.
“Emang apa yang mau di maafkan?” sindir Devandra.
“Anda tidak melakukan kesalahan bukan?” sindir Devandra lagi.
“Yaudah lupakan aja lah saya males mengingatnya! Di suruh kumpul tuh kita!” Ujar Devandra sambil berjalan menjauhi Aurora.
Semua kelompok sudah berkumpul melaksanakan tugas yang di berikan oleh panitia mereka berpencar mencari Makanan yang di sembunyikan dalam 1 tim terdiri dari 2 orang.
“Karena sudah sore jadwalnya kalian makan! Kalian mau makan?” Tanya ketua BEM.
“Mauuuuuuuuu,” jawab orang-orang serentak.
“Tapi kalian tidak akan mendapatkannya begitu aja!” jelas ketua BEM.
“Yahhhhh,” rintih mahasiswa serentak.
“Kalian harus mencarinya sendiri! memutarin kampus! Kami semua sudah meletaknya! Enak tidak enak itu tergantung keberuntungan kalian?! Sekarang kalian berpencar 1 tim 2 orang kalian atur sendiri orangnya ga boleh dari kelompok lain, makanan yang kalian dapatkan kalian kumpulkan,” perintah ketua BEM.
Pembagian timpun selesai dan semua tim sudah mulai berpencar mencari makanan begitupun dengan tim Devandra.
“Kenapa lu lagi sih? Ngintil mulu! Gua tuh gamau satu tim sama lu! Gua gamau liat lu! Malah lu lagi lu lagi? s**l amat gua!” lontar Devandra.
“Lah ya mana saya tau! Yaudah sih gua bisa kok nyari sendiri! Yaudah lu ga perlu nyari sama gua!” gumam Aurora sambil berjalan menjauhin Devandra.
“Apan sih tuh cowok gitu amat! Ga jelas marah-marah terus! Yaudah ya gua sih ga butuh-butuh amat!” gumam Aurora dalam hati.
“Nah gitukan enak ga ada beban gua! Huh sangat melelahkan rebahan aja lah di kursi taman sambil memandangi langit sore!” ucap Devandra dalam hati sambil berjalan menuju taman.
Aurora yang sudah lelah mencari kesana kemari baru menemukan beberapa snack saja kelelahan lalu beristirahat sejenak di bawah pohon di lapangan basket, sambil melihat orang-orang bermain basket sambil bergumam dalam hati.
“Kenapa sih itu cowok gitu banget!” rintih Aurora.
“Dah lah gausah di fikirin! Emang salah gua juga!”
Meskipun Devandra bersikap begitu sebenernya hatinya merasa kasian pada gadis tersebut namun sampai sekarangpun aku belum tau namanya siapa?!
Devandra berjalan menuju kelas namun saat di tengah jalan Devandra tidak sengaja melihat Aurora yang sedang melamun di lapangan basket tersebitlah niat usil Devandra untuk mengagetkannya.
“Dorrrrrrrrrrrrrrr,” ucap Devandra sambil tertawa karena melihat wajah kaget Aurora.
“Hahahahhahahahahahahaha,” masih tertawa terbahak-bahak.
“Woy lu kesambet apan sih! Jail amat jadi orang,” geram Aurora.
“Selow dong keep calm mbanya,” canda Devandra.
“Kalem-kalem kepalalu!” murka aurora sambil berjalan menjauhi Devandra.
Tangan Aurora pun di tahan Devandra mengajak damai dan bertanya nama gadis cantik itu.
“Ehh tunggu dulu! Gua belum tau nama lu! Yailah kita temen katanya masa marah sih gitu aja!” ucap Devandra.
“Lepasin tangan gua woy!” ujar Aurora.
“Yaudah yaudah nama lu siapa? Kita impas sekarang!” bisik Devandra
“Aurora,” ketus Aurora.
“Yaudah kita ke kelas aja!” usul Aurora dan Devandra bersamaan.
Saat sampai di kelas dan berkumpul ternyata teman-teman mereka sudah berada di sana semua menunggu Aurora dan Devandra yang baru dateng lalu siap membagikan makanan yang di dapatkan.
“Woi kalian cepat! Lama amat di tungguin dari tari juga!” sindir teman satu tim.
“Buruan mau dapet makanan ga! Makanan apa yang kalian dapatkan?” tanya teman satu tim lainnya.
“Iyaaaa iyaaa ini kita dateng! Gua dapet snack enak nih bengbeng, rumput laut, lays dan roti ...., hayo kita bagi rata!” jawab Aurora.
“Ehh nanti malam mau ada acara buat kita-kita!? Jadi nanti sholat mahgrib dan isya berjamaah! Terus kelapangan!” kata teman satu tim lainnya.
“Lu kata siapa begitu?” tanya Devandra.
“Tadi kata ketua BEM ngomong sama gua! Katanya sampaikan juga ke temen satu kelompok gitu!” jawab ketua tim.
“Oh yaudah okay deh” jawab orang-orang serentak.
Malampun tiba penggumumanpun sudah di umumkan untuk cepat pergi ke lapangan yang sudah di sediakan karena ini adalah hari terakhir dan juga puncak acara.
“Okay semuanya sekarang sudah kumpul semua ini adalah puncak acaranya!” tutur ketua BEM.
“kita buat api ungun aja yaa! Kita bernyayi, menyalakan kembang api dan menerbangkan lampion pengharapan saja oke!” tutur ketua BEM.
Para mahasiswa dan mahasiswa bertebaran dimana-mana ada yang sibuk menyalakan api unggun ada yang ngerumpi, ada yang sibuk selfi dan para panitia membagikan kembang api dan lampion kepada satu kelompok.
Bagian Aurora yang menerbangkan lampiom bersama Devandra dan mereka diberi kertas kecil untuk menulis pengharapan untuk satu tahun kedepan.
“Woi nih kertas! Tulis pengharapan kalian biar nanti gua sama Devandra yang bikin lampionnya sama nerbanginnya! Kalian kebagian kembang apikan!” Tanya Aurora.
Setelah semuanya selesai menulis harapan di kertas impianpun Aurora mulai melipat-lipatnya memberinya tali agar bisa di gantungkan di setiap sisi lampion.
Kembang api di nyalakan dengan sorak gembira para mahasiswa dan mahasiswi begitupun dengan lampion di terbangkan secara bersamaan, waktu pun menunjukan pukul 23.30 itu artinya seluruh mahasiswa dan panitia harus segera beristirahat.
Mentaripun datang yang artinya sudah waktunya bagi peserta baru yang sudah menyelesaikan ospek harus bergegas pulang kerumah masing-masing untuk beristirahat, Aurora pun menunggu dadynya menjemput di depan gerbang kampus sambil bermain handphone.
“Telfon daddy aja kali ya?! Lama banget daddy!” gumam Aurora sedih.
“hallo dad! Udah ada dimana? Lama banget sih dad? Aku udah cape mau rebahan!?” tanya Aurora.
“Iya ini lagi di jalan Ra! Tunggu sebentar lagi sampai” tutur Ganendra sambil mematikan telfon.
“Lah belum juga jawab! Udah di matiin aja!” desis Aurora.
Saat sedang menunggu Ganendra datang, Devandra yang melihat Aurora duduk melamun membuatnya kepo dan menghampirinya lalu bertanya mengapa dia masih ada disini.
“Kok lu ga pulang sih Aurora?” tanya devandra.
“Lagi nungguin bokap gua jemput!” tutur Aurora.
“Owalah mau gua temenin ga nunggunya!” ucap Devandra.
“Gamau udah gausah lu pergi aja! Mampus gua nanti di ledekin!” protes Aurora.
“Dih padahal gua niat baik lho! Di tolak nih?” desis Devandra.
Saat sedang asik mengobrol orang yang di tunggu-tunggupun datang dan apa yang di takuti Aurora pun terjadi.
“Ra, cepat masuk! Momy sudah menunggumu! Siapa tuh? Cowokmu yang di bangga-banggakan itu!?” tanya Ganendra.
||bersambung........||